• Nusa Tenggara Timur

Bank NTT-Dikbud NTT dan PT Global Katalyst Teken PKS Program Pendidikan ke Jerman

Semy Andy Pah | Kamis, 17/08/2023 22:43 WIB
Bank NTT-Dikbud NTT dan PT Global Katalyst Teken PKS Program Pendidikan ke Jerman Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho bersama Kepala Dinas P & K NTT Linus Lusi serta perwakilan PT Global Katalyst Doddy Primanda Kadarisman saat menandatangani PKS di aula El Tari Kantor Gubernur NTT, Rabu (16/8/2023).

KATANTT.COM-- PT Bank Pembangunan Daerah atau Bank NTT bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTT  melakukan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) bersama PT Global Katalyst jelang peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.

Perjanjian kerjasama ini tentang Pelaksanaan Pendidikan Vokasi Dan Training Industri bagi lulusan SMA/SMK di NTT, kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan yang dilakukan Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho bersama Kepala Dinas P & K NTT Linus Lusi serta perwakilan PT Global Katalyst Doddy Primanda Kadarisman di aula El Tari Kantor Gubernur NT, Rabu (16/8/2023).

Dengan adanya lingkup perjanjian yang meliputi Pendidikan Sekolah Unggulan Provinsi, Pembentukan Program Internasional, Pendirian Sekolah Program Internasional, Persiapan study Internasional (S1, S2, S3), Persiapan Pelatihan Vokasi internasional, Pembiayaan bagi peserta program dan pemanfaatan layanan jasa bank lainnya.

Kepala Dinas P&K Provinsi NTT, Linus Lusi mengatakan kerjasama ini diperkuat untuk membangun kekayaan alam berupa terpola kemitraan. Terkait hal tersebut, lanjut Linus Lusi, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat telah menugaskan orang 4 guru dan 1 guru dari tanggal 24 Februari 10 Maret 2023 ke negara Jerman, Belanda Belgia dan Italia.

Ia menambahkan bahwa di Jerman mereka membangun pemahaman bersama Global Katalyst Diaspora melalui program pendukung. Untuk itu, dihadirkan orang tua dan para siswa untuk mendengar sosialisasi secara langsung terkait program bagi tamatan SMA/SMK se-NTT yang tahap pertama dikirim 3000 peserta.

"Materi yang disampaikan berupa pendampingan bahasa Jerman dengan melibatkan guru baha Jerman yang ada di NTT, pendidikan vokasi dan budaya Jerman," ujar Linus.

Jumlah peserta sebanyak 150 orang dari 3000 yang ditargetkan,kerjasama ini dilakukan selama 4 tahun dan diperpanjang melalui tahapan evaluasi,saat ini sisa 4 program bersama Dirut Bank NTT yang akan disampaikan secara langsung oleh Direktur Global Katalyst," pintanya.

Sementara itu Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan program ini adalah strategi dalam membangun daerah dan pembentukan generasi global yang bakal membangun NTT.

Ia menyebut dengan melakukan studi di luar negeri yang berbasis industri, secara langsung bisa mengasah SDM generasi NTT, dimana saat ini sekira 70 profesi akademik yang akan disasar oleh peserta pendidikan vokasi dan training industri ini.

"Dalam progam pemerintah ini, keterlibatan Bank NTT adalah memberikan program perbankan yang bisa membiayai persiapan, keberangkatan hingga biaya 1 bulan pertama peserta berada di Jerman," jelasnya.

"Karena kita di NTT memiliki potensi besar, namun yang menjadi kekurangan adalah SDM atau pengetahuan, lalu dalam teknologi serta wawasan. Sehingga dari program kerja sama ini, tentu para peserta akan mendapatkan pendidikan sambil bekerja, dan mereka akan mendapatkan upah,” paparnya.

Ke depan jelas dia, anak-anak NTT ini setelah kembali ke daerah, bisa memberikan warna baru dalam pembangunan, karena sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang mumpuni semasa studi di Jerman.

Bank NTT ikut serta di dalam program ini jelas dia, apabila ada lulusan SMA-SMK yang berkeinginan menjadi peserta namun terkendala biaya, maka Bank NTT telah menyiapkan spin kredit, dan sampai saat ini untuk kepesertaan
membutuhkan biaya Rp9.700.000 sampai Rp15.000.000.

Untuk itu pembiayaaan, Yayasan Global Katalyst juga sudah menempatkan dana jaminan ke Bank NTT, yang disebut skim kredit, sehingga nantinya pelajar setelah di Jerman baru mencicilnya.

"Dengan program yang merupakan misi Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef Nae Soi untuk menyekolahkan orang muda NTT ke luar negeri akhirnya mulai terbukti," ungkapnya.

Perwakilan Yayasan Global Katalyst  Direktur PT Mahakam Anargya Samagata, Doddy Primanda Kadarisman menyamapaikan, perusahaan mereka adalah bentukan dari Yayasan Global Katalyst yang berkedudukan di Jerman, dan bergerak pada sektor pendidikan dan sosial.

Untuk program pendidikan internasional, ia menyebut pihaknya sudah bekerja sama dengan empat Pemprov di Indonesia, dan, untuk menjalankan kerja sama tersebut, didirikan PT Mahakam Anargya Samagata yang bergerak di Indonesia.

Dalam program pendidikan vokasi ini, para calon mahasiswa akan diberangkatkan ke Jerman untuk mengenyam pendidikan S1 sambil bekerja di berbagai sektor industri," tuturnya.

Pemerintah Jerman pun telah menerima niat baik dari Yayasan Global Katalyst, pasalnya secara pendidikan pun Jerman terbilang bagus, dan masalah Jerman saat ini adalah kurangnya tenaga kerja pada masyarakat usia produktif,” tandas Doddy.

Selain itu, Jerman akan berlakukan pendidikan subsidi 100 persen dari pemerintahnya yang dimulai pada tahun 2024, dari peluang pendidikan vokasi dan training industri yang bakal dilaksanakan.

Karena pemerintah Jerman membuka luas kesempatan bagi anak-anak NTT untuk kuliah dan bekerja pada sektor industri dari perusahaan yang berada di Jerman.

Untuk program ini kata dia, mahasiswa dari NTT akan diberangkatkan ke Jerman dan dibiayai oleh pemerintah daerah melalui anggaran Bank NTT.

Kemudian mahasiswa akan mengikuti kuliah vokasi di kampus, dan juga bekerja pada sektor industri di Jerman dan mendapatkan upah kerja mulai dari Rp19 juta sampai Rp30 juta per bulan.

"Kuliah vokasinya gratis dan training industrinya nanti peserta dibayar mulai dari Rp19 juta sampai Rp30 juta per bulan. Ini program yang sangat unggul, dan sampai saat ini merupakan program satu-satunya yang ada di Jerman," jelasnya.

Sedangkan Wagub NTT, Josef Nae Soi mengaku dengan kerjasama itu merupakan momen bersejarah bagi NTT, karena 3000 siswa akan dikirim ke Jerman untuk belajar dan kerja. NTT adalah provinsi NTT adalah paling miskin tapi dengqn  memotivasi para siswa untuk membuktikan ketika kembali dari Jerman harus berkontribusi membangun daerah.

Menurut Josef, pendidikan di luar negeri seperti di Jerman memiliki peran penting untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi muda. "Jadi bukan saya mau banggakan bahwa kami itu hebat. Kamu pasti lebih hebat dari kami. Namun prestasi ini untuk menginspirasi kalian,” ungkapnya.

FOLLOW US