• Nusa Tenggara Timur

Media Selami Potensi Panas Bumi Ulumbu: Meninjau Langsung Proyek Energi Terbarukan

Wilibrodus Jatam | Kamis, 19/06/2025 07:44 WIB
Media Selami Potensi Panas Bumi Ulumbu: Meninjau Langsung Proyek Energi Terbarukan Para Jurnalis di Wilayah Kabupaten Manggarai saat Meninjau Langsung Proyek PLTP Ulumbu (18/6/2025).

KATANTT.COM---Sejumlah awak media dari berbagai platform berkesempatan mengunjungi langsung Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di desa Sewo, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu, (18/6/2025).

Kegiatan Site visit pengembangan PT PLT Ulumbu (2x20 MW) ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai progres pengembangan energi panas bumi di Ulumbu yang menjadi salah satu andalan transisi energi bersih di wilayah tersebut.

Rombongan media disambut hangat oleh Asesmen Proyek PLTP Ulumbu, Roya Ginting di lokasi PLTP Ulumbu 2x2,5 MW. Dalam sambutannya, Ia menyampaikan pentingnya peran media dalam menginformasikan kepada publik mengenai potensi dan manfaat energi panas bumi.

"Kami sangat senang bisa mengajak rekan-rekan media untuk melihat langsung bagaimana energi panas bumi ini diolah menjadi listrik. Ini adalah upaya kita bersama untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan beralih ke sumber energi yang lebih ramah lingkungan," ujarnya.

Roya Ginting yang juga sebagai Kepala Teknis Panas Bumi (KTPB), menjelaskan bahwa geotermal merupakan sumber energi yang stabil dan dapat diandalkan, karena tidak bergantung pada faktor iklim yang tidak menentu seperti sinar matahari, air dan angin. 

"Geotermal adalah sumber energi yang bersih dan berkelanjutan. Ketersediaan sumber energinya tidak berubah, tidak seperti pembangkit listrik tenaga surya yang bergantung pada sinar matahari atau pembangkit listrik tenaga angin yang bergantung pada ketersediaan angin," katanya.

Ia juga mengatakan, Flores telah ditetapkan sebagai ikon pulau geotermal berdasarkan Keputusan Menteri ESDM No. 2268K/30/MEM/2017 tanggal 19 Juni 2017. 

Lebih lanjut Ia juga menyampaikan, khusus untuk kecamatan Satar Mese, potensi wilayah kerja panas bumi seluas 18 hektar. Ini  menunjukkan besarnya potensi energi geotermal di wilayah tersebut.

Para jurnalis diajak berkeliling meninjau beberapa fasilitas kunci PLTP Ulumbu, mulai dari sumur produksi panas bumi, unit separator, hingga turbin pembangkit listrik.

Tim bagian Komunikasi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLTP Ulumbu, Agradi Aryatama, menjelaskan secara rinci setiap tahapan proses, mulai dari ekstraksi fluida panas bumi dari perut bumi hingga menghasilkan listrik yang disalurkan ke jaringan.

Ia juga menjelaskan perbedaan antara geotermal dengan tambang. "Geotermal bukan tambang, karena cara kerjanya tidak melibatkan pengambilan bahan galian dengan menggali, mengebor, dan mengangkut material yang meninggalkan lubang besar," jelasnya.

Ia juga berharap media dapat memperoleh informasi langsung dan mendalam mengenai teknologi, dampak lingkungan, manfaat ekonomi, serta progres keseluruhan dari pembangunan PLTP Ulumbu.

"Ini juga menjadi kesempatan untuk menjawab berbagai pertanyaan dan klarifikasi terkait isu-isu yang mungkin muncul seputar proyek ini," ungkapnya.

Salah satu momen menarik adalah saat media diajak melihat langsung uap panas bumi yang keluar dari sumur. Para jurnalis tampak antusias mengajukan berbagai pertanyaan terkait teknologi, dampak lingkungan, hingga kapasitas produksi PLTP Ulumbu.

"Kami ingin memastikan bahwa proyek ini berjalan dengan prinsip keberlanjutan dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat sekitar," tambah seorang jurnalis dari media Ide Nusantara, Patris Agat.

Selain meninjau fasilitas teknis, rombongan juga diberikan pemahaman mengenai program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di sekitar area proyek. Hal ini menunjukkan komitmen pengembang tidak hanya pada aspek teknis, tetapi juga pada pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat lokal.

Site visit ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman publik mengenai energi panas bumi sebagai solusi energi masa depan, serta mengikis berbagai miskonsepsi yang mungkin ada. Dengan transparansi informasi, diharapkan dukungan terhadap pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi akan semakin meningkat.

Selain para jurnalis, kegiatan ini juga dihadiri juga Kepala Desa Wewo dan Lungar, Pendamping PKH di wilayah tersebut, Tokoh Pemuda, dan juga Pendamping Kelompok Tani masyarakat setempat.

FOLLOW US