• Nusa Tenggara Timur

Pasien Suspek Rabies di TTS yang Kabur dari Puskesmas Akhirnya Tewas

Imanuel Lodja | Rabu, 08/11/2023 20:08 WIB
Pasien Suspek Rabies di TTS yang Kabur dari Puskesmas Akhirnya Tewas Pasien suspek rabies, YS alias Yoksan yang dikejar dua tenaga kesehatan dari Puskesmas Niki-Niki, Selasa (7/11/2023).

KATANTT.COM--Yoksan Selan (43) pasien suspek rabies asal RT 12/RW 06, Kelurahan Niki-Niki, Kecamatan Amanuban Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) meninggal dunia pada Selasa (7/11/2023) sekitar pukul 03.30 wita, saat menjalani perawatan intensif di Puskesmas Niki-Niki.

Yoksan sebelumnya sempat mengamuk dan kabur dari Puskesmas Niki-Niki pada Senin (6/11/2023) siang. "Pasiennya sudah meninggal pada subuh sekitar pukul 03.00 wita," ujar Kepala Dinas Kesehatan TTS, dr Ria Tahun, Rabu (8/11/2023).

Kejadian gigitan itu bermula saat Yoksan dalam perjalanan pulang dari pasar Niki-Niki ke rumahnya pada Juni 2023.
Sekitar pukul 14.00 wita. Karena kelelahan, dia pun beristirahat.

Namun, saat kembali mengangkat barang bawaannya, tiba-tiba anjing tidak dikenal langsung datang dan menggigitnya jari telunjuk sebelah kiri. usai digigit, Yoksan melanjutkan perjalanan ke rumahnya.

Di rumahnya, Yoksan mencuci luka gigitan seadanya tanpa menggunakan detergen. Karena menurut Yoksan, luka gigitannya biasa-biasa saja.

Warga setempat menyarankannya agar melapor ke Puskesmas, namun Yoksan menolak karena menganggap luka gigitan tersebut tidak perlu mendapatkan vaksinasi anti rabies (VAR).

Belakangan Yoksan mengeluh dengan gejala demam tapi tidak menentu. Minggu (5/11/2023) petang keluarganya membawa Yoksan ke Puskesmas Niki-Niki untuk dirawat.

Saat dicek kondisi kesehatannya, tim medis tidak menemukan tanda-tanda demam, sesak napas, berkeringat banyak, batuk pilek, muntah, sulit makan dan minum, nyeri ulu hati, dan mencret.

Sekitar pukul 23.00 wita, dia mengeluh sesak napas, mual, gelisah, takut angin, sulit minum air, dan merasa seperti tersengat, berkeringat banyak, air mata berlebihan, dan berteriak.

Keluhan dengan gejala yang sama, terus dirasakan hingga Senin (6/11/2023). Sekitar pukul 12.30 wita mulai menunjukan kegelisahan, mengamuk dan kabur.

Petugas medis minta persetujuan keluarganya untuk dilakukan tindakan restrain (diikat). Permintaan itu disetujui oleh keluarganya.

Sekitar pukul 14.40 wita, dia terus mengamuk hingga ikatannya putus kemudian kabur dari Puskesmas dengan cara melompat pagar dan keluar ke pemukiman warga. Petugas medis pun langsung minta bantuan pengamanan dari polisi dan Babinsa untuk membantu mengamankannya.

Selasa 7 November 2023 sekitar pukul 03.30 wita, keluarga melaporkan ke petugas medis bahwa Yoksan mengeluarkan busa dan air liur berlebihan dari mulutnya. Saat dicek, dokter menyatakan Yoksan sudah meninggal dunia.

"Jika dilihat dari gejala yang muncul dan masa inkubasinya, maka diduga Yoksan mengalami gejala khas rabies. Karena mulai muncul gejala awal di minggu ke 20 dan hari keenam pasca gigitan. Dia meninggal setelah mengalami gejala khas rabies," jelasnya.

FOLLOW US