KATANTT.COM--Jalan panjang perjuangan petaka kasus Montara yang mencemari Laut Timor sejak Oktober 2009 silam, belum banyak diketahui publik. Bagaimana suka, duka dan perjuangan yang penuh dengan air mata akan dikisahkan oleh Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanoni secara berseri.

Suatu hari pada pertengahan tahun 2010 telepon saya berdering dan ketika saya menjawab ternyata ada seorang wanita menggunakan Bahasa Inggris dan sampaikan bahwa nama nya adalah Christine Mason.

Christine adalah seorang DR dan sebagai pengajar Hukum Internasional yang bertugas di Bond University-Queensland. Christine juga sampaikan pada saya bahwa dia banyak membaca berita-berita di Australia tentang nama saya yang terlibat keras dalam kasus tumpahnya Minyak Montara di Laut Timor.

Christine katakan bahwa kasus Montara itu harus terus diperjuangkan dan dia bersedia untuk bekerja sama dengan saya untuk mengangkat kasus Montara itu kepada masyarakat dunia. Akhirnya pada bulan September tahun 2010 Christine Mason datang ke Kupang dan tinggal di Hotel Sasando.

Singkatnya saya mengundang beberapa orang teman untuk kita bertemu dan membicarakan tentang kasus Montara ini yang pada akhirnya dibuatlah Surat Klaim Penelitian tentang Dampak Tidak Terkendalinya Pelepasan Hidrokarbon Terhadap Perairan dan Masyarakat Timor Barat di anjungan kepala Sumur Montara!

Surat ini langsung ditandatangani antara lain DR Christine Mason dan seorang sobat kami Bung Frans Dj Tulung,SH dan ditujukan kepada Perdana Menteri Australia Julia Gillard dan PTTEP AA.

Terima Kasih Kami Rakyat Nusa Tenggara Timur yang terekena dampakTumpahan Minyak Montara kepada TUHAN Yang Maha Kuasa Pencipta Langit dan Bumi Atas Berkat dan Anugerah-Nya kepada kami. (bersambung)