• Nasional

Gubernur NTT Klaim Berhasil Turunkan Stunting dari 42 Persen Jadi 17,7 Persen

Semy Andy Pah | Kamis, 19/01/2023 09:04 WIB
 Gubernur NTT Klaim Berhasil Turunkan Stunting dari 42 Persen Jadi 17,7 Persen Presiden Joko Widodo saat memberikan arahan kepada para Kepala Daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Tahun 2023 bertajuk Penguatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor, Selasa (17/1/2023).

KATANTT.COM--Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengklaim selama empat tahun kepemimpinanya berhasil menurunkan angka stunting dari 42 persen turun menjadi 17,7 persen.

"Untuk penanganan masalah stunting di Provinsi NTT sejauh ini sudah terus dilakukan dengan baik. Saya bersama bapak Josef Nae Soi dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur NTT pada tahun 2018 saat itu angka stunting di NTT berada pada 42 persen dan hingga saat ini sudah turun menjadi 17,7 persen," kata Viktor Laiskodat di Jakarta, Selasa (17/1/2023).

Orang nomor satu di NTT ini berada di Jakarta guna menghadiri Rakornas Kepala Daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Tahun 2023 bertajuk "Penguatan Pertumbuhan Ekonomi dan Pengendalian Inflasi" di Sentul International Convention Center (SICC), Kabupaten Bogor.

"Ini tentunya bukti hasil kerja keras dan juga semangat kolaboratif antara Pemerintah Daerah bersama stakeholder juga TNI dan Polri bersama anggota masyarakat dalam penanganan stunting ini,kami juga terus berupaya agar angka stunting bisa turun di single digit," jelas Viktor lagi.

Pihaknya kata Viktor, juga terus melakukan pengembangan tanaman kelor yang memiliki kandungan gizi melimpah untuk diberikan kepada ibu hamil dan juga anak-anak untuk pencegahan stunting.

Menurut Viktor, salah satu upaya agar masyarakat bisa keluar dari masalah kemiskinan adalah dengan pemanfaatan program pada sektor pertanian, peternakan, perikanan, UMKM dengan melalui pengelolaan anggaran daerah dengan tepat dengan perencanaan yang tepat pula.

Ia menambahkan bahwa mulai dari perencanaan hingga pengelolaan anggaran di sebuah daerah harus dikerjakan pada potensi atau kekuatan ekonomi dari daerah tersebut.

"Kita beberapa waktu lalu juga melakukan rapat bersama Forkopimda dan dinas teknis terkait untuk peningkatan ekonomi masyarakat dan salah satunya yang kita terus kerjakan adalah Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) dan saat ini kita sedang menuju pada 300.000 ha," jelasnya.

 Presiden Jokowi Tekankan Inflasi 

Presiden RI Joko Widodo pada kesempatan tersebut menegaskan kepada para kepala daerah dan jajaran Forkopimda mengenai pengendalian inflasi, pertumbuhan ekonomi, penanganan stunting, kemiskinan dan sejumlah isu penting lainnya.

"Kita patut syukuri bahwa angka inflasi kita saat ini berada di angka 5,5 %. Ini juga berkat kerja keras dari kita sekalian. Di negara-negara lain seperti di Uni Eropa ada yang inflasinya mencapai 9,2 % dan itu tinggi sekali. Saat ini yang menjadi menjadi momok semua negara adalah inflasi," jelas Jokowi.

Terkait dengan pengendalian inflasi ini, Jokowi minta kepada para gubernur, bupati serta walikota dan bank Indonesia agar memantau harga barang dan jasa di lapangan dengan sering-sering masuk ke pasar untuk cek harga beras, telur, daging ayam, tomat dan lain-lain. 

"Harus dicek dengan detail serta pihak BPS juga menginformasikan data apa adanya kepada kepala daerah sehingga dapat mengambil kebijakan yang tepat. Untuk kebijakan daerah seperti tarif PDAM dan tarif angkutan harus ditentukan dengan baik dan hati-hati karena juga dapat menyebaban inflasi," kata Jokowi.

Presiden Jokowi menambahkan bahwa ekonomi Indonesia meskipun dalam kondisi baik namun harus tetap hati-hati dan tetap kerja keras sebab tahun 2023 ini menjadi tahun ujian. "Jangan sampai kita keliru membuat kebijakan, dan saya minta agar tetap berbasis data dan fakta di lapangan," imbuhnya.

IMF menyampaikan pada tahun 2023 ini diprediksi sepertiga ekonomi dunia mengalami resesi ekonomi artinya kurang lebih 70 negara yang akan mengalami resesi ekonomi tersebut. Saat ini ini sudah 47 negara yang menjadi "pasien" IMF akibat pandemi dan perang.

Mengenai soal kemiskinan ini kita kerjakan sesuai target kita tahun 2024 itu  kemiskinan ekstrem berada di angka 0 %. Juga untuk perhatikan masalah stunting.

"Masalah stunting menjadi target penting untuk diselesaikan karena berkaitan dengan pengembangan SDM kita untuk masa depan negara. Tahun 2024 angka stunting harus berada dibawah 14%," tegas Jokowi.

Sementara Mendagri, Tito Karnavian menjelaskan, saat ini pertumbuhan ekonomi secara nasional terus menunjukkan angka positif. Berdasarkan laporan BPS (Badan Pusat Statistik) kuartal ketiga tahun 2022 (pertumbuhan ekonomi) mencapai angka 5,7 persen.

Tito Karnavian menambahkan, tingkat inflasi juga dapat dikendalikan dengan baik, hal ini sesuai dengan laporan perkembangan inflasi secara year to year oleh BPS yaitu pada September 2022 sebesar 5,95 persen, Oktober 2022 turun menjadi 5,71 persen, November 2022 menjadi 5,42 persen, dan Desember 2022 naik sedikit menjadi 5,51 persen.

FOLLOW US