• Nusa Tenggara Timur

Guru STM Bina Karya Larantuka Siksa Siswa dengan Celup Tangan ke Air Panas

Imanuel Lodja | Sabtu, 05/08/2023 07:05 WIB
Guru STM Bina Karya Larantuka Siksa Siswa  dengan Celup Tangan ke Air Panas Siswa STM Bina Karya, YAP alias Fendi, yang mengalami penyiksaan oleh gurunya dengan mencelupkan tangan ke dalam air panas mendidih , Selasa (3/8/2023).

KATANTT.COM--Aksi keji dilakukan seorang guru STM Bina Karya Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Bruder N yang juga seorang biarawan Katolik tega menyiksa anak didiknya dengan mencelupkan tangannya ke air panas.

Akibatnya, YAP alias Fendi, siswa asal desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulumado, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur itu mengalami luka parah di bagian tangan.

Aksi kurang terpuji Bruder N ini dilakukan pada Rabu (2/7/2023) malam di asrama STM Bina Karya Larantuka sekitar pukul 20.00 wita. Keluarga korban sudah melaporkan kasus itu ke Polres Flores Timur dengan laporan polisi nomor LP/B/270/VIII/2023/SPKT/Polres Flores Timur/Polda Nusa Tenggara Timur tertanggal 3 Agustus 2023.

Eman Lagadoni, salah satu keluarga korban kecewa dengan perbuatan Bruder N yang tergolong tak manusiawi. "Kami sangat kecewa. Lebih menyakitkan lagi, setelah melihat tangan korban melepuh, pelaku (Bruder N) tidak ada inisiatif untuk memberikan pertolongan medis. Korban menangis menahan sakit dan tidak bisa tidur sampai pagi," Eman, Jumat (4/8/2023).

Pihaknya berharap polisi segera memprosesnya dan pihak sekolah menegur keras pelaku. "Bila perlu (pelaku) diberhentikan, sehingga kasus ini tidak terulang lagi pada siswa yang lain," ujarnya.

Kapolres Flores Timur, AKBP I Nyoman Putra Sandita, SIK, yang dikonfimasi Jumat (4/8/2023) malam membenarkan kejadian ini. "Pelapor atas nama YA (18), pelajar yang juga warga Desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulu Mado, Kabupaten Flores Timur dan terlapor BN (39), ketua asrama SMK Bina Karya Larantuka, Kelurahan Postoh, Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur," kata I Nyoman Putra Sandita.

Aksi ini terjadi pada Rabu (2/8/2023) sekitar pukul 20.00 wita tepatnya di asrama Putra SMK Bina Karya Larantuka.
"Terjadi penganiayaan dengan cara terlapor menyuruh korban memasukan tangan ke dalam air panas hingga menyebabkan tangan kanan korban mengalami luka melepuh pada ke lima jari tangan kanan dan bengkak," ujar mantan Kapolres Rote Ndao ini.

Dengan adanya kejadian tersebut, pelapor/korban langsung menelepon orang tua kandung di desa Pandai, Kecamatan Wotan Ulu Mado. "Pada hari Rabu pagi, orang tua pelapor datang menjemput korban lalu melaporkan kejadian tersebut Polres Flores Timur," tandasnya.

Kasat Reskrim Polres Flores Timur, Iptu Lasarus Martinus Ahab La`a, SH yang dikonfirmasi, Jumat (4/8/2023) malam mengaku telah menerima laporan keluarga korban terkait kasus itu. "Kami belum ambil keterangan korban karena masih sakit sekali," ujarnya.

Namun pihak kepolisian sudah menerima laporan korban dan korban sudah divisum. "Kita proses seusai aturan hukum yang berlaku," kata mantan Kapolsek Amfoang Timur, Polres Kupang ini.

Ia juga mengaku belum memeriksa terduga pelaku. YAP alias Fendi, siswi kelas II STM Bina Karya Larantuka, Kabupaten Flores Timur mendapat penyiksaan sadis oleh gurunya dengan dipaksa mencelupkan tangannya ke air panas mendidih.

Diperoleh informasi kalau kejadian itu berawal dari tuduhan Bruder N yang menyebut Fendi dan beberapa siswa lainnya mencungkil pintu lemari milik rekan di asramanya. Korban dan rekannya kemudian dikumpulkan di ruang makan asrama.

Saat itu korban Fendi dam rekannya membantah tuduhan tersebut dan mengklarifikasi kepada Bruder N. Bruder N malah memaksa Fendy dan rekannya mencelupkan tangan ke air panas mendidih. "Kalau benar kalian tidak mencuri, celup tangan kalian ke air panas pun tidak akan terasa sakit," ujar Bruder N saat itu.

Karena terus diancam, Fendy kemudian mendahului rekannya mencelupkan tangan kanannya ke air panas. Akibatnya, seluruh jari tangan kanannya langsung melepuh dan membengkak. Meski melihat Fendy sudah terluka parah, Bruder N membiarkannya dan tak ada niat membawa korban ke tenaga medis.

FOLLOW US