• Nasional

Jhon Seo dkk Raih AKJA 2022 Kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit NTT

Imanuel Lodja | Sabtu, 22/10/2022 08:52 WIB
 Jhon Seo dkk Raih AKJA 2022 Kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit NTT Jurnalis Tempo, Yohanis Seo mewakili rekan-rekan jurnalis yang tergabung dalam KJI NTT saat menerima penghargaan sebagai pemenang Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi (AKJA) 2022 kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit Nusa Tenggara Timur di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh, Jumat (21/10/2022) malam.

KATANTT.COM--Jurnalis Tempo, Yohanis Seo dan kawan-kawan (dkk) yang tergabung dalam Klub Jurnalis Investigasi (KJI) Nusa Tenggara Timur (NTT) terpilih sebagai pemenang Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi (AKJA) 2022 kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit Nusa Tenggara Timur.

Adapun karya jurnalis Yohanis Seo dkk yang berhasil meraih penghargaan ini berjudul Program Janggal Bedah Rumah Warga Miskin Kupang yang diumumkan Jumat (21/10/2022) di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh.

Anugerah Karya Jurnalistik Antikorupsi 2022 merupakan kerjasama Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA) diikuti jurnalis yang tergabung dalam Klub Jurnalis Investigasi (KJI) dan jurnalis lokal di wilayah Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Banten dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Terima kasih kepada ICW dan MaTa yang menggelar acara ini. Terima kasih juga kepada AJI Kota Kupang dan teman-teman KJI NTT. Penghargaan ini menjadi motvasi bagi kami untuk terus berkarya melawan korupsi di NTT," kata Jhon Seo, sapaan karibnya yang hadir menerima penghargaan di Kyriad Muraya Hotel, Banda Aceh.

Acara pengumuman pemenang AKJA 2022 yang disiarkan secara langsung melalui youtube dan zoom meeting langsung mendapat antusias anggota KJI NTT bersama Ketua AJI Kota Kupang, Marthen Bana serta sekretarisnya, Imanuel Lodja yang meyaksikan langsung dari Hotel Naka di Kota Kupang.

Ketua AJI Kota Kupang, Marthen Bana mengapresiasi penghargaan AKJA 2022 sebagai pembuktian bahwa karya jurnalis KJI NTT sudah sesuai standar dan kaidah jurnalis. "Terima kasih kepada teman-teman ICW, MaTa dan teman-teman KJI NTT," ujarnya.

Sementara Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian, mengatakan tahun ini Aceh menjadi tuan rumah pengumuman pemenang karya jurnalistik investigasi terbaik.

Menurut Alfian, kondisi demokrasi Indonesia saat ini bukan berkembang tapi malah menurun dengan kondisi oligarki negara atau pemerintah hari ini. Maka ke depan harapan peran jurnalis berkolaborasi dengan masyarakat untuk dapat menggerakkan gerakan antikorupsi.

"Di Aceh masalah korupsi sudah lama mengakar dan tidak ada habis-habisnya. Maka dari itu, baik dari sisi pemerintah maupun masyarakat pencegahan korupsi masih sangat perlu digalakkan termasuk juga penindakan oleh aparat," kata Alfian.

Wakil Koordinator ICW, Siti Juliantari Rachman, menyebutkan AKJA 2022 merupakan bentuk apresiasi bagi jurnalis di Aceh, NTT, Banten dan Sumut yang telah berupaya menghadirkan karya jurnalistik yang mengungkap banyak persoalan khususnya isu korupsi di wilayahnya masing-masing.

Siti Juliantari mengatakan jurnalis kerap kali mendapat intimidasi dan serangan ketika meliput dan mengangkat isu-isu korupsi dan persoalan yang cukup sensitif di daerah.

"Misalnya tahun ini yang saya dengar juga ada teman-teman yang mendapatkan intimidasi di doxing karena menuliskan menceritakan apa yang terjadi di lapangan," ujar Juliantari.

Menurut Juliantari, kerja-kerja investigasi memang begitu menantang dan belum banyak jurnalis yang melakukannya. Sehingga upaya ini perlu diapresiasi dengan harapan lebih banyak lagi jurnalis yang menuliskan cerita-cerita yang ditemukan di lapangan.

"Maka dari itu dibutuhkan peran dari jurnalis, kelompok masyarakat maupun masyarakat secara lebih luas untuk terlibat dalam gerakan antikorupsi," ujarnya.

Sementara itu, Sahabat ICW dari Internews Media, Firmansyah Syamsi, mengapresiasi digelarnya AKJA 2022. Menurut Firman, kegiatan seperti ini untuk memberikan penghargaan kepada jurnalis, aktivis, dan lembaga swadaya masyarakat yang telah membuat karya jurnalistik terkait isu-isu korupsi.

"Ini juga perhargaan untuk kerja-kerja kita yang selalu berupaya membuat liputan-liputan yang bernas, investigatif atau setidaknya indept reporting untuk terus mengawal proses jalannya kehidupan di wilayah kita masing-masing terutama dalam kaitan pelayanan publik sektor yang sangat banyak isu-isu korupsinya," jelasnya.

Adapun pemenang Kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terbaik berasal dari Banten, yakni KJI Banten yang diwakili Rasyid Ridho dengan judul karya, Membongkar Praktik Titip Menitip Siswa di Banten Seret Nama Anggota DPRD Hingga Camat (KJI Banten).

Kemudian, pemenang Kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit Sumatera Utara, adalah tim KJI Sumatera Utara yang diwakili judul karya Beda Merek Lelang Proyektor Kota Medan (KJI Sumut).

Selanjutnya, pemenang Kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorit Aceh, yakni tim KJI Aceh yang diwakili Iskandar dengan judul karya Dugaan Korupsi Wastafel Rp41,2 Miliar Disdik Aceh, Siapa Bermain? (KJI Aceh).

Terakhir, pemenang Kategori Karya Jurnalistik Antikorupsi Terfavorite Banten, yakni Diebaj Ghuroofie dengan judul karya, Honorer Siluman Tertutup Kasak Kusuk (Banten Pos).

FOLLOW US