• Nusa Tenggara Timur

Amankan Paskah di Kota Kupang, Anggota Polwan Muslim Ini Diberi Hadiah Telur Paskah

Imanuel Lodja | Minggu, 31/03/2024 10:29 WIB
Amankan Paskah di Kota Kupang, Anggota Polwan Muslim Ini Diberi Hadiah Telur Paskah Anggota Polwan Bripka Lilik S bersama jemaat yang lain mendapat hadiah telur paskah diserahkan oleh Pendeta Devita Lobo Darmosewojo, STh, saat ibadah perayaan paskah, Minggu (31/3/2024).

KATANTT.COM--Jika natal identik dengan pohon natal maka paskah identik dengan telur. Salah satu ciri khas dalam perayaan Paskah setiap tahun adalah tradisi menghias telur. Biasanya, tradisi ini dilakukan oleh anak-anak untuk memeriahkan perayaan natal Paskah.

Telur-telur tersebut biasanya sudah direbus dan dihias dengan cat beraneka warna atau diberi hiasan sesuai kreativitas anak-anak. Namun ada pula gereja yang membuat tradisi lain sehingga lebih menarik bagi jemaat.

Seperti yang dilakukan jemaat GMIT Talitakumi Pasir Panjang, Kota Kupang. Saat ibadah perayaan paskah, Minggu (31/3/2024), pihak gereja memberikan telur kepada setiap jemaat yang hadir.

Aparat keamanan yang sedang melakukan tugas pengamanan hari raya paskah dan ibadah Paskah pun kebagian telur. Tanpa diduga, pihak gereja memberi tanda khusus pada 10 telur yang dibagikan sebagai telur berhadiah.

Dari 10 yang beruntung, salah satunya adalah anggota Polwan Satuan Lalu lintas Polresta Kupang Kota yang saat itu sedang melakukan tugas pengamanan.

Telur yang diperoleh merupakan salah satu telur berhadiah. Bripka Lilik S. kemudian diminta ke gereja dan mendapatkan hadiah dari pendeta yang diserahkan oleh Pendeta Devita Lobo Darmosewojo S.Th yang juga ketua majelis jemaat GMIT Talitakumi, Pasir Panjang.

Bripka Lilik yang menjalankan ibadah puasa pun kemudian ke gereja menerima hadiah yang disiapkan pihak gereja. "Ini merupakan wujud kerukunan umat beragama. Saat puasa dan melakukan tugas pengamanan, ternyata saya menjadi salah satu yang memiliki kesempatan mendapatkan telur berhadiah," kata Lilik di sela-sela pelaksanaan tugas pengamanan pelaksanaan ibadah di GMIT Talitakumi Pasir Panjang.

Ia berharap agar kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Kota Kupang terus ditingkatkan. Masyarakat juga diminta untuk menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah masing-masing.

Dari berbagai sumber diketahui kalau telur paskah sendiri berasal dari tradisi kesuburan kaum Indo-Eropa dimana telur merupakan simbol musim semi. Pada masa lalu, di Persia, orang biasa saling menghadiahkan telur pada saat perayaan musim semi, yang bagi mereka juga menandakan dimulainya tahun yang baru.

Pada abad-abad pertama kekristenan, tradisi ini sulit dihapus karena hari Paskah memang kebetulan jatuh pada setiap awal musim semi. Perayaan musim semi selalu dirayakan dengan meriah mengiringi kegembiraan meninggalkan musim dingin. Tumbuh-tumbuhan dan bunga mulai tumbuh dan bermekaran, dan suasana keceriaan seperti ini menjadi saat yang tepat untuk membagi-bagikan hadiah.

Membagi-bagikan telur pada hari Paskah akhirnya diterima oleh gereja selain untuk merayakan datangnya musim semi, juga karena telur memberikan gambaran/simbol akan adanya kehidupan.

Dalam Kristen, telur mendapatkan makna religius, yaitu sebagai simbol makam batu di mana Yesus keluar menyongsong hidup baru melalui kebangkitan-Nya. Selain itu ada alasan yang sangat praktis menjadikan telur sebagai tanda istimewa Paskah, yaitu karena dulu telur merupakan salah satu makanan pantang selama Masa Prapaskah.

Umat Kristen sejak awal telah mewarnai telur-telur Paskah dengan warna-warna cerah, meminta berkat atasnya, menyantapnya, serta memberikannya kepada teman dan sahabat sebagai hadiah Paskah.

Dari sudut pandang Kristen, telur Paskah disebut mewakili kebangkitan dan kebangkitan Yesus dari kubur.

FOLLOW US