• Bisnis

Bank NTT Adalah Mitra yang Mampu Mengakselerasi Kebijakan Pemda

Djemi Amnifu | Jum'at, 15/04/2022 22:11 WIB
 Bank NTT Adalah Mitra yang Mampu Mengakselerasi Kebijakan Pemda Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho melihat produk UMKM binaan Bank NTT di Kabupaten Nagekeo.

KATANTT.COM--Bagaimana tanggapan Bank NTT terkait respon positif Bupati Nagekeo, Yohanes Don Bosco Do dalam mendukung Bank NTT menjadi bank Devisa di akhir tahun 2023 nanti dengan mewajibkan semua kepala desa menabung di Bank NTT?

Kepada media di Kampus Bambu, Bajawa, Kamis (14/4/2022), Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan apa yang dilakukan Bupati Nagekeo Yohanes Don Bosco Do saat ini telah melalui pertimbangan berdasarkan kondisi rill yang terjadi.

Menurut Alex, ketika pandemi dan seroja, terjadi keterpurukan berbagai sisi kehidupan, baik spiritual, kesehatan, pendidikan, teknologi dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini tidak bisa dipilah karena menjadi satu mata rantai.

Dalam semua aspek itu ada aspek yang berpengaruh dan menjadi penggerak yaitu ekonomi. Sejauh ini Bupati Nagekeo menurutnya sudah mendalami itu semua. Karena tu menurut Alex, perlu mereengineering kembali sistem tata kelola kebijakan dengan mengatur sistem keuangan dengan lebih baik.

Bank NTT ini milik pemerintah. Dalam pengalaman dan pilihan-pilihan pak bupati ternyata dalam fungsi Bank NTT sebagai Bank Pembangunan Daerah mampu jadi mitra yang baik untuk mengakselerasi berbagai program-program kerja atau kebijakan sehingga bisa terimplementasi dan bermanfaat politik bahkan bisa berkontribusi bagi masyarakat, pemerintah, bank dan swasta,”jelasnya.

Ia menambahkan sebagai bank milik pemerintah, maka pemerintah bisa mengendalikan pertumbuhan ekonomi dan ketika ada sesuatu yang bisa menganggu dengan kewenangan yang dimiliki bisa menstabilkan sistem ekonomi yang dibangun.

Karena itu Bank NTT sebagai Bank Pembangunan Daerah tidak saja melaksanakan fungsi intermediasi bank secara umum tapi lebih sebagai Agent of Development.

Itu artinya kata Alex, harus bisa menterjemahkan dan menjaga kepercayaan dengan menyesuaikan berbagai kepentingan jasa layanan perbankan baik oleh masyarakat, pemerintah yang customize. Baik di desa, kecamatan, dan kabupaten tapi tanpa keluar dari rel atau regulasi.

“Komplain harus, mitigasi harus. Apalagi dunia digital dan teknologi banyak hal dipermudah tapi sisi aman harus tertata dengan baik. Bank NTT bisa beradaptasi dengan hal-hal tersebut," ujarnya.

Setiap tahun, kata Alex, data dan laporan yang disampaikan memberikan dukungan kepada Bank NTT untuk berpartisipasi lebih aktif itu multiplayer effectnya didapat oleh pemerintah.

Lebih lanjut dijelaskan Alex, setelah melakukan pengkajian beberapa rancangan bisnis di digital sudah sampai pada tahap metaverse pengunaan teknologi yang melampaui alam pengetahuan dan semesta. Bank NTT baru 2 tahun bisa melakukan perubahan besar.

Kepada media, Alex pun menjawab tantangan mengenai sulitnya akses jaringan internet di desa sehingga dalam rangka beradaptasi dengan keadaan ini, Bank NTT sudah memiliki strategi bisnis yang sangat bisa diandalkan untuk menjawabnya.

“Bank tidak hadir lagi secara fisik tetapi dengan bekerjasama dengan komponen-komponen atau elemen-elemen masyarakat yang mau menjadi bagian dari transformasi Bank NTT. Kita akan merekrut dan melatih mereka menjadi agen digital bank NTT,”pungkasnya. ***

FOLLOW US