• Nusa Tenggara Timur

Dikubur Setahun Silam, Dokter Kepolisian Ekshumasi Jenazah Mr X di Sumba Barat

Imanuel Lodja | Senin, 16/05/2022 07:03 WIB
Dikubur Setahun Silam, Dokter Kepolisian Ekshumasi Jenazah Mr X di Sumba Barat Tim dokter kepolisian Bid Dokkes Polda NTT terdiri atas AKBP dr Edi Syahputra Hasibuan SpF MH.Kes (Kasubbiddokpol Biddokkes) dan dua anggota kedokteran forensik masing-masing Briptu Dian Nofitasari Umbunay dan Bripda Saint Valentino saat melakukan ekshumasi jenasah Mr X.

KATANTT.COM--Ekshumasi (bongkar kubur) dan otopsi dilakukan dokter kepolisian dari Bid Dokkes Polda NTT akhir pekan kemarin.

Proses ekshumasi dilakukan di TPU Kristen, Jalan Mamoli RT 03/RW 08, Desa Dedekadu, Kabupaten Sumba Barat-NTT.

Ekshumasi dilakukan AKBP dr Edi Syahputra Hasibuan SpF MH.Kes (Kasubbiddokpol Biddokkes) dan dua anggota kedokteran forensik masing-masing Briptu Dian Nofitasari Umbunay dan Bripda Saint Valentino.

Ekshumasi dilakukan di wilayah hukum Polres Sumba Barat tetapi penanganan kasus nya oleh Polres Sumba Barat Daya, Polda NTT. Ekshumasi (gali kubur) dimulai jelang petang.

Jenazah Mr X yang dikubur sejak satu tahun lalu diangkat dan dikeluarkan dari liang kubur untuk dilakukan pemeriksaan visum otopsi. Korban Mr X telah dikubur sekitar satu tahun lebih.

Sebelumnya korban adalah penemuan jenazah Mr. X di laut, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Setelah ditunggu sekitar satu minggu, tidak ada kerabat atau warga yang melaporkan kehilangan keluarga di daerah wilayah hukum Kabupaten Sumba Barat, NTT.

Selanjutnya jenazah tanpa identitas ini dikuburkan di Pekuburan Kristen Kota Waikabubak Kabupaten Sumba Barat sambil menunggu laporan dari masyarakat akan kehilangan anggota keluarganya.

Sampai satu tahun kemudian ternyata ada laporan dari warga masyarakat yang mengaku sebagai pihak keluarga.

Mereka melaporkan kehilangan anggota keluarganya. Laporan disampaikan ke polisi di polres Sumba Barat Daya.

Penyidik Polres Sumba Barat Daya pun melakukan proses penyelidikan dan penyidikan. Pihak Polres Sumba Barat Daya berkoordinasi dengan pihak Biddokkes Polda NTT agar dilakukan proses ekshumasi dan otopsi.

Hal ini dilakukan untuk memperjelas identitas korban. Ekshumasi otopsi dan pengambilan sampling DNA oleh Tim DVI/Tim Forensik Biddokkes Polda NTT.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa jenazah hanya tinggal tulang belulang saja.

Pada tulang belulang tersebut lengkap dan utuh. tidak ditemukan adanya kelainan baik itu tulang yang retak maupun tulang yang patah.

Organ-organ dalam serta otot sudah membubur serta sebahagian besar sudah hancur. Rambut pun sudah tidak ada.
Gigi geligi lengkap sejumlah 32 pada gigi molar ketiga sudah tumbuh.

Selanjutnya tim dokter mengambil tulang selangkang kanan dan tulang iga kanan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan DNA.

Tim dokter menyimpulkan kalau jenazah adalah tulang belulang dari seorang laki-laki berumur sekitar 30 - 40 tahun.

Tinggi badan dengan prakiraan dari tulang-tulang panjang sekitar 165 hingga 170 centimeter, tulang belulang lengkap serta tidak ditemukan adanya kelainan atau pun patah tulang.

Dokter juga sulit menyimpulkan penyebab pasti kematian karena hanya tinggal tulang belulangnya saja.

Namun identifikasi DNA dilakukan tim dokter dengan mengambil sampling tulang selangka kanan dan tulang iga kanan serta pembanding dari yang diduga ayah dan ibu dari korban.

Ekshumasi selama satu jam juga dihadiri Kasat Reskrim Polres Sumba Barat Daya, Iptu Yohanes Balla, SE, Kaut Bin Ops (KBO) Sat Reskrim/kanit Reskrim Polres Sumba Barat Daya serta anggota Satreskrim sebagai penyidik, kanit Inafis dan anggota inafis polres Sumba Barat Daya.

Hadir pula anggot keluarga korban yakni ibu, bapak dan keluarga besar dari korban.

Kapolres Sumba Barat Daya AKBP Sigit Harimbawan, SIK, melalui Kasat Reskrim Polres Sumba Barat Daya Iptu Yohanes Balla, SE yang dikonfirmasi Minggu (15/5/2022) mengaku kalau pihaknya belum bisa memastikan identitas korban yang sudah dikuburkan sejak satu tahun lalu.

"Kita masih melakukan tes DNA untuk mencocokkan dengan yang mengaku sebagai kerabat (orang tua) korban," ujarnya.

FOLLOW US