• Nusa Tenggara Timur

Peringati HUT ke-2 NFA di Kupang Jadi Momentum Kemerdekaan Pangan di NTT

Semy Andy Pah | Minggu, 13/08/2023 13:01 WIB
Peringati HUT ke-2 NFA di Kupang Jadi Momentum Kemerdekaan Pangan di NTT Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat didampingi Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dan Penjabat Wali kota Kupang, George Hadjoh saat memberikan keterangan pers pada puncak peringatan HUT ke-2 Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) sekaligus merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia di Kota Kupang, Sabtu (12/8/2023).

KATANTT.COM--Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) memasuki usia ke-2 pada tanggal 29 Juli 2023 lalu. Badan Pangan Nasional sendiri dibentuk pada tanggal 29 Juli 2021 melalui Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2021.

Memperingati 2 tahun terbentuknya Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) sekaligus merayakan HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia, NFA menggelar serangkaian kegiatan yang bertajuk Sinergi dan Kolaborasi Mewujudkan Merdeka Pangan di Kota Kupang, Sabtu (12/8/2023).

Adapun rangkaian HUT ke-2 Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) antara lain senam pagi bersama, sarapan bersama dengan menu Bergizi, Beragam Seimbang, dan Aman (B2SA) berbasis pangan lokal NTT serta makan telur bersama.

Selanjutnya ada pula penyaluran bantuan pangan, B2SA in Action, Kampanye Bijak Konsumsi Pangan, Cooking Demo, Gerakan Pangan Murah, Festival Kuliner Lokal, dan Gelar Pangan Lokal. Tidak lupa NFA akan menyajikan hiburan yang diisi oleh talenta lokal asal NTT.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menghadiri puncak HUT ke-2 Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) yang diselenggarakan di halaman Kantor Gubernur mengatakan bahwa puncak HUT ke-2 Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) ini menjadi momentum bagi kemerdekaan pangan di NTT.

"Saya berharap, ini menjadi langkah yang tepat dan momentum untuk memajukan pangan kita melalui kolaborasi yang kuat antara Pemerintah Provinsi NTT dengan Badan Pangan Nasional," tegas Viktor Laiskodat.

Orang nomor satu di NTT ini mengapresiasi Badan Pangan Nasional yang mendorong masyarakat dalam mengkonsumsi protein serta mengampanyekan penganekaragaman pangan lokal. "Pangan kita harus didorong protein, jangan didorong karbohidrat saja. Komposisi porsi makan itu harus diatur kembali. Protein harus lebih banyak porsinya daripada karbohidrat," jelasnya.

Karena itu, Viktor Laiskodat mengapresiasi Badan Pangan Nasional yang kampanyekan makan protein, karena NTT sangat kaya akan sumber pangan. Hal ini penting karena pangan itu mengatur generasi masa depan.

Salah satu sumber kekayaan pangan NTT adalah tanaman kelor yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang mengkonsumsinya karena mengandung beragam nutrisi terlebih dalam mengatasi masalah stunting.

“Kita di NTT juga punya miracle tree atau tanaman ajaib yang namanya Kelor. Saya selalu katakan hal ini dalam setiap kesempatan. Kenapa? Karena Kelor merupakan salah satu solusi terbaik untuk mengatasi masalah pangan kita," ujarnya.

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi memaparkan bahwa dalam membangun tata kelola pangan yang kuat dan berkelanjutan harus ditopang oleh para pemangku kepentingan terkait yang terdiri dari unsur pakar/akademisi, asosiasi dan pelaku usaha pangan, komunitas, pemerintah pusat dan daerah, hingga media.

Karena itu jelasnya diperlukan sinergi dan kolaborasi di antara unsur yang dikenal dengan sinergi pentahelix dan menjadi spirit utama Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA) dalam menjalankan fungsi dan perannya mengorkestrasi tata kelola pangan nasional.

"Hari ini kita memaknai dua tahun NFA sebagai sebuah momentum dalam membangun sinergi dan kolaborasi mewujudkan merdeka pangan. Pada saat yang bersamaan dengan bulan kemerdekaan Republik Indonesia, ini waktunya bagi kita hand in hand menguatkan ketahanan pangan, menghadapi ancaman krisis pangan, mengantisipasi dampak El Nino dengan mengoptimalkan potensi dan sumber daya pangan lokal kita," jelas Arief.

Ia menerangkan, salah satu alasan dipilihnya NTT sebagai lokasi puncak perayaan HUT ke-2 NFA untuk memberi pesan kepada masyarakat bahwa merdeka pangan dimulai dari membangun kecintaan terhadap pangan lokal.

Seperti diketahui, sorgum dan jagung merupakan komoditas pangan lokal yang menjadi unggulan NTT, dan dalam kesempatan tersebut salah satu kuliner lokal yaitu jagung bose diperkenalkan melalui kegiatan sarapan bersama masyarakat Kupang dan sekitarnya.

Jagung bose merupakan olahan jagung berupa bubur jagung yang ditambahkan isian sei sapi dan ikan yang dilengkapi sayur daun kelor serta jus buah segar.

Perhelatan akbar ini menarik perhatian masyarakat karena berbagai kegiatan digelar oleh NFA bersama stakeholder terkait. Dimulai dari sarapan menu B2SA, makan telur bersama, pemberian bantuan pangan bagi Keluarga Risiko Stunting, B2SA in Action menghadirkan pendongeng Kak Tony, Gerakan Pangan Murah (GPM), Festival Kuliner NTT, dan Gelar Pangan Lokal.

Melalui kampanye gerakan B2SA, NFA terus mendorong perubahan mindset dan perilaku masyarakat menjadi lebih beragam dan lebih sehat sesuai rekomendasi Pola Pangan Harapan (PPH). Adapun skor PPH Indonesia tahun 2022 berada di angkat 92,9 dan telah melampaui target sebesar 92,8.

Namun demikian, kualitas konsumsi masyarakat harus terus ditingkatkan terutama unsur buah-buahan, sayur-sayuran, umbi-umbian, dan kacang-kacangan yang masih relatif kurang.

Paralel dengan itu, NFA juga mendorong kampanye stop boros pangan untuk menyadarkan seluruh lapisan masyarakat bahwa pangan yang terbuang sia-sia tidak hanya berdampak pada kondisi ketahanan pangan, tapi juga pada perekonomian dan lingkungan hidup. Hasil kajian Bappenas 2021 mengungkap kerugian ekonomi yang ditimbulkan dari sampah pangan dari 213 - 551 miliar  rupiah per tahun. Setara dengan kandungan energi untuk porsi makan 61-125 juta orang per tahun.

Dalam kesempatan tersebut, Arief juga menyerahkan bantuan pangan untuk 725 Keluarga Risiko Stunting (KRS) yang berdomisili di Kupang dengan paket bantuan berupa 1 kg daging ayam beku dan 10 butir telur ayam.

Seperti diketahui, bantuan pangan ini merupakan penugasan pemerintah melalui NFA, di mana pengelolaan dan pendistribusiannya dilaksanakan oleh ID FOOD dan PT Pos Indonesia.

Secara nasional, total bantuan pangan daging ayam dan telur ayam tersebut menyasar 1,4 juta KRS di 7 (tujuh) provinsi dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi. Selain NTT, 6 provinsi lainnya yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, dan Sumatera Utara.

Bantuan ini sangat dibutuhkan masyarakat untuk menekan angka stunting dan menurunkan kerawanan pangan dan gizi melalui pemenuhan sumber protein untuk perbaikan gizi.

Pada saat yang sama, bantuan yang tersalurkan tersebut merupakan produk petani/peternak dalam negeri dan menjadi bagian dari hilirisasi pangan sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, dengan mengoptimalkan peran BUMN di bidang pangan.

NFA juga berfokus menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, NFA bersama keterlibatan berbagai stakeholder seperti BUMN Pangan, BUMD, asosiasi, dan pelaku usaha pangan menggelar GPM dengan menyediakan berbagai bahan pangan dengan harga yang terjangkau.

Perum Bulog menyediakan beras SPHP hingga 9 kontainer dengan total 225 ton digelontorkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan untuk komoditas minyak goreng MinyaKita, ID FOOD menyediakan tidak kurang dari 15 ribu liter kemasan MinyaKita. Selain itu, berbagai komoditas pangan lainnya juga menjadi pilihan warga Kupang yang disediakan oleh berbagai pelaku usaha pangan.

Rangkaian kegiatan tersebut merepresentasikan cakupan fungsi NFA mulai dari ketersediaan dan stabilitas pangan, kerawanan pangan dan gizi, serta penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan berdasarkan Perpres 66 tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional. 

"Dari NTT kita membawa semangat merdeka pangan sebagai momentum membangun sinergi dan kolaborasi yang kuat sehingga berbagai tantangan pangan dapat kita atasi bersama, pandemi, ancaman krisis pangan, konflik geopolitik, hingga El Nino merupakan serangkaian tantangan di sektor pangan yang tidak akan bisa diselesaikan hanya oleh NFA. Butuh keterlibatan kita semua untuk mengatasinya," pungkas Arief.

FOLLOW US