• Nusa Tenggara Timur

Peternak Babi di NTT Merugi Ratusan Miliar Akibat Serangan Virus AFS

Imanuel Lodja | Rabu, 27/07/2022 09:42 WIB
Peternak Babi di NTT Merugi Ratusan Miliar Akibat Serangan Virus AFS Wagub NTT, Josef Nae Soi saat membuka acara Kick Off Kampanye Keasadaran ASF dan Penyakit Hewan Menular Lainnya dalam Rangka Mendukung Pemulihan Sektor Babi di aula El Tari Kantor Gubernur NTT, Senin (25/7/2022).

KATANTT.COM--Jumlah ternak babi yang mati akibat virus African Swine Fever (ASF) yang dilaporkan secara resmi ke Dinas Peternakan Provinsi NTT mencapai 122.000 ekor.

"Kerugian diperkirakan mencapai ratusan miliar rupiah," kata Kepala Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly pada pembukaan Kick Off Kampanye Keasadaran ASF dan Penyakit Hewan Menular Lainnya dalam Rangka Mendukung Pemulihan Sektor Babi oleh Wagub NTT, Josef nae Soi di aula El Tari Kantor Gubernur NTT, Senin (25/7/2022).

Menurut Johanna, Pemerintah Provinsi telah melakukan berbagai upaya pencegahan dan pengendalian untuk mengatasi penyebaran Virus ASF.

"Diperkirakan ternak babi yang mati di seluruh NTT lebih dari yang dilaporkan secara resmi. Setelah berbagai upaya yang dilakukan, sampai dengan Juli 2022 ini, tidak ada lagi laporan kematian babi akibat ASF," jelasnya.

Ia menyebut bahwa acara hari ini bertujuan untuk membangkitkan kembali industri peternakan di NTT.

Sementara Wagub NTT, Josef Nae Soi saat membuka acara tersebut serangan virus ASF yang masuk NTT sejak tahun 2020 telah mengakibatkan populasi ternak babi di NTT menurun drastis.

Akibatnya bibit ternak babi semakin langka dan harga ternak serta daging babi melonjak tajam. Selain itu virus ini juga memiliki dampak psikologi sosial yang besar membuat masyarakat takut dan ragu untuk beternak babi lagi.

Acara yang dihelat oleh Prisma Indonesia bekerjasama dengan Dinas Peternakan NTT dilakukan secara luring atau ofline dan daring atau online.

"Kita jangan takut. Apa saja kita tidak boleh takut, waspada boleh. Apapun kejadiannya, apa saja yang namanya penyakit babi atau penyakit hewan menular lainnya, kita tidak boleh takut, tapi waspada. Dan kita harus mencari jalan keluarnya," kata Josef.

Karena itu, Josef mengajak masyarakat NTT untuk kembali memelihara ternak babi karena penyakit ASF yang ditakutkan telah mampu dikendalikan oleh Pemprov NTT. "Mari kita mulai bangkit, mari kita pelihara babi," ujarnya.

Pada ksempatan yang sama Pimpinan Prisma Indonesia, Mohazin Kadir menjelaskan Prisma dalam kemitraan dengan pemerintah berupaya agar semangat masyarakat untuk pelihara babi kembali bangkit.

"Kegiatan kampanye ini nantinya diharapkan dapat memulihkan kepercayaan diri masyarakat untuk pelihara babi dan meningkatkan pengetahuan masyarakat akan Virus ASF dan penanganannya," jelas Mohazin. (sp/biroadpimsetdantt)

FOLLOW US