• Nasional

Pejuang Laut Timor Itu Bernama Ferdi Tanoni, 14 Tahun Memperjuangkan Ganti Rugi Tragedi Montara

Semy Andy Pah | Sabtu, 19/08/2023 07:33 WIB
Pejuang Laut Timor Itu Bernama Ferdi Tanoni, 14 Tahun Memperjuangkan Ganti Rugi Tragedi Montara Ferdi Tanoni dan Daniel Sanda di depan Kantor Maurice Blackburn 2016 silam.

KATANTT.COM--Senin (21/8/2023) nanti, tepat 14 tahun sudah tragedi maha dahsyat Petaka Montara mencemari Perairan Laut Timor. Hampir sebagian besar wilayah Perairan NTT tercemar minyak mentah akibat meledaknya anjungan minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor saat itu.

Tragedi kemanusiaan maha dahsyat ini, telah `membunuh` lebih dari 100.000 mata pencaharian warga Nusa Tenggara Timur. Terutama para petani rumput laut, para nelayan, serta berbagai penyakit aneh yang menyerang masyarakat pesisir hingga membawa kematian, dan hancurnya puluhan ribu hektare terumbu karang di wilayah perairan Laut Timor.

Dan tak banyak yang tahu, siapa sosok yang terus berjuang selama 14 tahun tanpa henti menuntut ganti rugi atas tragedi maha dahsyat ini. Dia adalah Ferdi Tanoni, Sang Pejuang Laut Timor yang tak pernah lelah memperjuangkan hak ribuan petani rumput laut dan nelayan korban tragedi Montara ini.

Bahkan, sebagian besar petani rumput laut dan nelayan, belum banyak tahu siapa sesungguhnya Ferdi Tanoni. Apalagi, Ferdi Tanoni adalah sosok yang sangat sederhana, sangat mudah bergaul dan bukan seseorang yang serakah di dalam menjalani hidup-nya.

Selain itu, Ferdi Tanoni pernah memegang sejumlah jabatan strategis dan penting sebagai bekal dalam membela petani rumput laut dan nelayan NTT. Ferdi Tanoni pernah menjabat Sekretaris Working Party dari MoU Pemeritah Indonesia- Australia 1993-1998 dan Ketua of East Nusa Tenggara-East Timor and Northern Territory (Australia Utara) Business Forum 1994-1999.

Jabatan lainnya adalah sebagai Agen Imigrasi Australia di Kupang 1995-1997, Ketua Tim Pelaksana Tugas Celah Timor dan Gugusan Pulau Pasir ditetapkan melalui Sidang Paripurna DPRD NTT tahun 2001 dan Pemegang Mandat Hak Ulayat Masyarakat Adat Timor-Rote-Sabu dan Alor tahun 2003

Karena itulah, Sang Pejuang Laut Timor ini, tidak serta merta mengangkat dirinya mewakili petani rumput laut dan nelayan yang menjadi korban Tragedi Montara. Sejumlah dukungan diberikan kepada Ferdi Tanoni dalam perjuangannya. Seperti pada pada tahun 2012 silam, Ferdi Tanoni mendapat Surat Kuasa dari Bupati Rote Ndao-Bupati Kupang-Bupati Belu-Bupati Timor Tengah Utara-Bupati Timor Tengah Selatan dan Wali Kota Kupang hingga surat dukungan penuh dari Gubernur NTT.

Kemudian, diawal tahun 2014 mendapat dukungan penuh dari Menteri Perhubungan RI hingga membuat Ferdi Tanoni terus melangkah majusampai menemukan lembaga pendana dari Inggris. Lembaga tersebut bernama Harbour Litigation Funder yang mendanai petani rumput laut di dua Kabupaten saja yakni Kabupaten Kupang dan Rote Ndao melayangkan gugatan ke Pengadilan Federal Australia.

Dan para petani rumput laut ini pun telah menangkan perkaranya namun masih tersisa 11 kabupaten di NTT dan para nelayan-nya yang belum melayangkan gugatan yang sama. Sampai kemudian, pada tahun 2018 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membentuk Satuan Tugas Montara yang hanya beranggotakan 5 orang dimana Ferdi Tanoni salah satu anggota-nya.

Ketua Yayasan Peduli Timor Barat ini hingga hari pertama 21 Agustus tahun 2009 hingga hari ini masih terus bekerja keras untuk selesaikan Kasus Pencemaran Laut Timor yang maha dahsyat itu.

Sejak tahun 2009 hingga tahun 2016 kurang yakni lebih 5 tahun lamanya, bersama dan Pemerintah Pusat di Jakarta terus meributkan Tragedi Montara ini hingga memasuki gugatan perkaranya di Pengadilan Federal Australia menggugat PTTEP Australasia dan memenangkan perkaranya. Hingga pada tahun 2021 bulan November dan mencapai jalan damai dengan PTTEP pada bulan September 2022.

Termasuk menggelar seminar internasional hasil kerjasama YPTB dan Undana pada tahun 2014 silam guna mmbedah Tragedi Montara ini secara ilmiah dengan menghadirkan Senator Rachel Siewert dari Australia, Bupati Rote Ndao, Lens Haning, Bupati Kupang, Ayub Titu Eki, DR Roberr Spies seorang ahli lingkungan dari AS dan Prof Mukhtasor dari ITS Surabaya.

Tak hanya sampai di situ, pada akhir tahun 2019 silam, Penulis buku Skandal Laut Timor: Sebuah Barter Politik Ekonomi Canberra-Jakarta? ini telah menunjuk seorang pengacara asal Inggris Raya dan melakukan pengaduan-nya ke Komisi Hak Asasi Manusia PBB dan pada bulan Maret 2021 PBB menyurati Pemerintah Australulia-Thailand-Indonesia dan PTTEP untuk mempertanggung jawabkan kasus Montara ini.

Karena itulah, tak bisa disangkal jika Ferdi Tanoni adalah penggerak penyelesaian Tragedi Montara ini ada terdapat tanda stempel basah YPTB (Yayasan Peduli Timor Barat) dalam surat identitas petani rumput laut di NTT yang berjumlah 15.483 orang.

Atas dedikasi dan perjuangannya ini, Ferdi Tanoni dianugrahi penghargaan Nasional Untuk Keadilan Sipil (Civil Justice Award) 2013 dari Aliansi Pengacara Australia dalam membela masyarakat kecil yang terkena dampak pencemaran minyak mentah di Laut Timor di Rydges Lakeside Hotel, Canberra-Australia.

FOLLOW US