• Nusa Tenggara Timur

KLB Rabies di Sikka, Lima Kecamatan Diisolasi

Imanuel Lodja | Senin, 05/06/2023 08:15 WIB
 KLB Rabies di Sikka, Lima Kecamatan Diisolasi Salah seorang petugas dari Dinas Pertanian Tanaman pangan dan Peternakan Kabupaten Sikka meberikan suntikan anti rabies kepada seekor anjing yang sementara dipegang pemiliknya di Desa Wolowiro Kecamatan Paga,, Kamis (8/3/2018 lalu). Pulau Flores dan Lembata adalah daerah endemik rabies di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang tersebar di 9 kabupaten.

KATANTT.COM--Keadaan Luar Biasa (KLB) rabies di Kabupaten Sikka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang telah ditetapkan dua pekan lalu telah mengisolasi lima kecamatan di daerah tersebut.

Kelima kecamatan yang terkonfirmasi ditemukan adanya dugaan penyebaran rabies antara lain Kecamatan Alok, Alok Barat, Alok Timur, Kangae dan Kecamatan Nelle.

"Upaya yang sudah dilakukan melokalisir wilayah yang sudah teridentifikasi yang sedang diuji laboratorium ada rabiesnya ada Lima kecamatan yang kami isolasi," kata Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo yang dihubungi Senin (5/6/2023).

Bupati yang akrab dipanggil Robby ini menjelaskan upaya lain yang telah dilakukan untuk pencegahan meluasnya rabies adalah memberikan edukasi dan himbauan kepada masyarakat agar dapat mengikat atau mengandangkan hewan pembawa rabies khususnya anjing milik masyarakat.

Selain itu katanya, saat ini sedang dilakukan vaksinasi terhadap anjing-anjing yang dilakukan oleh petugas vaksinator dari Dinas Peternakan Sikka. "Yang paling dibutuhkan saat ini adalah kesadaran masyarakat, kalau mereka sayang binatangnya maka harus dirawat dengan melakukan vaksinasi," ujarnya.

Ia mengklaim Pemerintah Sikka telah menjalankan Standar Operasi Prosedur (SOP) dalam penanganan pencegahan rabies di daerah tersebut yang telah diterapkan KLB Rabies. Disampaikan Robby, Flores adalah endemik rabies, sehingga ancaman wabah rabies sangat tinggi. "Daerah kami ini Flores pada umumnya selalu terancam rabies karena populasi anjing juga tinggi, karena orang flores suka piara anjing," kata Robby.

Ia menerangkan, pemberian vaksin sangat penting sebagai langkah pencegahan. Untuk itu bantuan vaksin dari pemerintah pusat yang sudah diterima sebanyak 3000 dosis secara bertahap sudah langsung didistribusi oleh vaksinator untuk melakukan vaksin terhadap anjing milik warga.

Untuk tenaga vaksinator disampaikan Robby telah disiapkan enam orang yang setiap harinya melakukan vaksin terhadap hewan anjing. "Tapi kita juga lagi melatih tenaga vaksinator lainnya untuk bisa menambah tenaga vaksinator," jelasnya.

Disampaikan Roberto, harapannya vaksinasi terhadap hewan anjing di Sikka harus mencapai 70 persen dari jumlah populasi anjing sebanyak 55 ribu ekor.

Ia berhadap agar masyarakat di Sikka bisa mematuhi instruksi untuk mengikat anjing atau mengandangkan anjing agar bisa mendapatkan vaksinasi dari petugas. Tetapi bagi pemilik anjing yang mampu agar bisa melakukan vaksinasi secara mandiri. "Karena jika semuanya berharap dari pemerintah maka akan kesulitan di anggaran untuk pengadaan vaksin," jelasnya.

Ia menambahkan berdasarkan laporan ada 30 kasus gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies yang tersebar di lima kecamatan. Dari 30 kasus tersebut ada dua orang yang dirawat karena suspect rabies dan satu orang meninggal dunia.

Robby ini menjelaskan penetapan KLB rabies di Sikka sudah sejak dua pekan lalu menyusul adanya seorang anak perempuan berusia empat tahun yang meninggal pada awal Mei 2023 lalu akibat terkena gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies.

Bocah perempuan tersebut adalah warga Desa Habi, Kecamatan Kangae yang meninggal pada 8 2023 dengan gejala terinfeksi rabies. Temuan kasus rabies tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel organ anjing yang mengigigit korban meninggal yang dinyatakan positif rabies.

FOLLOW US