• Nusa Tenggara Timur

Korban Pembakaran Rumah di Oelnasi Minta Polisi Tangkap Pelaku

Reli Hendrikus | Rabu, 13/12/2023 07:23 WIB
Korban Pembakaran Rumah di Oelnasi Minta Polisi Tangkap Pelaku Tinggal puing, rumah milik Yeni Amabi yang dibakar orang tidak dikenal pada Minggu (14/8/2023).

KATANTT.COM--Sudah empat bulan, kasus pembakaran dan pengrusakan rumah di Dusun V Desa Oelnasi Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang ditangani Polsek Kupang Tengah. Para korban mendesak aparat Polsek Kupang Tengah segera menungkap kasus ini dan menangkap para pelaku.

Tiga rumah yang dibakar dan dirusaki serta hewan dijarah adalah milik Yeni Oriana Amabi, Soleman Amabi dan Melkisedek Amabi pada Minggu (13/8/2023) lalu.

"Kasus ini sudah dilaporkan ke Polsek Kupang Tengah dan kita juga sudah di BAP (diambil keterangan). Tim forensik juga sudah turun melakukan olah TKP, sampai sekarang kasusnya belum tuntas," kata juru bicara Keluarga Amabi, Jhon Amabi kepada wartawan, Selasa (12/12/2023).

Ia berharap sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat maka aparat Polsek Kupang Tengah jangan diskriminasi dalam menlakukan penegakan hukum.

Kasus ini dilaporkan ke Polsek Kupang Tengah oleh Yeni Oriana Amabi sesuai laporan polisi nomor: LP/B/70/VIII/2023 Sek Kuteng tertanggal 14 Agustus 2023 dan Soleman Amabi laporan polisi nomor: LP/B/71/VIII/2023/ Sek Kuteng tertangal 14 Agustus 2023.

Jhon Amabi mengaku kasus pembakaran dan pengrusakan rumah milik ketiga saudaranya tersebut yaitu Leni Amabi, Melkisedek Amabi dan Amabi merupakan perbuatan yang tidak boleh ditelorir.

Jhon Amabi mempertanyakan mengapa selama ini polisi terksesan membiarkan praktik kekerasan dari sejumlah oknum tidak dikenal yang masuk ke Desa Oelanasi kemudian membuat camp hingga melakukan tindakan anarkhis.

Satu korban lainnya yakni Melkisedek Amabi jelas Jhon, tidak melaporkan kasus pengrusakan dan pengrusakan rumah miliknya ke Polsek Kupang Tengah karena mengalami trauma yang mendalam sampai saat ini.

"Beliau (Melkisedek Amabi) tidak berani melaporkan karena masih trauma. Psikologi-nya masih terganggu sampai sekarang," ujarnya.

Permintaan senada diungkapkan Marthen Amabi, selaku sesepuh Keluarga Amabi yang meminta polisi segera mengungkap sampai tuntas kasus itu dan pelaku dihukum yang setimpal.

Baik Marten Amabi dan Jhon Amabi mengaku sejak awal tak membayangkan akan terjadi peristiwa seperti ini. Pasalnya, mereka menganggap apa yang terjadi merupakan masalah internal di Keluarga Amabi.

Namun kata Marthen Amabi dan Jhon Amabi, kasus ini kemudian dimanfaatkan oleh pihak ketiga dengan hingga terjadi tindakan anarkhis berupa pembakaran dan pengrusakan rumah milik keluarganya.

"Kita awalnya, mau ukur tanah milik Keluarga Amabi di Desa Oelnasi. Tanah ini kita ukur dan buat kapling agar dibagikan kepada saudara (garis keturunan Fetor Amabi). Oleh saudara-saudara kita, mereka mengira kita ukur untuk mau jual," jelas Jhon Amabi yang dibenarkan Marthen Amabi.

Karena itulah, lanjut Jhon Amabi dan Marthen Amabi, dilaporkan ke Pemerintah Desa Oelnasi dan Pemerintah Kecamatan Kupang Tengah. Sayangnya, laporan itu tak ditanggapi karena mereka menganggap merupakan masalah internal Keluarga Amabi.

Karena tak ditanggapi itulah sebut Jhon Amabi, oknum-oknum tak bertanggungjawab di Desa Oelanasi kemudian menggunakan jasa preman dari luar. Mereka membuat camp di Desa Oelnasi dan melakukan teror kepada warga hingga akhirnya melakukan pembakaran dan pengrusakan serta penjarahan ternak milik saudaranya.

"Kita berharap, proses hukum kasus ini bisa diungkap sehingga bisa kita ketahuai siapa dalang dibalik kasus ini. Kita sebanrnya sangat bisa melawan mereka, tapi kami tidak mau terpancing. Ini tanah warusan kami dan buktinya lengkap," jelas Jhon Amabi lagi.

FOLLOW US