Layanan Psikologi Kampus di NTT Belum Maksimal

Imanuel Lodja | Kamis, 09/11/2023 18:53 WIB

Sejumlah kasus bunuh diri terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Khususnya di bulan Oktober 2023 ini ada sejumlah kasus yang dialami mahasiswa bahkan pelajar. Warga Desa Penfui Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang mendatangi kost mahasiswa Unika yang ditemukan tewas gantung diri, Senin (30/10/2023).

KATANTT.COM--Sejumlah kasus bunuh diri terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Khususnya di bulan Oktober 2023 ini ada sejumlah kasus yang dialami mahasiswa bahkan pelajar.

Ada 3 mahasiswa dari perguruan tinggi berbeda yang mengakhiri hidup mereka sendiri sebulan itu. Dua kasus itu terjadi di Kota Kupang dan 1 lainnya terjadi di Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Tidak ada fakta tunggal yang mendorong seseorang untuk bunuh diri. Dalam kasus ini mencuat beberapa faktor penyebab para mahasiswa ini memilih jalan akhir seperti itu.

Dua mahasiswa di Kota Kupang misalnya, polemik personal dan perkuliahan diperkirakan jadi pemicu. Sedangkan di dalam lingkungan kampus sendiri dinilai tak ada tempat bagi mahasiswa untuk terbuka menyampaikan tekanan yang mereka alami, berbanding dengan tuntutan yang mereka dapati selama kuliah.

Baca juga :

Dosen psikologi dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Indra Yohanes Kiling di ruang kerjanya, Kamis (9/11/2023) menekankan dalam lingkungan kampus sendiri dituntut oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk memiliki layanan psikologis.

Menurut Indra layanan psikologis harusnya sudah mulai berfungsi di semua kampus yang ada di NTT sesuai Undang-undang Pendidikan dan Layanan Psikologi yang sudah disahkan Juli 2022 lalu.

Namun menurut Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana ini layanan tersebut justru semata jadi pelengkap tercapainya penilaian akreditasi.

Layanan ini muncul berkala dan biasanya tak berfungsi pasca pemeriksaan atau evaluasi akreditasi. "Ada fakultas yang punya tapi ada juga baru bikin kalau ada evaluasi akreditasi. Ini yang harusnya diseriusi bukan dipikirkan belakangan," jelasnya.

Fungsi layanan psikologi ini sebenarnya bisa bertujuan untuk mendalami penyebab mengapa performa Indek Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa anjlok, atau mengapa tunggakan administrasi terjadi, maupun berbagai hal lainnya yang bisa dideteksi dari mahasiswa.

Masalah performa mahasiswa ini yang juga diduga dialami 2 mahasiswa di Kota Kupang yang berujung pada kasus kematian akibat bunuh diri.

Menurutnya ini menjadi pekerjaan rumah atau PR bagi semua kampus untuk lebih bisa mendeteksi lebih cepat kebutuhan mahasiswa secara psikis dan mencegah risiko kehilangan nyawa.

"Kita selalu tipikal memikirkan fisik tapi pelayanan untuk mental jadi nomor ke sekian maka jadi PR lagi untuk kita," ungkapnya.

Pada September sebelumnya seorang siswi SMA di Timor Tengah Utara (TTU) pun nekad mengakhirinya hidup. Peran dari guru bimbingan konseling atau guru BK dalam layanan konseling lebih bisa dipertegas lagi di seluruh sekolah. Peran guru BK mungkin punya kemampuan untuk konseling, kata dia, tetapi perlu ada gerakan yang masif lagi.

Menurutnya perlu disesuaikan jam-jam khusus bagi mahasiswa, siswa, maupun juga para pekerja sekedar untuk berbicara lepas dan saling mendengar pengeluhan satu dengan yang lainnya.

Indra menyebut ini seperti kelompok atau komunitas positif yang bertemu dan membangun komunikasi yang tujuannya untuk menumbuhkan empati.

"Haruslah itu dibuat di kantor, di sekolah, nantinya terbiasa agar orang yang tertutup bagaimana pun, begitu satu lingkaran itu sudah berbagi cerita maka dia pun akan bercerita," tukasnya.

Menurutnya masyarakat saat ini memerlukan ruang untuk berbagi pengeluhan dan berbicara mengenai kondisi kerja di kantor atau tekanan atasan, maupun pasangan.

"Seminggu sekali atau sejam untuk berbicara atau berbagi pengeluhan. Luangkan waktu untuk berbicara bersama, bebas tanpa tema, itu pendekatan di Amerika seperti itu," tambah Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana ini.

TAGS : NTT Kasus Bunuh Diri Psikolog Kampus