• Nusa Tenggara Timur

Satu Balita di Rote Ndao Meninggal Karena Gagal Ginjal Misterius

Imanuel Lodja | Jum'at, 14/10/2022 16:20 WIB
 Satu Balita di Rote Ndao Meninggal Karena Gagal Ginjal Misterius dr. Woro Indri Patmosiwi, Sp.A

KATANTT.COM--Seorang balita berusia 2 tahun di Kabupaten Rote Ndao meninggal dunia akibat mengalami gagal ginjal tanpa penyebab yang jelas atau misterius.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) NT, dr. Woro Indri Patmosiwi, Sp.A membenarkan saat diwawancarai, Jumat (14/10/2022).

Kasus ini telah terjadi pada akhir September lalu. Menurutnya tidak terdeteksi penyebab pasti dari kondisi gagal ginjal yang dialami oleh anak tersebut, terlebih dengan adanya keterbatasan fasilitas pemeriksa fungsi ginjal.

Diagnosis terjadinya gagal ginjal anak ini sendiri karena korban tidak kencing selama 12 jam lalu. Balita ini meninggal 6 jam setelah diperiksakan oleh keluarganya ke rumah sakit setempat. "Artinya penyebabnya benar-benar kita tidak tahu," ungkap dokter spesialis anak di Klinik Medika Wirasakti ini.

Ia menyebut beberapa kasus gagal ginjal terhadap anak cenderung terjadi dengan penyebab yang bisa diketahui.
Misalnya kasus yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof WZ Johannes sendiri adalah gagal ginjal yang dialami seorang anak akibat adanya infeksi kuman.

Sementara kasus di Kabupaten Rote Ndao, berdasarkan keterangan keluarga disebut awalnya si anak mengalami batuk pilek dan mencret. Orang tuanya menyebut tidak ada pemberian obat-obatan yang dapat menyebabkan kondisi itu terjadi. Saat si anak dibawa ke petugas rumah sakit pun dengan kondisi sesak nafas, badan panas tinggi dan tidak kencing.

IDAI NTT sendiri mengimbau para orang tua dengan anak berumur di bawah 18 tahun bila kondisi demam, infeksi saluran nafas akut, pilek, mual atau muntah hingga mencret, tidak kencing dalam waktu lama, urin berwarna merah atau ada bengkak di badan, maka perlu segera ditangani sebelum terlambat anak dengan kondisi tersebut. "Bila kondisi seperti itu bawa segera ke rumah sakit," imbaunya.

Ia menyebut cuci darah untuk anak-anak memang membutuhkan alat khusus karena yang tersedia di rumah sakit seperti RSUD Prof WZ Johannes hanya untuk orang dewasa.

Untuk itu bila ditemukan ada gejala pada anak seperti dirincikannya itu maka perlu segera diperiksakan ke rumah sakit sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. "Seringkali juga dengan infeksi sampai akut atau gagal ginjal akut itu pasiennya bisa sampai meninggal karena penanganan yang terlambat," katanya.

Ia juga meminta dokter spesialis anak agar waspada dan peka dalam menangani kasus yang ada dengan segera melaporkan ke Kemenkes agar ada penanganan lebih lanjut.

FOLLOW US