• Nusa Tenggara Timur

Belasan Rumah Dibongkar Pemprov NTT, Puluhan Anak dan Lansia di Besipae TTS Tidur di Hutan

Imanuel Lodja | Minggu, 23/10/2022 16:32 WIB
Belasan Rumah Dibongkar Pemprov NTT, Puluhan Anak dan Lansia di Besipae TTS Tidur di Hutan Sejumlah warga Besipae yang berada di luar rumah pasca rumah mereka dibongkar paksa Pemprov NTT, Minggu (23/10/2022).

KATANTT.COM--Ratusan warga termasuk puluhan anak-anak dan lansia yang mendiami kawasan Besipae di Desa Linamnutu, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, harus tinggal dalam hutan dengan beratap pohon usai rumah mereka dibongkar Pemprov NTT.

Ada 19 rumah warga di Kawasan Besipae yang diklaim lahan Pemprov NTT yang dibongkar pada Kamis (20/10/2022) lalu dengan mendatangkan Polisi Pamopraja, dan aparat Polres TTS serta Brimob bersenjata lengkap.

Data yang diterima dari masyarakat Pubabu yang rumahnya dibongkar, tercatat ada 132 warga termasuk anak-anak 46 orang dan lansia dari 23 Kepala Keluarga yang kehilangan tempat tinggal akibat pembongkaran rumah tersebut.

"Jumlah rumah (yang dibongkar)19 unit, jumlah KK, 23 KK, jumlah penduduk 86 orang (dewasa dan lansia), anak-anak 46 orang," kata Daud Selan, salah seorang warga Pubabu, Minggu (23/10/2022).

Menurut Daud saat ini ada ratusan jiwa yang kehilangan tempat tinggal karena rumah mereka dibongkar oleh Pemprov NTT. "Bongkarnya hari kamis (20/10), mereka bawa Pol PP, polisi, brimob datang gusur," ujarnya.

Ia mengatakan, saat ini ratusan warga tersebut kebingungan karena rumah mereka telah digusur oleh pemerintah yang menklaim lahan seluas 3.780 hektar di Kawasan Besipae. "Sekarang kita bingung mau tinggal dimana, karena rumah yang mereka (Pemprov NTT) kasih mereka bongkar lagi," ujarnya.

Ia menerangkan, saat ini ratusan jiwa masyarakat yang rumahnya dibongkar Pemprov NTT hanya bisa berteduh dan tinggal di bawah pohon. "(Masyarakat) lagi tinggal di bawah pohon, hujan juga mandi hujan, bayi, balita dan lansia semua diguyur hujan, terus mau tinggal dimama," kata Daud.

Saat ini tambah Daud, masyarakat sangat membutuhkan terpal agar bisa dijadikan tempat bernaung. Apalagi sekarang sudah memasuki musim hujan. Kesulitan masyarakat tersebut juga terekam dalam video warga yang viral dijagat media sosial.

Dalam beberapa video terekam sejumlah anak berteduh dibawa puing rumah yang telah dibongkar. Mereka berteduh dibawa atap rumah yang temah dibongkar saat hujan. Begitupun dengan para lansia hanya bisa terdiam di puing bekas atap rumah yang dibongkar.

Disampaikan Daud bahwa rumah yang dibongkar sebanyak 19 unit rumah. Dari 19 unit rumah tersebut terdapat 12 rumah yang dibangun oleh Pemprov pada tahun 2020 kepada masyarakat. Tapi kini rumah pemberian tersebut justru dibongkar kembali. Bahkan kata Daud, bahan bangunan dari 12 rumah yang dibongkar seperti seng diambil dan dibawa oleh Pol. PP setelah membongkar.

Sementara Pemprov NTT dalam keterangan kepada media yang disampaikan Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah, Alex Lumba, Sabtu (22/10/2022) sore menjelaskan bahwa lahan yang diklaim Pemprov NTT seluas 3.780 hektar di kawasan Besipae tersebut akan dimanfaatkan untuk.program pembedayaan masyarakat.

"Pemerintah dalam kaitan dengan program pemberdayaan masyarakat di lokasi itu selalu salah," kata Alex tanpa merinci jenis program pemberdayaan yang hendak dilakukan Pemprov NTT di Kawasan Besipae.

Ia mengatakan selain itu, terjadi penganiayaan terhadap kepala Instalasi Peternakan Provinsi NTT yang dilakukan sekelompok orang saat eksavator hendak melakukan pekerjaan jalan. Sengketa lahan yang diklaim Pemerintah Provinsi NTT di Kawasan Besipae, Desa Linamnutu ini telah berlangsung sejak 2020 lalu.

Pemprov NTT mengklaim memiliki lahan seluas 3.780 hektar di Kawasan Besipae. Padahal ada ratusan masyarakat juga yang telah mendiami kawasan tersebut menolak klaim Pemprov NTT.

FOLLOW US