• Nusa Tenggara Timur

Polda NTT Siagakan Robot Antisipasi Bom

Imanuel Lodja | Sabtu, 14/10/2023 23:22 WIB
 Polda NTT Siagakan Robot Antisipasi Bom Tim Detasemen 45 Anti Anarki Satbrimob Polda NTT menurunkan robot guna mengidentifikasi, menjinakkan dan menghancurkan bahan peledak tersebut di tempat yang aman saat simulasi Sistim Pengamanan Kota (Sispamkota) di Polda NTT, Sabtu (14/10/2023).

KATANTT.COM--Ada hal menarik dalam pelaksanaan simulasi Sistim Pengamanan Kota (Sispamkota) di Polda NTT, Sabtu (14/10/2023).
Sebuah robot dioperasikan dalam simulasi untuk ke lokasi penemuan bom.

Robot pun beraksi mengambil paket bom dan membawa ke tempat yang aman untuk dilakukan disposal menggunakan robot telerob. Robot dioperasikan saat ada laporan penemuan benda yang dicurigai sebagai bom sehingga perlu melakukan penjinakan bom. Sebelum robot beraksi terlebih dahulu dilakukan Xray untuk memperoleh gambaran soal isi paket bom.

Petugas melakukan penembakan namun tidak berhasil sehingga robot dioperasikan. Polisi juga memperagakan penanganan teroris yang menyandera warga sehingga perlu pembebasan sandera.

Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) melibatkan 1.060 personel gabungan dari Polda NTT dan TNI. Simulasi dimulai dengan patroli personel Polri dan TNI untuk menciptakan rasa aman selama berlangsungnya kampanye.

Situasi menjadi kacau ketika ada kerusuhan kampanye yang mengharuskan penyelamatan terhadap salah satu pasangan calon oleh personel keamanan.

Simulasi dilanjutkan pada tahap masa tenang dan penghitungan suara di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS). Insiden terjadi ketika seorang pemilih yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencoba memberikan suaranya, memerlukan tindakan cepat dari personel keamanan.

Skenario berlanjut ke tahap pengiriman hasil suara ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tahap penetapan pemenang. Situasi memanas ketika massa merampas kotak suara yang diawasi oleh personel pengawalan, namun personel keamanan Polri dan TNI berhasil mengamankannya.

Ketidakpuasan massa dari salah satu pasangan calon mencapai puncak ketika mereka menuduh terjadinya kecurangan sejak tahap pemungutan suara dan merasa terpinggirkan oleh hasil quick count.

Massa memadati area KPU dan menuntut pemilu ulang. Personel Dalmas serta tim K9 berusaha meredakan kerumunan, tetapi ketegangan tetap tinggi.

Situasi semakin memanas ketika massa mulai melakukan tindakan anarkis, termasuk pelemparan benda ke petugas keamanan. Tim Pengurai Massa (Raimas) terpaksa menggunakan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan.

Ketika kerusuhan tak kunjung mereda, tim Brimob turun tangan untuk mengembalikan ketertiban. Massa yang berhasil dipisahkan terlibat dalam tindakan anarkis di tempat lain, yang mengancam keamanan dan ketertiban umum.

Tim Detasemen 45 Anti Anarki Satbrimob Polda NTT dipanggil untuk menghadapi situasi yang semakin memanas. Mereka melaksanakan patroli dan tindakan penegakan hukum untuk mengembalikan ketertiban.

Simulasi mencapai puncaknya saat tim Jibom menangani penemuan bahan peledak. Dengan peralatan canggih dan bantuan robot, mereka berhasil mengidentifikasi, menjinakkan, dan menghancurkan bahan peledak tersebut di tempat yang aman.

Simulasi ini bukan sekadar latihan rutin, melainkan demonstrasi keseriusan aparat keamanan NTT dalam menghadapi potensi tantangan selama Pemilu 2024 mendatang. Simulasi ini memberikan keyakinan bahwa aparat keamanan siap menghadapi berbagai resiko yang mungkin terjadi.

FOLLOW US