• Nusa Tenggara Timur

Jadi Primadona Tekan Stunting, Pemprov NTT Ajak TNI Jemput Produk Kelor hingga ke Desa

Imanuel Lodja | Jum'at, 14/07/2023 17:56 WIB
Jadi Primadona Tekan Stunting, Pemprov NTT Ajak TNI Jemput Produk Kelor hingga ke Desa Daun kelor

KATANTT.COM--Kelor atau marungga (Moringa Oleifera L) menjadi tanaman primadona Pemerintah Provinsi NTT dalam memperbaiki gizi masyarakat dan menekan angka stunting.

Berbagai upaya pun dilakukan pemerintah Provinsi NTT dalam memberdayakan tanaman kelor mulai dari gerakan menanam kelor hingga produksi makanan dan minuman berbahan dasar kelor.

Di NTT, tanaman kelor dikembangkan sebagai komoditi lokal unggulan yang merupakan sumber pangan yang mengandung nutrisi dan senyawa bio-aktif tinggi.

Pemerintah Provinsi NTT berusaha mengangkat potensi kelor sebagai salah satu komoditas pangan unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Tidak hanya berorientasi ekonomi, kelor juga diharapkan menjadi pangan unggulan untuk mengatasi persoalan kekerdilan (stunting) pada anak-anak NTT.

Daun kelor dipercaya banyak orang sebagai bahan yang sangat bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Selain sebagai sayur pendamping makanan sehari-hari, juga diolah untuk pengobatan herbal. Kelor digunakan untuk the, sebuk, ice cream hingga bahan kapsul pengobatan.

Karakteristik NTT yang cocok untuk tanaman kelor membuat pemerintah daerah bertekad untuk terus mendorong pengembangan kelor melalui pemberdayaan seluruh potensi masyarakat dan melibatkan berbagai pihak.

Di NTT ada dua jenis kelor yakni kelor hijau dan merah yang telah terdaftar di Pusat Perlindungan dan Pendaftaran Varietas Tanaman pada tahun 2019.

Pemerintah Provinsi NTT juga menargetkan mengekspor daun kelor sebanyak 1.000 ton per tahun ke Afrika. Sejumlah sentra kecil di desa dan kabupaten di NTT pun menyiapkan aneka produk berbahan dasar kelor.

Kabid Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Provinsi NTT, Mathias M. Beeh, SStPar, saat diwawancara wartawan di Hotel Aston Kupang, Jumat (14/7/2023) menyebutkan kalau saat ini sejumlah produk kelor tersedia di sejumlah sentra kecil di desa atau kabupaten. “Seluruh produk kelor ada di seluruh kabupaten,” ujarnya.

Agar ketersediaan produk tersebut tetap terjaga maka pemerintah provinsi NTT membangun sinergi agar produktivitas kelor bisa didorong pemanfaatannya bukan saja untuk konsumtif tetapi juga di pasar nasional.

Salah satu pihak yang digandeng adalah TNI. “Kerjasama dan sinergi dengan TNI untuk melakukan kolekting dari masyarakat karena kelor ada di dsa-desa. Saat ini TNI ada di desa untuk menjemput produk kelor sehingga akan menjadi kolaborasi,” ujarnya.

Harapannya, produk kelor bisa tersedia di dapur kelor Dekranasda untuk ditampung dan didistribusikan atau dijual. Mathias Beeh juga mengakui kalau gubernur dan wakil gubernur terus mendorong produk kelor sebagai produk luar biasa untuk dilakukan eksport.

Dinas PMD Provinsi NTT mensupport selain dari penguatan desa melalui BUMDes untuk pemberdayaan sumber daya yang ada di daerah, tetapi juga pembuatan dan produksi melalui mesin pengering dan mesin pengepul.

Pihaknya berharap tiap desa menciptakan produk luar biasa untuk potensi kelor. “Desa kita berdayakan untuk menciptakan produk kelor,” tandasnya.

Di seluruh daerah di NTT memiliki potensi kelor luar biasa. “Namun bagaimana potensi kelor dibuat menjadi sebuah produk unggul yang bisa dilakukan kolaborasi,” tandasnya.

Di tingkat provinsi melalui dekranasda, seluruh produk kelor di tamping. “Semua desa punya potensi untuk menjadi role model dalam pemanfaatan kelor,” tambahnya saat ditanya soal desa yang menjadi role model pemanfaatan kelor.

“Tinggall bagaimamana keberlanjutan dan butuh networking serta kerjasama dilakukan agar proses penjualan tidak mandeg di tingkat kabupaten dan pemerintah provinsi NTT siap melakukan upaya memberdayakan stakeholder yang ada,’ tegas Mathias Beeh.

Tanaman kelor pun bukan saja untuk meningkatkan ekonomi tetapi juga pemenuhan gizi masyarakat terutama agar masyarakat tidak mengkonsumsi produk instan dari toko.

Ia berharap masyarakat disadarkan terkait potensi yang harus diberdayakan karena ada peluang untuk dikembangkan. “Kita sadarkan masyarakat karena NTT masih dalam stunting yang lumayan tinggi sehingga pemenuhan gizi keluarga lebih baik dan pemprov NTT melakukan kolaborasi dengan semua pihak terkait agar menekan stunting,” ujarnya.

FOLLOW US