• Bisnis

Budidaya Lobster di Mulut Seribu Pulau Rote Ndao, Tahun Depan Panen Perdana

Semy Andy Pah | Sabtu, 30/04/2022 07:44 WIB
Budidaya Lobster di Mulut Seribu Pulau Rote Ndao, Tahun Depan Panen Perdana Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Rote Ndao untuk meninjau lokasi budidaya loster di Mulut Seribu, Jumat (29/4/2022).

KATANTT.COM--Budidaya lobster mulai dilakukan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan investor PT Cakrawala Lautan Abadi (CLA) di Perairan Mulut Seribu di Desa Dayama Kecamatan Landu Leko Kabupaten Rote Ndao. Budidaya ini dilakukan sejak enam bulan yang lalu tepatnya November 2021 dan akan memasuki panen perdana Oktober 2023 nanti.

Dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Rote Ndao untuk meninjau lokasi budidaya loster di Mulut Seribu, Jumat (29/4/2022).

Kedua pemimpin sekaligus sahabat karib seperti adik dan kakak ini, melakukan perjalanan dari Kupang melalui jalur laut menggunakan kapal cepat berbeda. Gubernur NTT Viktor Laiskodat menggunakan kapal fiber Catamaran dan Wagub NTT, Josef Nae Soi menggunakan kapal BKKPN Kupang.

Keduanya berangkat dari Pelabuhan Tenau Kupang sekitar ukul 06.15 WITA dan tiba di Kawasan Mulut Seribu pada pukul 07.15 WITA dan langsung meninjau lokasi budidaya lobster.

Dalam peninjauan tersebut, Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengungkapkan budidaya lobster tersebut merupakan proses transfer pengetahuan dalam perubahan pola pikir dan tindakan nyata bahwa NTT punya potensi yang kaya dan sekarang sedang dikerjakan.

"Sebagai Provinsi Kepulauan, yang didominasi oleh wilayah lautan, menunjukan bahwa NTT ini kaya. Untuk itu optimalisasi potensi laut harus kita kerjakan. Salah satunya budidaya lobster, dengan prinsip perkuat riset, pengetahuan, kolaborasi dan pemberdayaan nelayan kita," kata Viktor.

Menurut Viktor, langkah awal yang dilakukan dalam budidaya lobster adalah pengumpulan bibit lobster (benur) dan memelihara dalam kerambah-kerambah yang disiapkan di perairan Mulut Seribu.

"Langkah awal, kita kerjakan dulu yang ada sekarang. Yang pasti tahun depan saat panen saya hadir dan selanjutnya kita kerjakan yang lebih besar lagi. Karena sudah ada modelnya dan ekosistem ekonominya kita desain agar berdampak juga bagi kesejahteraan nelayan NTT," kata Viktor.

Sementara itu, Wagub NTT Josef Nae Soi yang diberi kesempatan melepas secara simbolis perpindahan kandang tangkar dari tempat benih bening lobster ke tempat kandang tangkar yang dewasa. "Ini lobster NTT," ucap Josef nae Soi sambil ditunjukan ke arah kamera media.

Sementara Supervisor PT. CLA, Pineng menjelaskan, perkembangan pertumbuhan lobster di Mulut Seribu selama enam bulan ini sangat baik. Pihaknya terus berkolaborasi bersama masyarakat nelayan dan pastinya akan dilakukan panen perdana pada bulan Oktober 2023.

"Selama enam bulan kami bekerja, perkembangan progresnya sangat baik. Harapanya adalah kerjasama dan sukses bersama masyarakat. Tujuannya  agar di bulan oktober tahun 2023 kita dapat lakukan panen perdana," kata Pineng.

 Replika Raja Ampat

Mulut Seribu merupakan salah satu destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur karena tempat ini merupakan replikanya Raja Ampat di Pulau Rote.

Mulut Seribu merupakan sebutan masyarakat setempat karena berada dalam sebuah teluk dengan air yang tenang berwana hijau jernih dan dikelililngi karang-karang kecil yang ditumbuhi tanaman bakau. Sekilas terlihat karang-karang itu seperti pulau-pulau kecil yang berada di teluk.

Pulau-pulau kecil yang terhampar di teluk Mulut Seribu itu memiliki jalan masuk dan jalan keluarnya. Seperti bermain labirin di taman bunga, nahkoda kapal harus tahu mana jalan masuk dan jalan keluarnya agar tidak tersesat.

FOLLOW US