• Nusa Tenggara Timur

Dua Jenazah Nelayan asal TTU yang Ditemukan di Sumba Timur Diterbangkan ke Kupang

Imanuel Lodja | Rabu, 07/09/2022 06:03 WIB
Dua Jenazah Nelayan asal TTU yang Ditemukan di Sumba Timur Diterbangkan ke Kupang ilustrasi_

KATANTT.COM--Dua nelayan asal Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur meninggal dunia pasca terdampar selama hampir sepekan. Kedua korban yang ditemukan di perairan Desa Benda, Kecamatan Pahunga Lodu, Kabupaten Sumba Timur, NTT hilang di antara perairan Naikliu dan Oepoli, Kabupaten Kupang sejak Senin (29/8/2022) lalu.

Dalam kapal nahas ini terdapat enam orang di dalam kapal. Nakhoda kapal Fransiskus Banso melompat ke laut untuk mencari bantuan dan hingga kini belum diketahui keberadaannya. Sementara korban lainnya yakni Philipus Tumbas (57), Nando Sakunab (20), Regi Eko (29), Beny Bana (37), Oni Kase (27) dan Andi (54).

Dua orang nelayan yang meninggal dunia masing-masing Regi Eko dan Nando Sakunab. Pihak Polres Sumba Timur kemudian berkoordinasi dengan Jimmy Salu selaku penanggungjawab pemberangkatan dua jenazah dan 3 korban selamat.

Jenazah Regi Eko dan Nando Sakunab dan tiga nelayan yang selamat diberangkatkan Selasa (6/9/2022) dari Bandara Umbu Mehang Kunda, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur, NTT menuju ke Bandara El Tari, Penfui, Kupang, NTT menggunakan pesawat Wings Air IW-1922.

Wakil Bupati Sumba Timur, David Melo Wadu berkoordinasi dengan wakil bupati TTU terkait pemulangan korban terdampar kapal nelayan TTU. Rombongan paguyuban TTU mengantar para korban dari RSU Umbu Rara Meha Waingapu ke Bandara Umbu Mehang Kunda Waingapu sekitar pukul 04.00 wita.

Wakil Bupati Sumba Timur kemudian melepas pemulangan korban terdampar kapal nelayan TTU. Para nelayan ini terdampar di Kabupaten Sumba Timur, Minggu (4/9/2022).

Setelah dilakukan pencarian selama 7 hari di perairan sekitar Naikliu dan Oepoli Kabupaten Kupang hingga perbatasan Timor Leste, para korban ditemukan terdampar di Kabupaten Sumba Timur.

Tim Pos SAR Waingapu ke lokasi terdampar dan menemukan satu orang sudah meninggal dunia dalam perahu. Sedangkan empat orang lainnya dalam kondisi lemas akibat kelaparan dan dehidrasi. Mereka diketahui saat berlayar mengalami patah as kemudi, dan hanya membawa 15 bungkus mie instan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kupang, I Putu Sudayana mengaku tidak mengetahui penyebab korban meninggal dunia. "Kondisi merek dalam keadaan lemas semua. Empat hari tidak makan dan minum bagaimana kondisinya," ujarnya.

Menurutnya, satu orang meninggal dunia dalam kapal, dan satu orang lainnya meninggal Senin dini hari tadi, setelah dirawat di puskesmas karena kritis.

FOLLOW US