• Nusa Tenggara Timur

Lima Kabupaten di NTT Masuk 10 Besar Stunting Tertinggi di Indonesia

Imanuel Lodja | Sabtu, 05/03/2022 10:47 WIB
 Lima Kabupaten di NTT Masuk 10 Besar Stunting Tertinggi di Indonesia RAN PASTI

KATANTT.COM--Lima Kabupaten di Nusa Tenggara Timur masuk dalam prevalensi sepuluh daerah dengan angka stunting tertinggi dari 246 Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting di Indonesia.

Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kelima Kabupaten tersebut antara lain Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Sumba Barat Daya, dan Manggarai Timur. 

Bahkan Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara menempati urutan pertama dan kedua yang memiliki prevalensi stunting tertinggi di Indonesia karena berada diatas 46 persen. 

Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan Biro Umum dan Humas Badan Kependudukan dan Keluarga  Berencana Nasional (BKKBN) yang diterima Jumat (4/3/2022) bahwa ada 15 Kabupaten dari 22 Kabupaten/Kota di NTT yang berstatus Merah stunting. 

"Berdasar Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, NTT memiliki 15 Kabupaten berkategori Merah. Pelabelan status merah tersebut berdasarkan prevalensi stuntingnya masih diatas 30 persen," tulis Biro Umum dan Humas BKKBN.

Ke-15 kabupaten di NTT yang belabel merah stunting atau prevalensi diatas 30 persen adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Sumba  Barat Daya, Manggarai Timur, Kupang, Rote Ndao, Belu, Manggarai Barat, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sabu Raijua, Manggarai, Lembata dan Malaka. 

Dengan prevalensi stunting yang  masih berada diatas 30 persen dan berstatus merah menempatkan NTT diurutan teratas daerah dengan angka stunting yang sangat tinggi dibanding provinsi lainnya. 

Dalam keterangan tertulis tersebut juga disampaikan NTT memiliki tujuh kabupaten dengan status kuning karena prevalensi stunting dikisaran 20-30 persen. Sehingga tidak satupun daerah di NTT yang bertatus hijau atau prevalensi stunting dibawa 20 persen.

Tujuh Kabupaten/kota yang berstatus kuning antara lain, Ngada, Sumba Timur, Nagekeo, Ende, Sikka, Kota Kupang, dan Flores Timur. Dari tujuh kabupaten tersebut ada tiga kabupaten yang hampir mendekati status merah yakni, Ngada, Sumba Timur dan Nagekeo. 

Dengan tingginya angka kasus stunting menjadikan NTT sebagai salah satu dari 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi menjadi fokus utama dari BKKBN.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo menegaskan pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) dari tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan hingga kelurahan/desa harus segera dibentuk. 

"Keberadaan TPPS di semua tingkatan pemerintahan sangat membantu pencapaian target penurunan angka stunting", ujar Hasto. 

Hasto mengatakan persoalan stunting di masyarakat bukan saja menjadi urusan pemerintah tapi persoalan stunting adalah persoalan bangsa yang harus dituntaskan bersama dan membutuhkan kolaborasi di semua kalangan. 

"Komitmen Presiden Joko Widodo pada tahun 2024 nanti angka stunting nasional harus berada di angka 14 persen," ungkap Hasto yang juga Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting Nasional. 

Untuk itu lanjut Hasto, sosialisasi Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonedia (RAN PASTI) yang digelar di Kupang pada Jumat (4/3) sangatlah penting untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kolaborasi diantara seluruh pemangku kepentingan agar dapat segera mengatasi masalah stunting di Indonesia. 

FOLLOW US