• Nusa Tenggara Timur

Ibu Rumah Tangga di TTS Ditemukan Tewas Gantung Diri

Imanuel Lodja | Senin, 13/06/2022 16:03 WIB
Ibu Rumah Tangga di TTS Ditemukan Tewas Gantung Diri Anggota Polsek Kie sementara berada di rumah duka usia melakukan evakuasi dan olah tempat kejadian perkara terhadap IRT yang gantung diri.

KATANTT.COM--Baceba Selan (43), ibu rumah tangga yang juga warga RT 12/RW 06, Dusun III, Desa Belle, Kecamatan Kie, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), NTT ditemukan tewas dalam posisi gantung diri, Senin (13/6/2022).

Korban ditemukan tewas gantung diri di kebun milik Soleman Liunokas di RT 12/RW 06, Dusun III, Desa Belle Kecamata Kie, Kabupaten TTS.

Korban ditemukan meninggal dunia di pohon natbone dengan posisi tergantung dengan menggunakan kain sarung motif kotak-kotak warna merah dan biru.

Sejak Senin (13/6/2022), subuh sekitar pukul 03.30 wita, korban keluar rumah tanpa sepengetahuan suami dengan alasan untuk buang air kecil ( kencing).

Setelah kurang lebih 30 menit korban tidak kembali.

Oleh karena itu suami korban, Daniel Benu pergi mencari korban di sekitar rumah namun tidak ditemukan.

Suami korban kemudian masuk kembali mencari korban di rumah dan membangunkan anaknya dan saudara kandung korban, Agustinus Selan untuk membantu mencari korban.

Namun korban tetap tidak ditemukan hingga dua jam pencarian. Pada pukul 05.00 wita suami korban melihat korban sudah meninggal dunia.

Korban ditemukan tergantung di atas pohon natbone di belakang rumah kurang lebih 500 meter dari rumah.

Suami korban kemudian memberitahukan kepada keluarga dan pemerintah setempat.

Di lokasi kejadian ditemukan handuk warna biru sepanjang 4.9 meyer dari pohon Natbone.

Juga ditemukan kain sarung sisa yang digunakan korban untuk gantung diri di bawah pohon natbone.

Selain itu simpul atas menggunakan simpul mati jarak simpul atas keleher 1, 34 meter. Lingkar ikatan simpul atas 55 centimeter.

Panjang dari simpul atas ketanah 4,9 meter. Simpul leher ke tanah 3.45 meter, dari kaki kw tanah 2, 1 meter serta jarak lokasi kejadian ke rumah korban sekitar 500 meter.

Saat ditemukan, korban Baceba Selan menggunakan kaos lengan pendek warna abu-avu bertuliskan "Starbuck cofee Bali".

Korban menggunakan celana pendek warna merah motif polkadot. Menggunakan ikat pinggang dari selendang motif timor warna merah hati.

Lidah korban menjulur keluar panjang 1,5 centmeter dam mulut terbuka mengeluar cairan sirih pinang.

Pada bagian leher korban terdapat tali yang terbuat dari kain sarung motif kotak-kotak warna merah biru, simpul leher terletak di sebelah kanan leher dengan simpul mati. Panjang simpul di leher 30 centimeter.

Bekas ikatan pada leher lebar 2 centimeter dan dalam 1 centimeter.

Terdapat luka lecet di dagu bagian bawah dengan panjang 2 centimeter, lebar 0.5 centimeter. Pada leher korban terdapat kalung muti dan 1 peniti di kalung.

Diperoleh informask bahwa korban mengalami sakit sejak 20 tahun yang lalu dan terjadi pembengkakan dengan ukuran lingkar leher 34 centimeter.

Tidak ada tanda kekerasan pada tubuh korban dan korban diperkirakan meninggal dunia kurang dari 6 jam.

Kapolsek Ki`E, Ipda Sunaryo, SH, yang dikonfirmasi Senin (13/6/2022) menyebutkan kalau hasil olah TKP, pemeriksaan interogasi para saksi dan hasil visum luar jenasah yang dilakukan oleh dokter Puskesmas Kie bahwa pada tubuh korban tidak ditemukan tanda kekerasan.

"Diduga kuat korban Baceba Selan meninggal akibat gantung diri sesuai ciri-ciri fisik orang gantung diri yaitu lidah menjulur keluar, dari kemaluan korban mengeluarkan cairan bening," ujarnya.

Korban gantung diri menggunakan kain yang diikatkan pada ranting pohon natbone dihubungkan pada leher korban kemudian korban lompat dari pohon tersebut sehingga tali atau kain yang melilit leher korban memutus aliran pernapasan korban hingga korban meninggal dunia.

Dari hasil visum et repertum luar yang dilakukan oleh dokter Puskesmas Kie dr. Edgar M. Siahaan menerangkan bahwa pada tubuh korban tidak ada tanda kekerasan.

Korban meninggal kurang dari 6 jam dan penyebab kematian diduga kuat meninggal akibat gantung diri yang mana pada leher korban terdapat kain yang melilit leherkorban sehingga memutus jalan napas korban sehingga korban meninggal.

"Dari hasil interogasi dan olah TKP bahwa diduga kuat korban gantung diri akibat depresi karena korban menderita sakit hemoroid di leher korban yang tidak kunjung sembuh dan korban mengeluh sakit setiap ingin makan atau minum," tandas Sunaryo.

Keluarga korban menerima kematian korban karena kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan menolak untuk dilakukan otopsi atau bedah mayat serta tidak akan melanjutkan ke proses hukum.

Pihak keluarga menerima kematian korban dan bersedia memakamkan korban secara agama dan tata cara adat keluarga.

Pihak keluarga juga tidak akan melanjutkan keproses hukum dan bersedia membuat pernyataan penolakan korban dilakukan otopsi atau bedah mayat.

FOLLOW US