KATANTT.COM--Kantor Pengacara Maurice Blackburn, Sydney Australia menunda pembayaran ganti rugi tahap kedua 25 persen kepada 15.483 petani rumput laut di NTT akibat tumpahan minyak Montara tahun 2009 silam.
Penundaan pembayaran tahap kedua ini sesuai dengan surat pengacara Greg Phelps, mewakili Maurice Blakburn ditujukan kepada 81 kepala desa di Kabupaten Kupang dan Kabupaten Rote Ndao tertqnggal 7 Huli 2024 yang peroleh media ini, Minggu (21/7/2024).
Greg Phelps dalam suratnya tersebut menyatakan pembayaran tahap kedua akan lebih lambat dari yang diperkirakan. Ia Bersama tim-nya baru menyelesaikan pertemuan distribusi dua minggu yang lalu ketika menyelesaikan pertemuan kedelapan puluh satu dan terakhir di Pulau Nuse pada 26 Juni 2024.
"Saya telah melaporkan kembali ke Maurice Blackburn di Sydney semua masalah terkait dengan pembayaran kepada petani rumput laut (anggota penggugat) yang kami tidak dapat membayar pembayaran tahap pertama mereka sebesar 75% dari total kompensasi mereka. Ini termasuk mereka yang baru saja meninggal, hilang (pergi keluar untuk bekerja) dan/atau memiliki masalah dengan rincian identitas mereka," tulisnya.
Ia mengaku Maurice Blackburn telah merespon dengan cepat dan memberikan instruksi kepada Bank BRI di Jakarta untuk memperbaiki rekening yang belum dibayar. Namun, pihaknya menyarankan bahwa untuk menyelesaikan semua pembayaran tahap pertama akan memakan waktu lebih dari dua atau tiga minggu seperti yang diharapkan.
Greg Phelps menambahkan bahwa akan membutuhkan waktu beberapa minggu untuk membayar tahap kedua untuk semua 15.000 lebih petani melalui transfer ke rekening Bank BRI. "Pengacara dan Bank BRI bekerja sama untuk mencoba melakukan pembayaran lebih cepat. Pada tahap ini, kemungkinan besar pemabayaran tahap kedua akan dibayarkan pada bulan September 2024. Jika kami tidak dapat mempercepatnya, mungkin pada bulan Oktober," sebutnya.
Ia menampik keterlambatan ini bukan disebabkan oleh tim lokal. Pasalnya, pihaknya menyelesaikan semua pekerjaan secepat mungkin, meskipun banyak penundaan dan kerumitan.
"Saya bekerja terus menerus hingga awal Juli untuk menyelesaikan pertemuan pendistribusian. Sekarang saya telah kembali ke Darwin karena tidak ada yang bisa saya lakukan di Kupang untuk melakukan waktu pembayaran kompensasi tahap kedua 25 % pada 17 Juli 2024 lebih cepat," jelasnya.
Greg Phelps sendiri terus memantau situasi di Darwin dan memberikan segala bantuan yang kepada tim lokal dan Maurice Blackburn. Tim lokal telah melakukan tugasnya (selain mencari beberapa anggota penggugat yang hilang).
Menurutnya, tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk membuat pembayaran kedua untuk lebih cepat. Pengaturan itu harus dibuat antara pengacara Sydney dan Bank BRI di Jakarta dan NTT.
Sementara itu sambung Greg Phelps, uang kompensasi yang tersisa di bank Australia menghasilkan bunga, yang akan membuat pembayaran 25% sedikit lebih baik daripada yang ditunjukkan sebelumnya.
Selain itu tambah dia, nilai tukar antara dolar Australia dan rupiah Indonesia lebih kuat, yang juga akan menambah dana kompensasi dalam rupiah Indonesia. Ini hanya penyesuaian kecil tetapi pada tahap ini keduanya menguntungkan dengan jumlah angsuran kedua ketika dibayarkan.
Tentu saja lanjut Greg Phelps, ada perhitungan akhir oleh pengacara dan akuntan di Sydney yang dibicarakan di semua pertemuan distribusi. Ini hanya dapat terjadi setelah semua petani rumput laut dibayar pembayaran tahap pertama mereka sebesar 75% dari total
kompensasi mereka.
"Saya tidak bisa mengatakan dengan pasti tentang jumlah pasti angsuran kedua, sampai perhitungan akhir selesai. Saya mohon anda tidak terus menerus menghubungi Budi dan Anysa untuk mendapatkan informasi terbaru. Saya akan memberikan laporan/update setiap dua minggu sekali untuk memberi tahu Anda mengenai perkembangan pembayaran tahap kedua," pungkas
Greg Phelps.