• Nusa Tenggara Timur

Sejarah Perjuangan Kasus Montara: Partai Hijau-Australia Benarkan Tumpahan Minyak di Laut Timor (3)

Djemi Amnifu | Senin, 24/04/2023 07:51 WIB
Sejarah Perjuangan Kasus Montara: Partai Hijau-Australia Benarkan Tumpahan Minyak di Laut Timor (3) Pemegang Mandat Hak Ulayat Masyarakat Adat Laut Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT) Ferdi Tanoni at diwawancarai salah satu media asing di lokasi budidaya rumput laut yang tercemar akibat tumpahan minyak dari ladang minyak Montara beberapa waktu lalu.

KATANTT.COM--Jalan panjang perjuangan petaka kasus Montara yang mencemari Laut Timor sejak Oktober 2009 silam, belum banyak diketahui publik. Bagaimana suka, duka dan perjuangan yang penuh dengan air mata akan dikisahkan oleh Ketua Yayasan Peduli Timor Barat, Ferdi Tanoni secara berseri.

Tahun 2009

Sore itu, pada tanggal 21 Agustus tahun 2009, saya dihubungi via telepon oleh seorang sobat saya Heri Soba-Wartawan Suara Pembaruan dari Jakarta yang menyampaikan bahwa ada terjadi tumpahan minyak cukup besar di Laut Timor.

Kemudian, pada tanggal 24 Agustus tahun 2009, saya kedatangan beberapa orang tamu di rumah diantaranya seorang sobat di Kupang yaitu, pak Haji Mustafa dan Gab Oma (almarhum). Mereka menyampaikan bahwa para nelayan melihat ada semacam kotoran dan atau apa begitu di atas permukaan air laut.

Saya katakan itu kemungkinan besar tumpahan minyak. Jadi tolong kembali untuk mengambil contoh air dan apa saja yang ditemukan di sana.

Dan pada awal bulan September 2009 saya menghubungi Kantor Pusat Partai Hijau Green Party di Australia. Dan mereka (Partau Hijau) membenarkan soal kasus tumpahan minyak ini yang kemudian mereka memberikan nama dari seorang Senator berasal dari Perth yakni Rachel Siewert yang sedang bekerja dan menangani kasus ini.

Pada bulan Oktober-Nopember tahun 2009, saya menghubungi seorang sobat di Papela-Pulau Rote yaitu pak Sadli Hudari Ardani dan menyampaikan tentang kasus ini.

Dia (Sadli Hudari Ardani) banyak menceritakan tentang dampak kasus tumpahan minyak ini antara lain di Mulut Seribu airnya berubah seperti susu dan lain sebagainya.

Jika benar apa yang diakatakan ini, saya akan menghubungi teman wartawan di Jakarta dan mengirim wartawan TV One guna meliput beritanya.

Benar! Pada bulan Desember tahun 2009 itu, datanglah dua orang wartawan ke Papela-Pulau Rote yang kemudian mereka bertiga berangkat ke wilayah Mulut Seribu. Di sana kemudian bergabunglah saudara Josias Feroh (Sekretaris Desa Daiama) untuk mengambil contoh air di sana.

Contoh air dari Mulut Seribu inilah yang diberikan ke Laboratorium Universitas Indonesia untuk dilakukan analisa=nya. Ketika mendapatkan hasil analisa-nya, saya sangat kaget karena perairan Laut Timor dalam keadaan sangat berbahaya. Inilah hasil analisa pertama dari Laboratorium yang pernah dilakukan atas kasus Tumpahan Minyak Montara ini.

Tahun 2010

Selanjutnya, pada bulan Januari 2010, datanglah seorang pengacara dari Australia yakni Philip Vincent ke Papela-Pulau Rote untuk bertemu dengan teman-nya pak Sadli di sana.

Atas pertemuan dan arahan=nya di Pulau Rote itu, Philip Vincent meminta mereka untuk membuat/menulis surat tentang kasus tumpahan minyak ini ke Australia dan ditujukan kepada Senator Rachel Siewert.

Puji Syukur dan Terima Kasih kami,Masyarakat/Rakyat di Nusa Tenggara Timur, kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Pencipta Langit dan Bumi Atas Berkat dan Anugerah-Nya. (bersambung)
Amen.

FOLLOW US