• Nusa Tenggara Timur

Kemajuan Telekomunikasi Ubah Peradaban Manusia

Djemi Amnifu | Minggu, 27/09/2020 10:39 WIB
Kemajuan Telekomunikasi Ubah Peradaban Manusia Menteri Komunikasi dan Infromatika RI, Johnny Plate dan Wagub NTT, Josef Nae Soi menghadiri Rapat Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi di Labuan Bajo.

katantt.com--Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di bidang telekomunasi telah mmembawa perubahan besar bagi kehidupan manusia. Jika sebelumnya, komunikasi harus dilakukan dari rumah ke rumah maka sekarang komunikasi dilakukan secara virtual.

"Perkembangan telekomunikasi telah mengubah peradaban kita. Yang tadinya, kita berkomunikasi dari rumah ke rumah, fisik per fisik. Tapi dengan bantuan alat komunikasi, merubah semuanya. Kita bisa berkomunikasi secara virtual, apalagi dalam kondisi Covid-19," kata Wagub NTT, Josef Nae Soi pada Rapat Koordinasi Pembangunan Infrastruktur Telekomunikasi di Labuan Bajo bersama Menteri Komunikasi dan Informasi RI, Johnny Plate, Jumat (25/9).

Josef Nae Soi memberi apresiasi kepada kementerian Kominfo yang terus berupaya meningkatkan infrastruktur jaringan telekomunikasi di NTT.

"Jaringan internet sangat penting untuk pendidkan dalam situasi saat ini. Kami berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan Menteri Kominfo yang hadirkan super wifi Labuan Bajo. Tentu akan lebih super lagi kalau super wifi ini ada di seluruh kabupaten/kota di NTT," kata Josef.

Sementara Menkominfo Johnny Plate menjelaskan, Covid-19 merupakan momentum dan peluang untuk akselerasi dan transformasi digital nasional. Hal ini menjadi titik pijak baru bagi Indonesia ke depan sesuai arahan Presiden Jokowi.

"Karena Covid-19 mendorong dan memanfaatkan penggunaan infrastruktur telekomunikasi dan informatika sebagai pondasi dasar kehidupan kini dan masa depan," ujarnya.

Ia menambahkan Covid-19 juga memberikan kesempatan yang luar biasa bagi Kementerian Kominfo untuk memastikan tersedianya infrastruktur dasar telekomunikasi dan informatika secara memadai baik diukur dari sisi rasio internetifikasi maupun disparitas internet antar wilayah.

Dari hasil monitoring kualitas cakupan layanan internet di Indonesia oleh Kementerian Kominfo dan rekan-rekan operator seluler, masih terdapat 12.548 desa/kelurahan yang belum tersedia layanan signal 4G dari 83.500 lebih desa/kelurahan di Indonesia.

Sebanyak 9.113 desa/kelurahan berada di kawasan 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal) termaksud NTT. Dan 3.435 desa/kelurahan berada di wilayah komersial atau non 3T, termasuk ibukota negara.

"Setelah kominfo melakukan monitoring cakupan layanan frekuensi, ada satu titik di ibukota negara yang belum tersedia jaringan 4G," ujarnya.

Ia menambahkan terdapat 645 desa/ kelurahan di NTT yang blank spot atau belum ada sinyal 4G, terdiri dari dua kategori yaitu 542 desa/kelurahan yang menjadi tugas Badan Aksesibilitas Tekhnologi dan Informasi (BAKTI) Kominfo.

Sisanya 103 desa yang nanti menjadi wilayah kerja mitra Kominfo yaitu operator seluler termasuk Telkomsel. Tahun 2020 ini, Kementerian Kominfo akan membangun 121 titik BTS di seluruh NTT.

"Agar BTS bisa berfungsi dan ada signalnya, kita akan kolaborasi dengan operator seluler," katanya.

Kementerian Kominfo akan berupaya agar 9.113 desa/kelurahan pada akhir tahun 2022 bisa mendapatkan signal 4G.
Komitmen ini didukung pembiayaan dari APBN, penerimaan utang pajak Kominfo dan kewajiban pelayanan universal yang disediakan melalui tarif operator seluler.

"Untuk NTT kita akan bagi dalam dua tahap. Tahun depan kita akan selesaikan 421 desa/kelurahan dan sisanya tahun 2022," katanya.

Menurut politisi Nasdem tersebut, lisensi yang diberikan negara kepada operator seluler adalah membangun infrastruktur.

Namun mengingat tantangan wilayah yang luar biasa berat, pembangunan infrastruktur Teknologi Komunikasi dan Informatika (TIK) operator seluler tidak bisa cakup seluruh wilayah di Indonesia.

Di situlah hadir Bakti untuk mengisi ruang kosong terutama di wilayah 3T. Ini tidak cukup jika dibiayai melalui skema pembiyaan USO. Perlu ada terobosan-terobosan sumber pembiayaan baru yang kali ini ditampung dalam APBN dan penerimaan negara bukan pajak.

"Khusus Manggarai Barat ada 24 BTS yang sudah dibangun oleh operator seluler. Ada pilot project super wifi dengan jangkauan radius 500 meter," katanya.

Menurut dia, ini pertama kali diujicoba di Indonesia. Bukan satu saja tetapi 20 titik yang sudah aktif dan sudah menghasilkan signal paling kurang 4 mb/detik dan bisa sampai 30 mb/detik. Tiga super wifi akan selesai akhir Oktober sehingga totalnya menjadi 23 super wifi.

Kominfo juga,jelas Johnny akan berupaya memenuhi layanan signal di seluruh tanah air setidaknya di pusat layanan publik yang jumlahnya 500.000 di seluruh Indonesia.

Masih tersisa 150.000 yang masih belum bisa dilayani dengan wifi sehingga kominfo menyiapkan satu satelit multifungsi yang nantinya akan ditempatkan di orbit satelit 146 bujur timur.

"Mudah-mudahan pada kuartal ketiga tahun 2023 satelit ini akan melayani seluruh titik layanan publik di Indonesia.
Dengan pengembangan infrastruktur jaringan telekomunikasi ini, pemerintah berharap ruang digital dapat dimanfaatkan secara cerdas, baik dan bermanfaat untuk kepentingan bangsa, negara dan masyarakat," pungkasnya.*

 

 

FOLLOW US