• Nusa Tenggara Timur

Polwan Pertama di Alor yang Jadi Kapolsek, Dedikasikan Diri jadi Orang Tua Asuh Anak Stunting

Imanuel Lodja | Kamis, 01/09/2022 19:19 WIB
Polwan Pertama di Alor yang Jadi Kapolsek, Dedikasikan Diri jadi Orang Tua Asuh Anak Stunting Kapolsek Alor Barat Daya,Iptu Jeane Sakalla bersama anak-anak asuhnya yang sebagian adalah penderita stunting bersama orangtunya di Mako Polsek Alor Barat Daya.

KATANTT.COM--Menjadi Polwan pertama sebagai Kapolsek di wilayah hukum Polres Alor, NTT menjadi tantangan tersendiri bagi Iptu Jeane Sakalla, SH. Sejak Maret 2022, dipercayakan Kapolda NTT menjadi Kapolsek Alor Barat Daya, Polres Alor.

Dengan tekad pengabdian yang kuat, lulusan Dikmaba Polwan tahun 2001 ini menjalankan tugas pimpinan Polri. Iptu Jeane Sakalla mulai memetakan persoalan di masyarakat di wilayah hukum Polsek Alor Barat Daya.

Sebagai seorang Polwan dan ibu, Iptu Jeane melihat kondisi kesehatan masyarakat. Peran sebagai pembina Kamtibmas tetap menjadi nomor satu, namun peran kemasyarakatan juga menjadi pekerjaan rumah yang ia juga harus selesaikan.

Jeane mengawali tugas kemasyarakatannya melalui program menjadi orang tua asuh bagi anak-anak stunting di wilayah sekitarnya. Di Mako Polsek Alor Barat Daya, Iptu Jeane Sakalla juga mendirikan Pojok Baca Masyarakat.

Iptu Jeane yang pernah mengikuti pelatihan perlindungan anak dan hak-hak anak dan pelatihan advokasi berbasis gender ini berinisiatif untuk mengambil peran dalam penanganan stunting.

"Saya menyadari persoalan stunting ini sudah menjadi isu global Indonesia, sehingga perlu percepatan penanganannya," ujar Iptu Jeane saat ditemui, Kamis (1/9/2022).

Iptu Jeane yang sempat mengikuti pendidikan pengembangan spesialis perwira pertama Polwan PPA dan pemegang sertifikasi kompetensi penyidik tindak pidana umum ini menyebutkan bahwa pada tahun 2022 angka stunting Indonesia cukup tinggi, yaitu 24,4 persen.

"Bahkan Presiden Joko Widodo telah berkomitmen bahwa pada tahun 2024 nanti angka stunting di Indonesia harus berada di angka 14 persen," tandas perwira lulusan pendidikan pengembangan umum (Dikbangum) sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan XLVI tahun 2017 ini.

Berdasarkan data yang dirilis kelompok kerja (Pokja) penanganan stunting NTT pada 18 Februari 2022, angka stunting di NTT juga masih cukup tinggi. Angka stunting di NTT mengalami kenaikan 1,1 persen dari tahun 2021, sehingga berada di angka 22,0 persen di tahun 2022.

Sedangkan untuk Kabupaten Alor, angka stunting pada tahun 2022 berada di angka 15,6 persen, atau sebanyak 2.555 anak stunting.
Untuk Kecamatan Alor Barat Daya sendiri, jumlah anak stunting di tahun 2022 sebanyak 294.

"Kami sungguh menyadari bahwa persoalan stunting di masyarakat bukan saja menjadi urusan pemerintah tapi persoalan stunting adalah persoalan bangsa yang harus dituntaskan bersama dan membutuhkan kolaborasi di semua kalangan," tandas mantan PS Kanit PPA Satreskrim Polres Kupang Kota ini.

Setelah melihat cukup banyaknya anak stunting di Kecamatan Alor Barat Daya, maka mantan PS Panit 1 Unit 2 Subdit 3 Ditresnarkoba Polda NTT ini mengambil inisiatif ikut berperan dalam program penurunan angka stunting di Kecamatan Alor Barat Daya.

Gerakan yang dilakukan mantan PS Panit II Binmas Polsek Maulafa ini melalui pemberian makanan tambahan bagi 20 anak stunting. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari Senin hingga Jumat, pukul 08.00 – 10.00 wita, di Mako Polsek Alor Barat Daya.

Selanjutnya, setiap 2 minggu sekali, anak-anak stunting binaan Polsek Alor Barat Daya ini dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh Tim medis dari Puskesmas Moru.

"(Pemeriksaan kesehatan) ini untuk memantau perkembangan kesehatan dan pertumbuhan anak-anak stunting tersebut," tandas mantan PS Kaur Ren Subbag Renmin Biro Log Polda NTT ini.

Untuk penanganan stunting di Polsek Alor Barat Daya, awalnya diambil data balita stunting dari Puskesmas Moru. Selanjutnya dipilih 20 anak stunting untuk menjadi anak asuh Polsek Alor Barat Daya.

Selain itu, untuk pembiayaan dan pengadaan bahan makanan dilakukan secara swadaya dari seluruh anggota Polsek Alor Barat Daya. "Kami menyisihkan sebagian dari gaji anggota untuk pengadaan bahan makanan tambahan," ujar mantan Pamin 1 Subbag Renmin Biro Log Polda NTT ini.

Dalam pengelolaan makanan bagi anak asuh juga dilakukan secara gotong royong oleh seluruh anggota Polsek Alor Barat Daya. Pengolahannya dilakukan secara bergantian ketika anggota Polsek tersebut lagi tidak berdinas/lepas piket.

Jenis makanan tambahan bagi anak stunting binaan Polsek Alor Barat Daya juga bervariasi berupa bubur kacang hijau, bubur sayur-sayuran (bubur marungga ditambah labu kuning), telur ditambah dengan ikan goreng.

Dirikan Pojok Baca Masyarakat

Selain peduli pada masalah stunting, Iptu Jeane Sakalla yang pernah mengikuti pendidikan kejuruan dasar bintara Reskrim serta pelatihan pencegahan dan penanggulangan trafficking ini juga mendirikan pojok baca masyarakat di Mako Polsek Alor Barat Daya.

"Kami terinspirasi membangun pojok baca masyarakat di Mako Polsek Alor Barat Daya untuk mencerdaskan masyarakat terpencil di kawasan perbatasan RI – Timor Leste melalui peningkatan literasi masyarakat, peningkatan minat baca anak-anak dan masyarakat," ujarnya.

Pihaknya menyadari, hanya dengan membaca buku, masyarakat bisa mengetahui seluruh dunia tentang banyak hal, baik itu ilmu pengetahuan maupun keterampilan praktis bagi masyarakat.

"Karena Buku adalah jendela dunia," tandas Polwan pemegang tanda jasa Satya Lencana Kesetiaan 8 tahun, tahun 2009 ini.

Lokasi pojok baca yang disiapkan adalah dengan memanfaatkan bekas rumah dinas Kapolsek Alor Barat Daya. Pihaknya merenovasi secara swadaya melibatkan semua anggota Polsek Alor Barat Daya agar bisa digunakan sebagai ruang baca, juga menempatkan berbagai buku bacaan.
Kebutuhan buku bacaan juga diadakan secara swadaya.

Jeane dan anggota juga mencari bantuan seadanya dari berbagai pihak, yang bersedia memberikan bantuan. Bantuan buku bacaan diperoleh dari gubernur NTT, Kapolda NTT, Kapolres Alor, Samsat Alor, Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPP POLRI) Polda NTT, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi NTT dan pihak lain dari unsur masyarakat umum.

Jeane dan anggota pun berupaya membagi waktu antara pelaksanaan tugas kepolisian dan tugas tambahan dalam mendampingi penanganan stunting dan pojok baca masyarakat.

Kapolsek bersama seluruh anggota Polsek Alor Barat Daya sejak awal sudah berkomitmen bahwa mau memberi diri untuk bekerja ekstra melakukan tugas-tugas di luar tugas pokok sebagai seorang anggota Polri yang berdampak positif bagi masyarakat.

"Karena komitmen itu maka kami semua harus pintar-pintar membagi waktu, terutama ketika anggota yang sedang tidak berdinas/lepas piket, tetap terus berupaya untuk mengambil peran untuk mengurusi penyediaan makanan bagi anak-anak stunting dan pendampingan saat anak-anak berkunjung ke Pojok Baca Masyarakat," ujar Jeane.

Belum lama ini atas dedikasinya dan kepedulian dalam mencerdaskan anak bangsa, ia diganjar tanda penghargaan pelopor/pendiri pojok baca masyarakat di Mako Polsek Alor Barat Daya dari Dinas Kearsipan dan Perpustakaan NTT.

Impian Jeane dan anggotanya tidak muluk-muluk. "Kami ingin anak-anak di lingkungan Polsek Alor Barat Daya bebas dari stunting dan memiliki minat baca yang tinggi sehingga mereka bisa menjadi generasi yang membanggakan dan sehat serta pintar," tambah Iptu Jeane Sakalla.

Novi Demang, orang tua dari Balita Advent Demang (Salah satu balita stunting dampingan) mengaku merasa sangat bahagia atas perhatian dan bantuan yang diberikan oleh personil Polsek Alor Barat Daya.

"Saya juga berterima kasih kepada Kapolres Alor dan ibu, Kapolda NTT dan Ketua Bhayangkari NTT serta Gubernur NTT melalui Polsek Alor Barat Daya terhadap anak-anak stunting termasuk anak saya," katanya.

Ima Lape, orang tua dari balita Mateos Lalape juga menyampaikan apresiasi yang sama. "Sebagai orang tua dari anak stunting kami sangat bersyukur kepada Tuhan, karena melalui Polsek Alor Barat Daya, anak kami mendapat pelayanan penanganan anak stunting. Melalui kegiatan ini kami juga bisa belajar bagaimana menangani anak stunting, terutama dalam pemenuhan gizinya," ujar kata dua orang anak ini.

"Terima kasih kepada seluruh anggota Polsek Alor Barat Daya yang sudah membuat program penanganan anak stunting, kiranya Tuhan memberkati," ujar Yohana Litbagai yang juga orang tua dari Stevani Litbagai.

FOLLOW US