• Nusa Tenggara Timur

Begini Pengakuan Keluarga Mahasiswi Poltekes Kupang yang Bunuh Diri di Jembatan Liliba

Imanuel Lodja | Rabu, 11/10/2023 06:26 WIB
Begini Pengakuan Keluarga Mahasiswi Poltekes Kupang yang Bunuh Diri di Jembatan Liliba Peti jenazah AKL, mahasiswi Politeknik Kesehatan Negeri (Poltekes) Kupang yang nekad melakukan aksi bunuh diri dengan terjun dari Jembatan Liliba, Kota Kupang saat dibawa keluarga, Selasa (10/10/2023).

KATANTT.COM--Anggreni Kudu Lobo (22) mahasiswi Poltekes Negeri Kupang memilih mengakhiri hidupnya dengan cara meloncat di jembatan Liliba, Kota Kupang, Selasa (10/10/2023) pagi. Sejumlah kerabat korban memiliki cerita tersendiri terkait keberadaan korban.

Marciana Loda, ibu kandung korban mengaku bahwa korban merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Ia mengakui kalau korban mulai kuliah di Kota Kupang sejak tahun 2019 lalu. "Anak saya ini mulai kuliah di Poltekkes Kemenkes Kupang ambil D3 Farmasi sejak tahun 2019," ujarnya, Selasa (10/10/2023).

Diakuinya kalau pada Selasa 10 Oktober 2023, korban mengaku akan diwisuda pada Poltekkes Kemenkes Kupang di Auditorium Undana, Kupang.

Ditanya soal menerima undangan wisuda atau tidak? Marciana mengaku telah menanyakan kepada anaknya. "Anak saya katakan kalau undangan wisuda dan pakaian wisuda ada di kawannya," sebut Marciana.

Marciana pun datang dari Sumba Timur ke Kota Kupang guna mengikuti wisuda anaknya. Marciana menambahkan bahwa selama tinggal dengan anaknya beberapa hari ini di kos itu tidak ada sikap atau tingkah laku yang berbeda.

"Anak saya tidak pernah cerita apa-apa kalau ada masalah di kampus jadi saya juga tidak tahu. Sekalipun anak saya ini kalau memang tidak terdaftar sebagai peserta wisuda, sebagai orang tua saya tetap terima," ujarnya.

Marciana Loda juga mengatakan bahwa korban pada Senin (9/10/2023) malam menyampaikan kepada Lusia, neneknya untuk dibangunkan pukul 01.00 wita.

Namun nenek korban terbangun pada pukul 03.00 Wita dan melihat korban sudah tidak ada di kamar kos lagi. Korban selama ini tinggal di kos-kosan milik Agnes Hayon, di wilayah RT 37/RW 12 Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Sekira pukul 07.00 wita, Marciana bangun dan tidak menemukan korban lagi dalam kamar kos. Ia mencari korban, namun tidak menemukan korban sehingga menelepon korban namun handphone sudah tidak aktif lagi.

Marciana kemudian ke kampus dan mengecek. Namun nama korban tidak ada dalam daftar nama sebagai peserta wisuda hari ini yang berlangsung di aula Auditorium Undana Kupang, Selasa (10/10/2023).

Berdasarkan data-data yang dihimpun, daftar nilai korban ini ada beberapa mata kuliah yang menyatakan tidak lulus.
Cerita lain datang dari Desinta May Niha (27), salah satu keponakan korban.

Saat ditemui di RSB Titus Uly Kupang, menjelaskan bahwa sekira pukul 08.00 wita, Desinta mendapatkan telepon dari Lusia yang merupakan nenek korban.

Lusia menanyakan mengapa Desinta tidak datang ke Oesapa (tempat kos korban) untuk bantu-bantu karena korban mau wisuda. Desinta menjawab kalau ia masih menunggu kendaraan untuk ke Oesapa.

Pukul 09.00 wita, Desinta mendapatkan telepon lagi dari Lusia menyampaikan bahwa korban belum pulang padahal korban sudah keluar dari pukul 02.00 wita.

"Korban belum pulang. Bilangnya mau pergi make-up. Tau-tau nya sampai sekarang belum pulang juga," ucap Desinta mengulang perkataan Lusia.

Awalnya nomor telepon korban masih aktif, lalu telepon yang kedua kali lagi nomor sudah tidak aktif lagi.

"Beta (saya) sempat telepon adik dari Sumba yang juga wisuda dari jurusan Farmasi hari ini. Saya minta tolong adik cek nama ini nona (korban), jangan sampai dia takut untuk sampaikan dia punya orang tua jadi adik cek diya punya nama itu kira-kira dipanggil atau sonde (tidak). Beta (saya) dapat telepon lagi dari tante Lusia sampaikan kalau Kudu buang diri di Jembatan Liliba," jelas Desinta.

Desinta mengaku sempat menelpon Lusia menanyakan jenazah korban ada dimana. "Saya telepon lagi Tante Lusia untuk tanya jenazah sudah dimana, dan Tante Lusia sampaikan kalau jenazah sudah ada di RSB Bhayangkara, jadi saya langsung datang ke Bhayangkara," sebut Desinta.

Musibah ini dari keluarga korban menolak untuk melakukan otopsi. "Kami dari keluarga menolak autopsi dan menerima sebagai musibah," kata Desinta.

Edi Syaputra Hasibuan dari Bid Dokkes Polda NTT juga mengaku kalau keluarga korban menolak dilakukan otopsi. "Keluarga tolak visum dan otopsi," ujarnya saat dikonfirmasi Selasa malam.

Jenazah korban saat ini disemayamkan di rumah Agnes Hayon, ibu kos di wilayah RT 37/RW 12 Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Ibu kos juga merupakan Ketua RT 37/RW 12 Kelurahan Oesapa.

Jenazah korban direncanakan besok, Rabu (11/10/2023) dibawa ke daerah asal Kabupaten Sumba Timur menggunakan pesawat.

Anggreni Kudu Lobo, 22, yang biasa disapa akrab Rambu atau Kudu merupakan anak pertama dari tiga bersaudara merupakan warga RT 002/RW 001, Kelurahan Kambuhapang, Kecamatan Lewa, Kabupaten Sumba Timur.

Jasad korban ditemukan pagi hari oleh para pekerja proyek pada Selasa pagi (10/10/2023), sekira pukul 07.00 Wita, tepat di bawah Jembatan Liliba.

Saat ditemukan, korban mengenakan baju kaos warna merah dan celana training warna hitam dengan garisan warna kuning.

Sekira pukul 07.00 wita, pekerja proyek Jembatan Liliba itu melihat sosok manusia dengan posisi telungkup di atas bebatuan, setelah didekati dan dicermati ternyata korban sudah tidak bergerak sehingga mereka melaporkan kepada pihak kepolisian.

FOLLOW US