• Nusa Tenggara Timur

Pemuda Katolik-AJI Kupang Kolaborasi Berikan KKD Terkait Hoaks Menuju Pemilu 2024

Reli Hendrikus | Sabtu, 02/12/2023 18:52 WIB
 Pemuda Katolik-AJI Kupang Kolaborasi Berikan KKD Terkait Hoaks Menuju Pemilu 2024 Ketua Komcab Pemuda Katolik, Theodora Ewalda Taek dan Ketua AJI Kupang, Djemi Amnifu berkolaborasi pada Kursus Kepemimpinan Dasar (KKD) bagi puluhan pemuda katolik dalam masa penerimaan anggota (Mapeta), menuju Pemilu 2024 di Biara Hati Kudus Oesapa, Sabtu (2/12/2023).

KATANTT.COM--Pemuda Katolik Komisariat cabang (Komcab) Kota Kupang bangun kolaborasi bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kupang dalam Kursus Kepemimpinan Dasar (KKD) bagi puluhan pemuda katolik dalam masa penerimaan anggota (Mapeta), menuju Pemilu 2024.

Kegiatan yang berlangsung di Biara Hati Kudus Oesapa, Sabtu (2/12/2023), AJI Kota Kupang, dihadirkan sebagai pemateri.

Ketua Komcab Pemuda Katolik Kota Kupang, Theodora Ewalda Taek dalam kesempatan itu mengatakan,melalui kegiatan yang diselenggarakan selama tiga hari ini ada hal penting melalui materi-materi yang di bawahkan para narasumber termasuk AJI Kota Kupang sebagai bekal dasar bagi mereka.

Seperti halnya berkaitan dengan informasi pemberitaan yang sangat dibutuhkan sebagai pencerahan bagi pemuda katolik. " Ditengah kondisi fakta dan hoaks kita ketahui bersama berjalan beriringan, dan bahkan informasi hoaks lebih kencang dadi pada fakta," kata Ewalda.

Oleh karena itu, lanjut Ewalda sangat dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak diantaranya AJI Kota Kupang yang pernah melakukan FGD dan pemuda katolik diundang sebagai peserta waktu itu guna sebagai agen dalam mengkanter akan sebuah informasi yang fakta dan yang hoaks.

Sementara itu Ketua AJI Kota Kupang, Djemi Amnifu dengan materinya berjudul "Antara fakta dan hoaks menuju Pemilu 2024 yang bermatabat" mengatakan, melihat perjalanan dua pemilu sebelumnya, patut diwaspadai informasi sesat juga bakal merebak di pemilu 2024. Kementerian Kominfo mencatat, jumlah informasi sesat merangkak naik mendeka tahun pemilu meskipun jumlahnya tak sebanyak tahun 2019.

"Ada banyak isti lah untuk menyebut yang satu ini: hoaks, informasi palsu, manipulasi informasi, disinformasi, misinformasi, malinformasi. Kami di Alisansi Jurnalis Independen (AJI) ingin menyederhanakannya dengan menyebutnya sebagai informasi sesat. Artinyaya, informasi yang sengaja direkayasa sedemikian rupa menjadi sesat dengan tujuan memengaruhi opini dan tindakan khalayak," jelasnya,

Dikatakannya, Kementerian Kominfo menemukan, ada 1.318 informasi sesat poli k sepanjang periode 2016 - Desember 2022. Rinciannya, ada 62 informasi sesat poli k di tahun 2018, meningkat tajam 928 di tahun 2019, turun menjadi 240 di tahun2020, turun dras s menjadi 38 di tahun 2021, dan menggeliat menjadi 50 di tahun 2022.

Melihat catatan di tahun 2019, musim semi informasi sesat memuncak di tahun pelaksanaan pemilu. Oleh karena itu, alarm kewaspadaan perlu kita bunyikan sejak dini.Seperti apakah informasi sesat yang akan beredar di pilpres 2024? .

"Lansekap informasi sesat di pilpres 2019 yang notabene merupakan pilpres terdekat sebelumnya rasanya bisa kita jadikan pelajaran untuk mengan sipasi segala bentuk informasi sesat yang akan muncul di 2024.

Untuk itu, kita bisa menengok studi yang dilakukan Dewi Sad Tanti dan MT Hidayat tentang Ragam dan Pola Sebaran Hoaks Jelang Pemilihan Umum Serentak tahun 2019 yang diterbitkan dalam Jurnal Visi Komunikasi, Mei 2020. Studi ini melakukan analisis terhadap 1.467 informasi sesat yang dikumpulkan Kementerian Kominfo sepanjang Januari - April 2019," jelasnya.

Ia mengaku, hasil penelitian menyebutkan,sebaran Informasi Sesat Meningkat Jelang Pencoblosan Pilpres 2019 digelar serentak di seluruh Indonesia pada 17 April.

Kementerian Kominfo mendapatkan data, produksi informasi sesat menunjukkan peningkatan dalam beberapa bulan sebelumnya dan memuncak pada bulan April.

Di bulan Januari ditemukan 175 informasi sesat. Di bulan Februari jumlahnya meningkat menjadi 353. Lantas, meningkat lagi menjadi 453 di bulan Maret. Puncaknya adalah bulan April yaitu 486 .

"Pemilu serentak 2024 akan digelar pada 14 Februari. Melihat apa yang terjadi di 2019, waspadai peningkatan sebaran informasi sesat sejak November 2023," katanya.

"Jika dicerma hari per hari, persebaran informasi sesat di 2019 naik di hari-hari menjelang dan setelah pencoblosan. Oleh karena itu, di 2024 waspadai hari-hari seminggu menjelang pencoblosan dan seminggu setelah pencoblosan," sambungnya.

Untuk itu, tambahnya, hoaks dan disinformasi seperti dimaksud, secara sederhana, ada dua kategori informasi sesat, yaitu hoaks dan disinformasi. Hoaks adalah informasi yang seluruhnya kabar bohong.

Sementara, disinformasi adalah informasi yang ada benarnya sekaligus kelirunya. Informasi hoaks perlu di-debunk atau dibantah dengan menunjukkan bukti sebaliknya. Sementara, disinformasi perlu diluruskan atau diklarifikasi duduk soal dan konteks kesalahannya.

FOLLOW US