• Nusa Tenggara Timur

Gubernur NTT Launching Operasional Mesin Biomassa di Kabupaten TTS

Semy Andy Pah | Kamis, 24/11/2022 07:37 WIB
 Gubernur NTT Launching Operasional Mesin Biomassa di Kabupaten TTS Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Timor Tengah Selatan sekaligus melaunching operasional mesin di Desa Oetuke Kecamatan Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan, Selasa (22/11/2022).

KATANTT.COM--Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Timor Tengah Selatan sekaligus melaunching operasional mesin di Desa Oetuke Kecamatan Kolbano Kabupaten Timor Tengah Selatan, Selasa (22/11/2022).

Mesin biomassa sendiri adalah salah satu program PT PLN (Persero) bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) dan Universitas Nusa Cendana (Undana) guna mendukung program co-firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Orang nomor satu di NTT ini menegaskan pemanfaatan potensi di NTT melalui pengembangan hutan energi harus dapat direalisasikan hingga pada pertumbuhan ekonomi masyarakat.

"Pemanfaatan hutan energi untuk pengembangan lamtoro guna menghasilkan biomassa harus efektif untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kita. Saya sangat senang atas kerja sama hebat antara PLN bersama Universitas Nusa Cendana dan Pemerintah Provinsi NTT yang kini sudah melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan kawasan hutan energi dalam menghasilkan biomasa untuk co-firing PLTU Bolok," kata Viktor.

Ia mengapresiasi model kerja kolaborasi yang sangat bagus bukan hanya untuk menambah suplai energi saja tetapi berpartisipasi menciptakan lapangan kerja, mempercepat pertumbuhan ekonomi dan ini juga untuk mengurangi angka kemiskinan.

"Kita harapkan ke depannya dapat menambah mesin produksi biomasa sehingga kita bisa menghasilkan 200 ton biomassa per hari. Dengan demikian bila dengan harga Rp 600 per kg dan dikalikan dengan 200 ton (200.000 kg) maka dapat menghasilkan Rp 1,2 miliar per hari," jelasnya.

Viktor berharap terus juga dikembangkan dan replika mesin tambahan untuk dapat digunakan sehingga partisipasi aktif dari 9 desa lainnya guna menghasilkan biomassa. Dengan demikian pada Mei 2023 nanti sudah bisa menghasilkan 200 ton biomassa per hari.

"Kita juga akan kembangkan bukan hanya menghasilkan biomassa untuk energi listrik tetapi juga untuk peternakan rakyat," ungkapnya.

Ia juga menyebut elektrifikasi listrik sebagai penopang ekonomi masyarakat dalam hal ini listrik sebagai infrastruktur untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.

Sementara itu, Ketua Program Pengembangan Hutan Energi Prof Fred Benu mengatakan, dari 2 unit mesin akan menghasilkan daya sebesar 16,5 megawatt dengan kebutuhan 523 Ton per unit. Dan 2 unit mesin ini maka butuh biomasa kering untuk substitusi batubara dalam proses co-firing.

"Kita juga melihat potensi bagian selatan Pulau Timor ini punya potensi pengembangan lamtoro untuk peternakan rakyat dan co firing. Luas lahan disini mencapai 3.000 ha yang dapat dimanfaatkan untuk program transformasi hijau. Jadi kita bangun integrasi program ini untuk biomassa pada suplai co-firing dan peternakan rakyat," ungkap Prof Fredrik.

Rektor Undana Dr Maxs U.E. Sanam menjelaskan, kerja sama terkait dengan co-firing biomassa ini sangat luar biasa dengan Desa Oetuke sebagai desa contoh pilot project pemanfaatan co-firing.

"Ini nerupakan bagian dari Peranan Kampus pada pengabdian bagi masyarakat melalui kolaborasi Undana bersama Pemerintah Provinsi NTT serta PLN. Ini juga membuka ruang bagi kampus dan mahasiswa serta akademisi untuk mengembangkan ilmu di luar kampus sesuai dengan model pembelajaran Kampus Merdeka (Merdeka Belajar)," jelasnya.

Ditempat yang sama, General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Provinsi NTT Fintje Lumembang menjelaskan, pemanfaatan biomassa untuk co-firing PLN sangat mendukung program pemerintah menuju zero emisi pada tahun 2060 mendatang.

"Tahun ini PLN kita sudah punya 33 Pembangkit Listrik yang memakai teknologi Co-firing, 2 diantaranya ada di NTT. Ada 1 di PLTU Bolok dan di PLTU Ropa - Flores. Pemanfaatan hutan energi ini sangat menjanjikan sesuai dengan transmormasi energi green untuk menghasilkan biomassa menggantikan batubara," ungkap Fintje.

FOLLOW US