• Nusa Tenggara Timur

Jumat Curhat Ajang Dosen dan Mahasiswa FKM Undana Curhat Soal Penerimaan Polri

Imanuel Lodja | Senin, 06/11/2023 11:32 WIB
Jumat Curhat Ajang Dosen dan Mahasiswa FKM Undana Curhat Soal Penerimaan Polri Irwasda Polda NTT, Kombes Pol I Made Sunarta didampingi Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol Deonijio de Fatima serta sejumlah pejabat utama Polda NTT dan Kapolsek Kelapa Lima, AKP Jemy O. Noke saat Jumat Curhat Ki kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana, Jumat (3/11/2023).

KATANTT.COM--Polda NTT kembali melakukan kegiatan Jumat Curhat, Jumat (3/11/2023). Kegiatan kali ini berbeda karena Jumat Curhat digelar di kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Undana.

Jumat Curhat dipimpin Irwasda Polda NTT, Kombes Pol I Made Sunarta didampingi Karo Ops Polda NTT, Kombes Pol Deonijio de Fatima serta sejumlah pejabat utama Polda NTT dan Kapolsek Kelapa Lima, AKP Jemy O. Noke.

Dalam sesi dialog yang berlangsung santai, sejumlah dosen dan mahasiswa menanyakan terkait rekrutmen anggota Polri. Sejumlah dosen dan mahasiswa juga menyampaikan keluhan dan berbagai hal terkait layanan kepolisian.

"Apakah kami lulusan FKM bisa menjadi anggota Polri dan bagaimana tindakan terhadap oknum anggota Polri yang masih menggunakan nepotisme dalam rekrutmen anggota Polri," ujar Marwan (22), mahasiswa semester I FKM Undana.

Hal yang sama ditanyakan Putri Handayani, mahasiswi semester VII yang mempertanyakan peluang sarjana FKM mengikuti seleksi Polri jalur SIPSS karena selama ini jarang sarjana kesehatan masyarakat diterima.

Andreas Umbu Roga, dosen FKM meminta bantuan anggota Polri ditempatkan dalam kampus. Ia juga minta perhatian Polri untuk penertiban pesta sampai larut malam di Kelurahan Oesapa karena pesta selalu menggunakan musik hingga larut malam dan miras menyebabkan tindak pidana.

"Kami minta polisi patroli saat pesta karena ada musik dan Miras dan di Oesapa sering terjadi tindak pidana efek pesta dan miras," ujarnya.

Dionisia, mahasiswi asal Kabupaten Manggarai curhat terkait polisi yang berjudi di kampungnya padahal polisi jadi contoh. "Bagaimana tindakan dari institusi terhadap oknum yang bermain judi," tandas mahasiswi semester III ini.

Iva Atika Sari, mahasiswi semester I FKM Undana menyentil soal krisis kepercayaan masyarakat pada Polri pasca kasus Ferdi Sambo. "Bagaimana mengembalikan kepercyaan masyarakat," ujarnya.

Masyarakat, ujarnya masih takut melapor ke polisi sehingga ia mempertanyakan jaminan keamanan bagi pelapor. Ia juga menyarankan agar polisi rutin melakukan patroli agar ada rasa aman dan nyaman.

Putri Handayani, mahasiswi semester VII juga menanyakan sistem tilang di Kota Kupang serta kasus TPPO yang harus diwaspadai. "Bagaimana jika ada yang mau bekerja atas kemauan sendiri karena masalah ekonomi apakah masuk unsur TPPO," tandasnya.

Irwasda Polda NTT Kombes Pol I Made Sunarta mengapresiasi masukan dan curhat dosen dan mahasiawa FKM Undana.

Irwaada Polda NTT Kombes Pol I Made Sunarta menyebutkan bahwa Jumat curhat di FKM Undana merupakan yang pertama kegiatan di kampus. Ia juga menyambut baik keluh kesah mahasiswa ke polisi dan tidak perlu ke kantor.

"Sehari-hari kami menerima pengaduan masyarakat dan bersama Propam, kami mengawasi kinerja kepolisian," ujarnya.

Untuk itu, kegiatan ke kampus dilakukan karena polisi mau mendengar curhatan mahasiswa dan keluhan terhadap polisi agar bisa disampaikan.

Irwasda Polda NTT Kombes Pol I Made Sunarta pun menyebarkan nomor handphone dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan keluhan terkait pelayanan kepolisian.

Terkait penerimaan anggota Polri, Irwasda Polda NTT Kombes Pol I Made Sunarta minta agar sarjana bisa mengikuti seleksi anggota Polri dari jalur sumber sarjana.

Namun pihaknya mengingatkan agar mempersiapkan diri dari sisi kesehatan, jasmani dan pengetahuan. "Perlu persiapan matang dan berlatih. Jangan percaya calo. Persiapkan diri dengan baik sehingga bisa berkompetisi. Jangan percaya bujuk rayu oknum yang tidak bertanggungjawab," tegas I Made Sunarta.

Irwasda Polda NTT Kombes Pol I Made Sunartajuga minta Kapolsek Kelapa Lima agar mengaktifkan patroli rutin di kawasan kampus. Terkait dengan keluhan terhadap anggota Polri, masyarakat diberikan kesempatan menyampaikan dengan bukti yang kuat dan bukan fitnah.

Ia pun berjanji kalau pihaknya akan menertibkan pesta dan miras yang merugikan orang lain namun butuh dukungan masyarakat. "Apalagi ada tindak kriminal maka akan ada sanksi," ujarnya.

Di sisi lain, Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta Polisi RW akan diberdayakan. Namun masyarakat diminta harus menjadi polisi bagi diri sendiri dan jadi contoh di masyarakat.

Polisi juga tetap menjadi contoh. Untuk itu, jika ada polisi yang terlibat maka akan ditindak tegas sesuai aturan.
"Jika (polisi) melanggar kode etik maka diproses oleh Propam dan tindak pidana diproses dengan pidana umum. Jangan takut laporkan pelanggaran polisi tapi harus dengan bukti dan bukan fitnah," tambah Irwasda.

Kabid Propam Polda NTT Kombes Pol Dominicus Savio Yempormase membeberkan data sejumlah anggota Polri yang ditindak karena menjadi calo penerimaan anggota Polri.

"Kami tidak main-main. Yang terlibat calo casis Polri akan diproses. Masuk polisi tanpa biaya," tegas Kabid Propam.

Terkait masalah perjudian, Propam pun menindak beberapa oknum anggota di Ngada, Malaka dan Manggarai Timur. "Tidak ada (anggota) yang lolos jika melakukan pelanggaran hukum. Langsung diproses," tegasnya.

Prof Dr Apris Adoe, dekan FKM Undana juga mengapresiasi kegiatan Jumat Curhat di FKM Undana. FKM sendiri mempunyai 2.776 mahasiswa dan 60 dosen dengan 3 prodi yakni prodi psikologi, prodi ilmu kesehatan masyarakat, prodi S2 kesehatan masyarakat.

Ia bersyukur karena FKM jadi yang pertama dari 9 fakultas di Undana yang dikunjungi Polda NTT. Ia berharap kunjungan tersebut bukan saja Jumat Curhat namun juga rutin dilakukan.

FOLLOW US