• Bisnis

Tantangan dan Peluang Bank NTT Menuju Transformasi Digital

Djemi Amnifu | Selasa, 19/04/2022 14:44 WIB
Tantangan dan Peluang Bank NTT Menuju Transformasi Digital Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, melakukan transaksi pembayaran menggunakan merchant Qris Bank NTT saat kegiatan lauching Pasar Digital Bobou, Bajawa, Kabupaten Ngada, Sabtu (16/4/2022) pagi.

KATANTT.COM--PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (BPD NTT) atau Bank NTT termasuk salah satu bank daerah yang tengah mentransformasi diri menuju digitalisasi perbankan. Sebelumnya, Bank NTT lebih dikenal sebagai bank ‘plat merah’ yang mengkhususkan pemberian kredit bagi pegawai negeri sipil (sekarang aparatur sipil negara).

“Image sebagai bank ‘plat merah’ memang benar. Sulit bagi kami (manajemen Bank NTT red) untuk mengubah image ini. Pelan-pelan, image ini harus kita hilangkan dengan berbagai program yang kami luncurkan,” kata Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, kepada media ini, Sabtu (9/4/2022).

Kasus korupsi di beberapa kantor cabang selama dua tahun terakhir ini menambah daftar masalah bagi Bank NTT. Sejumlah pimpinan di Kantor Pusat Bank NTT pun harus bolak-balik memenuhi panggilan aparat penegak hukum baik kasus kredit macet ratusan miliar yang ditangani Kejati NTT dan kasus kredit fiktif belasan miliar di Polres Kupang.

Meski para pelaku sudah dihukum dan kerugian negara Rp 11,6 miliar berhasil diselamatkan namun Bank NTT harus melakukan perbaikan manajemen secara internal. Tentu jadi pekerjaan berat bagi  Harry Alexander Riwu Kaho yang dipercaya menjabat Direktur Utama Bank NTT sejak tanggal 22 Oktober 2020, menggantikan Isak Eduard Rihi.

Kondisi di tubuh Bank NTT dimaklumi benar, sehingga perbaikan manajemen melalui rotasi pejabat pun dilakukan oleh Harry Alexander Riwu Kaho. “Bank ini sangat membutuhkan orang-orang yang loyal dan komit terhadap kelangsungan masa depan Bank NTT. Cukup sudah menjadi benalu dan parasit di bank ini,” imbuh Alex, biasa disapa.

Mutasi ini pun bagian dari transformasi di Bank NTT melalui penyesuaian struktur untuk menyelaraskan dengan kondisi perkembangan industri perbankan, teknologi dan arah tujuan Bank NTT dalam jangka menengah ke depan

Sejak 2019 lalu, Bank NTT  telah melakukan digitalisasi pada sisi marketing dengan masuk ke beragam kanal digital, seperti media sosial, website, dan lainnya untuk promosi.  “Setelah pandemi Covid-19 melanda, kami mulai memperkuat produk-produk berbasis digital,” ujar Alex.

Pada awal proses pembuatan produk, Bank NTT lebih dahulu menyiapkan sumber daya manusia (SDM).  Sehingga, SDM di Bank NTT memahami produk-produk digital mereka dan bahkan bisa menjadi agen yang memberi edukasi kepada masyarakat. Evaluasi atas kinerja dilakukan tidak lagi per enam bulan, namun dilakukan setiap bulan sehingga pencapaian kinerja tak tercapai selama tiga bulan berturut maka langsung diganti.

Dan, di tengah pandemi Covid-19 yang berdampak luas pada semua sektor termasuk sektor ekonomi , Bank NTT berhasil meraih laba. Di tahun 2020 laba bersih Rp  236.286.000,- dan tahun 2021  turun hanya Rp 228.268.000,- masih di bawah target yang ditetapkan sebesar Rp 500.000.000,-.

Selama dua tahun ini, ternyata perkembangan digital sangat pesat setelah pemerintah menerapkan PPKM.  Bank NTT kemudian menyadari hal ini sehingga fokus masuk dunia digital ini karena tidak bisa lagi mengandalkan model bisnis konvensional namun harus berkolaborasi untuk bisa bekerja sama dengan banyak pihak. Ditambah lagi, ada banyak ekosistem digital yang tumbuh, sehingga Bank NTT harus masuk di dalamnya.

Selain itu, tingkat kesadaran teknologi masyarakat NTT juga terus meningkat. Kemudian, transaksi digital di wilayah itu mencapai 150 juta per bulan. Ditambah jumlah populasi yang sudah bankable mencapai 1,2 juta orang dari total penduduk sekitar 5,5 juta jiwa.

Saat ini, Bank NTT memiliki produk mobile banking, B Pung Mobile. Pada B Pung Mobile ini ada fitur tarik tunai tanpa kartu. Hal ini untuk menghindari terjadinya fraud dalam penggunaan kartu ATM. Lewat aplikasi ini nasabah juga bisa mengajukan kredit tanpa agunan dengan platform tertentu.

“Sejak masuk digital, pasar domestik naik hampir 40%. Lalu, fee based income yang dulu hanya dari beberapa transaksi, saat ini bertambah banyak dan didominasi fee based dari sisi digital marketing. Selain itu, merek kami juga semakin dikenal,” jelas Alex.

Seluruh layanan digital Bank NTT jelas Alex, sejauh ini di sambut baik oleh masyarakat, dilihat  dari jumlah pengguna mobile banking sebanyak 70.000, pengguna kartu ATM sebanyak 350.000, jumlah agen di@ bisa sebanyak 2.610.

Meski telah melakukan transformasi digital, Bank NTT tidak meninggalkan layanan di kantor-kantor cabang. Bank ini terus meningkatkan beberapa cabang menjadi smart branch. Memang masih seumur jagung, namun Bank NTT telah mengambil sebuah keputusan yang tepat dan mendapat apresiasi Bank Indonesia.

"Kebijakan Bank NTT dengan meningkatkan sistem pembayaran melalui aplikasi digital sangat positif dalam menunjang pembangunan ekonomi NTT," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja.

Percepatan pembayaran dengan sistem digitalisasi sangat membantu nasabah dalam mempercepat transaksi keuangan. "Apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 yang sedang melanda NTT melalui sistem transaksi digital sangat efektif. Kebijakan Bank NTT yang menerapkan sistem pembayaran digital dalam pelayanan perbankan merupakan pilihan yang tepat dalam mendukung perekonomian digital," jelas I Nyoman Ariawan Atmaja

Performa Bank NTT di era kemimpinan Harry Alexander Riwu Kaho diyakini benar  berada pada on the track.   Sebagai bukti, tingkat kesehatan Bank NTT berdasarkan penilaian Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam kondisi sehat. 

“Salah satu penilaian OJK adalah soal risk based rating bank (RBBR) Bank NTT semester I-2021 di mana Bank NTT dinyatakan sebagai bank sehat,” kata Jefri Riwu Kore, Wali Kota Kupang selaku pemegang saham kedua terbesar di Bank NTT setelah Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (Pemprov NTT) sebagai pemegang saham terbesar dan pemegang saham pengendali.

Berbagai kasus yang menimpa Bank NTT terkait ‘kebocoran dana’ harus menjadi perhatian serius dan transformasi digital harus bisa memberi jaminan keamanan perbankan melalui Kredit Mikro Merdeka ini, Bank NTT  menyasar UMKM mulai pinjaman Rp 5 juta sampai Rp 10 juta tanpa bunga.

 Skema pembiayaan ini didesain oleh Pemprov NTT bersama OJK dan Bank NTT untuk membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir. Total penyaluran Kredit Mikro Merdeka secara konsolidasi pada 23 puluh tiga Kantor Cabang Bank NTT sebesar Rp 14.091.012.500 yang diberikan kepada 2.566 pelaku usaha.

“Prinsip kehati-hatian bank harus dipegang Bank NTT dalam penyaluran kredit ini. Sudah bagus, Bank NTT mulai melirik pelaku UMKM,” kata, Dr. Fritz Fanggidae, dosen Ekonomi Universitas Kristen Artha Wacana (UKW) Kupang.

OJK Ingatkan Bahaya Cyber Crime

Dalam menggunakan layanan perbankan digital ada risiko-risiko yang perlu dipahami masyarakat salah satunya terkait risiko cyber crime seperti pencurian data nasabah dan phishing. Peningkatan pemahaman masyarakat terhadap penggunaan layanan digital tersebut menjadi tantangan tersendiri.

Kepala OJK Provinsi NTT, Robert HP Sianipar kepada media ini Jumat (1/4/2022 mengungkapkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan tahun 2019, indeks literasi keuangan masyarakat di NTT berada di angka 27,82%, lebih rendah dibandingkan indeks literasi Provinsi NTB yang berada di angka 34,65% dan indeks literasi nasional yang berada di angka 38,03%.

"Dari bank-bank yang berada di bawah pengawasan OJK NTT secara langsung yaitu Bank NTT dan 12 BPR, baru Bank NTT yang saat ini dalam proses mengarah ke layanan perbankan digital. Sementara itu, untuk 12 BPR yang beroperasi di wilayah NTT belum memiliki rencana untuk menerapkan digitalisasi perbankan mengingat diperlukan biaya investasi pada infrastruktur IT yang cukup besar," jelasnya.

Pada tahun 2021, Bank NTT masih dalam tahap penerapan layanan perbankan digital secara hybrid. Namun demikian, sejalan dengan telah dipenuhinya syarat profil risiko dan tingkat kesehatan saat ini Bank NTT sedang melakukan pengembangan terhadap beberapa produk layanan perbankan elektronis agar dapat menerapkan layanan perbankan digital secara penuh (fully digital).

"Berdasarkan data Bank Indonesia, transaksi elektronik di Provinsi NTT pada tahun 2021 tumbuh lebih cepat dibandingkan tahun 2020. Nominal transaksi elektronik di tahun 2021 tercatat sebesar Rp 340,46 miliar atau tumbuh sebesar 531,56% (yoy)," katanya.

Pertumbuhan tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2020 yang tumbuh 53,91% (yoy). Berdasarkan volume transaksi elektronik, tercatat 1,45 juta transaksi elektronik di Provinsi NTT pada tahun 2021, atau tumbuh sebesar 508,85% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 yang tumbuh 3,87% (yoy).

Keliling NTT

Letak geografis Provinsi Nusa Tenggara Timur yang berpulau, menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Bank NTT. Sejumlah program pemerintah berkaitan dengan modal usaha menjadi tanggungjawab Bank NTT. Di sinilah, Dirut Bank NTT Alex  Riwu Kaho bersama sejumlah direksi dan kepala devisi wajib mendampingi Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat saat kunjungan kerja ke kabupaten-kabupaten.

Kunjungan kerja ini pun tak gampang, karena membutuhkan waktu selama seminggu bahkan lebih dari seminggu hanya untuk mendengar langsung keluhan dari masyarakat yang berada di pelosok-pelosok. Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ingin mendengar langsung apa keluhan rakyatnya.

Kunjungan kerja pun dilakukan sekaligus mulai dari pulau pula dalam semingggu bahkan bisa lebih, kemudian dilanjutkan lagi ke kabupaten-kabupaten di pulau yang lain. Seperti saat ini, Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho bersama sejumlah diresi selalu mendampingi  ke Pulau Lembata dan Pulau Flores.

“Beliau, sudah duluan di Pulau Timor. Ada lima kabupaten dan satu kota yang dikunjungi selama tujuh hari. Setelah rehat beberapa hari di Kupang, kita lanjutkan lagi ke Pulau Lembata dan Pulau Flores ,” kata Alex.

Apa yang menjadi keluhan masyarakat di daerah, harus langsung diberikan jalan keluar terutama mengenai kesulitan mengakses modal usaha. Bank NTT sebagai “Pelopor Penggerak Ekonomi Rakyat” dan “Menggali Sumber Potensi Daerah untuk diusahakan secara Produktif bagi kesejahteraan Masyarakat NTT” harus selalu siap beri solusi.

Sejumlah pasar tradisional yang dikunjungi  harus sudah terkoneksi dengan layanan digital Bank NTT.  Seperti, Kamis (7/4/2022), saat Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat mengawali kunjungan kerja ke Pulau Lembata Kabupaten Lembata. Viktor meluangkan waktu berkunjung ke Pasar Tradisional Pada Lewoleba dibuat terkesima oleh para pedagang.

 100%

Para pedagang pasar yang kebanyakan adalah kaum ibu nampak bersorak menyambut kedatangan orang nomor satu di NTT ini.

Tak terkecuali mama Agustina Gerimu, seorang warga Desa Pada Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata yang kesehariannya beraktivitas sebagai pedagang ikan kering.

 Ketika lapaknya didatangi Gubernur NTT Viktor Laiskodat, sontak mereka pun bersorak menyambutnya. Para pedagang pasar ini pun berterima kasih atas dukungan Bank NTT baik dalam program pemberian kredit modal usaha Mikro Merdeka maupun fasilitas pembayaran non tunai, QRIS yang sudah berjalan selama ini.

“Kami bersyukur dengan hadirnya Bank NTT di pasar ini pak. Karena sangat mendukung kami sebagai pelaku usaha kecil,” aku mama Agustina Gerimu kepada Gubernur NTT, Viktor Laiskodat.

Perempuan paruh baya yang adalah salah satu merchant QRIS Bank NTT di pasar ini mengisahkan, usahanya maju karena dimodali oleh Bank NTT dengan skim kredit Mikro Merdeka. Sehari, dengan menjadi nasabah Bank NTT menggunakan fasilitas QRIS, Agustina Gerimu meraih keuntungan hingga Rp 400.000,- dibanding sebelumnya hanya sekitar Rp 50.000 – Rp 100.000,-  sehari bahkan tidak sama sekali jika tak ada pembeli.

Sehari di Kabupaten Lembata Pulau Lembata, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat melanjutkan perjalanan ke Pulau Flores di Kabupaten Flores Timur, tetap didampingi Dirut Bank NTT Alex Riwu Kaho. Kunjungan kemudian dilanjutkan ke Kabupaten Sikka, Ende, Ngada dan Nagekeo. Memasuki hari ketujuh, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat masih menyisakan tiga kabupaten di Pulau Flores yakni Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat.  

Liputan ini merupakan hasil Fellowship yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia bersama  Commonwealth Bank dan dimentori oleh Hasudungan Sirait. ***

FOLLOW US