• Nusa Tenggara Timur

Oknum Guru STM Bina Karya Larantuka Minta Maaf, Siksa Siswa Celup Tangan ke Air Panas

Imanuel Lodja | Senin, 07/08/2023 18:22 WIB
Oknum Guru STM Bina Karya Larantuka Minta Maaf, Siksa Siswa Celup Tangan ke Air Panas YAP alias Fendi, siswa kelas XI dengan luka di tangan akibat mendapat siksaan guru STM Bina Karya Larantuka.

KATANTT.COM--Bruder Nelson, guru di STM Bina Karya Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku salah usai menyiksa muridnya dengan air panas. Korbannya adalah YAP alias Fendi, siswa kelas XI pada sekolah tersebut.

Tangan kanan remaja asal Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado itu luka parah akibat pembinaan tak manusiawi rohaniwan Katolik itu. Nelson mengaku baru pertama menerapkan pembinaan dengan cara itu lantaran sering terjadi pencurian dalam lingkungan asrama.

"Ada 17 siswa yang celup, dan Fendi menjadi orang kedua. Pas saya cek, anak lain aman, tapi hanya dia yang luka," ungkapnya, Senin (7/8/2023).

Ia mengaku menggunakan ember sebagai wadah menampung air panas. Suhunya pun, menurut dia, tidak mendidih karena terjadi 20 menit pasca dijerang dengan kompor. "Saat mereka celup bukan sedang mendidih di atas kompor, jedanya sekitar 20 menit," jelasnya.

Ia meminta maaf kepada siswa dan keluarga besarnya atas apa yang sudah ia buat. Ia juga mengaku siap menghadapi konsekuensi hukum yang ditempuh keluarga korban. Aksi keji ini dilakukan Bruder Nelson hanya gegara mencurigai Fendi bersama beberapa temannya mencungkil lemari rekan seasrama.

Meski tak pernah melakukan hal yang dituduhkan, Bruder Nelson terus mengancam dan memaksa mereka mencelupkan tangan ke air mendidih. "Kalau benar-benar kalian tidak mencuri, celup tangan kalian ke air panas pun tidak akan terasa sakit," ujar Bruder Nelson, diceritakan keluarga korban, Emang Lagadoni, via telepon, Jumat 4 Agustus 2023.

Karena terus diancam, Fendy kemudian mendahului rekannya mencelupkan tangan kanannya ke air panas. Alhasil, seluruh jari tangan kanannya langsung melepuh dan membengkak. Ironisnya, meski melihat Fendy sudah terluka parah, Bruder Nelson malah membiarkannya dan tak ada niat membawa korban ke tenaga medis.

"Kami sangat kecewa. Lebih menyakitkan lagi, setelah melihat tangan korban melepuh, dia (pelaku) tidak ada inisiatif untuk memberikan pertolongan medis. Korban menangis menahan sakit dan tidak bisa tidur sampai pagi," katanya.

Kekejaman Bruder Nelson kini berujung pidana. Keluarga korban sudah melaporkan kejadian itu ke Polres Flores Timur guna diproses hukum.  "Laporan sudah diterima kemarin dan korban sudah divisum. Kita tetap proses sesuai aturan hukum," kata Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus M. La`a.

FOLLOW US