• Nusa Tenggara Timur

Jurnalis di Mata Frans Go, CEO GMT Institute

Reli Hendrikus | Minggu, 19/11/2023 11:09 WIB
Jurnalis di Mata Frans Go, CEO GMT Institute CEO GMT Institute , Frans Go saatnmengahdiri acara penyerahan hadiah pada Lomba Esay Jurnalistik bertemakan Membangun NTT dari Sisi Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan, yang diinisiasi GMT Institute Jakarta, di Hotel Sasando, Sabtu (18/11/2023).

KATANTT.COM--Jurnalis adalah individu yang bertanggung jawab dalam mengumpulkan, menyelidiki, dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Jurnalis bekerja di berbagai platform media untuk memberikan laporan yang faktual dan berimbang kepada pembaca.

"Saya orang biasa, dan saya putra NTT yang lahir di Kefa. Hanya mungkin melalui pemberitaan saya dikenal, namun kita semua berada dalam satu langit yang sama membangun NTT," tegas CEO GMT Institute , Ir. Fransiscus Go, SH, Sabtu (18/11/20

Ungkapan tulus ini disampaikan Frans Go, demikian akrab disapa saat memberikan sambutan pada acara penyerahan hadiah Lomba Esay Jurnalistik bertemakan "Membangun NTT" dari Sisi Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan, yang diinisiasi GMT Institute Jakarta.

Kegiatan yang berlangsung di Hotel Sasando Kupang, Sabtu (18/11/2023) dengan dihadiri para jurnalis peserta lomba yang masuk dalam 21 karya jurnalistik terbaik versi GMT Institute.

Frans Go sapaan akrabnya dalam kesempatan itu mengatakan, dirinya sangat bahagia bertemu para jurnalis, karena biasanya banyak orang merasa segan bertemu dengan jurnalis. Namun tentunya melalui karya-karya jurnalis ini semua berada dalam satu langit yang sama yakni membangun NTT.

"Apa lagi tadi dibilang panitia topik lebih banyak menulis soal ekonomi, sehingga saya yakin kita semua yang ada hari ini berada dalam satu langit yang sama membangun NTT dengan cara-cara masing-masing," lanjutnya.

Apa lagi dirinya adalah swasta, dan juga pernah menjadi karyawan serta kemudian 20 tahun membentuk PT.GMT institute bidang property.

"Karya property atau ekonomi yang saya letak disini adalah Hypermard, dan Lippo. Tujuan hanya satu pada waktu itu saya masih di KADIN pada masanya SBY salah satunya mengunakan skema  kerjasama pembangunan yang melibatkan pihak swasta atau disebut i Public Private Partnership (PPP) yang saat ini diganti dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Diketahui pemerintah tidak bisa diandalkan seluruhnya membangunan, pemerintah butuh swasta. Karena Pemerintah fokus pada kebijakan, regulasi dan pembangunan yang fital bagi msayarakat, serta untuk perputaran ekonomi dibutuhkan swasta.

"Kemajuan suatu daerah dalam membuka lapangan kerja kita butuh keterlibatan swasta. Untuk itu, mencari ide maupun gagasan tidak bisa dilakukan satu orang, sehingga hari ini merupakan momen yang berharga, sebab dalam membangun NTT dimulai dari dalam diri kita sendiri," ungkapnya.

Menurutnya, dari 42 peserta jurnali yang ikut dalam lomba karya jurnarlis telah melahirkan ide maupun gagasan yang sangat berharga. Melalui gagasan tersebut akan melahirkan beberapa program yang nanti pemerintah defenitif harus dapat menerapkannya, dan sebagai pemberi gagas dapat mengawal guna pembangunan di NTT dapat berjalan secara terarah.

"Kita harus bersama-sama dengan positif thiking yakin NTT akan lebih baik dari waktu ke waktu," pintanya.


(*)

FOLLOW US