• Nusa Tenggara Timur

Buntut Aksi Demo Sopir Angkot, Waka Polres Kupang Kota Pimpin Antar Siswa ke Sekolah

Imanuel Lodja | Kamis, 28/10/2021 06:58 WIB
Buntut Aksi Demo Sopir Angkot, Waka Polres Kupang Kota Pimpin Antar Siswa ke Sekolah Mobil patroli milik Sat Lantas Polres Kupang Kota sementara menaikkan sejumlah siswa di Kota Kupang buntut aksi demo sopir angkot, Rabu (27/10/2021).

katantt.com--Ratusan siswa SD, SMP dan SMA di Kota Kupang terlantar karena diturunkan sopir angkutan kota (Angkot), Rabu (27/10/2021).

Mereka diturunkan paksa para sopir angkot yang melakukan aksi mogok dan dan demonstrasi atas kelangkaan BBM dan tuntutan menaikkan tarif angkutan kota.

Anggota Patwal satuan lalu lintas yang melakukan patroli rutin di pertigaan Ruko Oebobo, Pertigaan Kayu Putih, simpang Teluk Kupang menemukan para sopir angkot menurunkan penumpang anak-anak sekolah secara paksa karenakan akan melakukan unjuk rasa.

Anggota polisi pun mengevakuasi anak-anak sekolah ke sekolahnya masing-masing.

"Kita kerahkan seluruh mobil yang ada untuk membantu agar anak-anak sekolah tidak terlambat dan tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar seperti biasa," tandas Waka Polres Kupang Kota, Kompol Iwan Iswahyudi, SPd, Rabu (27/10/2021).

Anggota juga menertibkan parkiran angkot-angkot yang berunjuk rasa agar tidak terjadi kemacetan.

Sementara mobil ranger Polsek Kelapa Lima mengantarkan beberapa mahasiswa yang terlantar untuk berangkat ke kampus masing-masing di Kelurahan Oesapa dan Penfui.

Pelayanan transportasi dan mobilisasi pelajar juga dilakukan anggota Satuan Samapta Polres Kupang Kota.

Wakapolres Kupang Kota memerintahkan anggota sabhara mengangkut pelajar ke sekolah akibat dari mogoknya angkutan dalam kota. Evakuasi siswa dilakukan menggunakan mobil truk Dalmas.

Personil Sabhara menyisir sepanjang jalan Frans Seda, Kelurahan Fatululi, perumnas, walikota dan daerah lain di kota kupang memberikan layanan transportasi gratis bagi pelajar untuk bisa ke sekolah.

Rabu (27/10/2021), pengusaha, sopir angkot dan kondektur jurusan Kupang-Walikota-Kuanino-Oebufu melakukan aksi mogok terkait dengan penghapusan BBM jenis premium serta kenaikan harga BBM jenis pertalite harga Khusus yang tidak diikuti dengan regulasi kenaikan tarif angkut oleh Dinas Perhubungan Kota.

Aksi yang dikoordinir oleh Paul Mesakh dan Demsi Lasi mendatangi gedung DPRD Provinsi NTT. Ada ratusan angkot dan sopir yang melakukan aksi.

Sejak pagi, pemilik kendaraan angkot, para sopir dan kondektur berkumpul di Jalan Frans Seda di perempatan Cabang Pasar Oebobo Kelurahan Fatululi Kecamatan Oebobo Kota Kupang.

Para warga ini tidak menggunakan masker, sehingga anggota Sat Samapta Polres Kupang Kota membagikan masker
Anggota Polres Kupang Kota beserta Polsek jajaran memberikan bantuan kepada masyarakat/ anak-anak sekolah untuk mengantarkannya ketujuan masing-masing.

Para pendemo diterima oleh anggota Komisi IV Pata Vinsensius, SH MM yang membawahi perhubungan.

Paul Mesakh dan Desi Tasi mewakili pendemo menyampaikan bahwa penghapusan BBM jenis premium serta kenaikan harga BBM jenis Pertalite harga Khusus yang tidak diikuti dengan regulasi kenaikan tarif angkut oleh Dinas Perhubungan Kota Kupang.

Hal ini dirasakan sangat menyusahkan para pemilik dan sopir angkot, di mana dengan penghapusan premium tersebut berdampak pada berkurangnya penghasilan yang diperoleh oleh sopir angkot.

"Di lapangan kami temukan adanya perubahan harga tarif angkut bagi angkutan umum jurusan Kupang-Noelbaki dan Kupang-Baumata sebesar Rp 3.000-Rp 4.000 berbeda dengan tarif angkut dalam Kota kupang seperti jurusan Kupang- Oebobo-Walikota (jalur angkot lampu 7 dan lampu 10) yang masih mengunakan tarif lama yakni Rp 2.000-Rp 3.000 sesuai dengan regulasi tarif angkut dari Dinas Perhubungan Provinsi NTT," tandasnya.

Dengan adanya kenaikan harga BBM juga berpengaruh terhadap perubahan harga sparepart/onderdil yang mana dalam masa Covid-19 harga barang tersebut naik namun tidak seimbang dengan pemasukan dalam hal tarif angkuatan Umum.

Anggota Komisi IV Pata Vinsensius, SH, MM, bidang Perhubungan mengemukakan bahwa penyampaian aspirasi yang disampaikan sopir akan dibawa dalam rapat komisi IV khususnya Bidang Perhubungan terkait regulasi kenaikan tarif angkut oleh Dinas Perhubungan Provinsi NTT dimana ada perubahan harga tarif yang disampaikan oleh pendemo.

Saat ini anggota DPRD Provinsi NTT sedang menjalankan tugas ke Dapil masing-masing yakni reses selama 7 hari dan apabila kembali akan dibawa ke rapat paripurna tahunan.

 

FOLLOW US