• Nusa Tenggara Timur

Anak Meninggal Usai Digigit Anjing Penyebab KLB Rabies di Sikka

Imanuel Lodja | Senin, 05/06/2023 08:41 WIB
Anak Meninggal Usai Digigit Anjing Penyebab KLB Rabies di Sikka Ilustrasi Anjing Galak

KATANTT.COM--Pemerintah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Tinur (NTT) telah menetapkan daerah tersebut sebagai keadaan luar biasa (KLB) rabies. Kasus rabies di Kabupaten Sikka, terungkap setelah seorang anak perempuan berusia empat tahun warga Desa Habi, Kecamatan Kangae yang dilaporkan meninggal dunia setelah tergigit anjing yang diduga terinfeksi rabies.

"Iya sudah ditetapkan KLB (rabies) sejak pertengahan Mei lalu, karena ada kematian satu orang anak usia sekitar empat tahun," kata Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo, Senin (5/6/2023).

Fransiskus Roberto Diogo menjelaskan kasus kematian bocah perempuan berusia empat tahun tersebut setelah terkena gigitan anjing yang diduga terinfeksi rabies. Bocah empat tahun tersebut meninggal pada 8 Mei 2023. Korban adalah warga Desa Habi, Kecamatan Kangae.

Dan laporan hasil pengujian sampel organ anjing dari laboratorium Balai Besar Veteriner menyebutkan positif rabies. Disampaikan Fransiskus Roberto Diogo sampai dengan akhir pekan lalu, jumlah kasus gigitan anjing di Sikka mencapai 30 kasus.

Dari 30 kasus tersebut, dua diantaranya dirawat di rukah sakit dan satu orang meninggal dunia. Upaya pencegahan kata Robby, telah dilakukan langkah-langkah sesuai standar operasi prosedur (SOP) penanganan rabies salah satunya dengan melakukan isolasi terhadap lima kecamatan yang diduga telah terinfeksi rabies.

Kelima kecamatan yang terkonfirmasi ditemukan adanya dugaan penyebaran rabies antara lain Kecamatan Alok, Alok Barat, Alok Timur, Kangae dan Kecamatan Nelle. "Tiga kecamatan yakni Alok, Alok Timur dan Alok Barat kecamatan (yang terletak) dalam kota," katanya.

"Upaya yang sudah dilakukan melokalisir wilayah yang sudah teridentifikasi yang sedang diuji laboratorium ada rabiesnya ada Lima kecamatan yang kami isolasi," kata Robby.

Langkah pencegahan lain yang sedang dilakukan adalah membuat himbauan dan memberikan edukasi bagi masyarakat untuk dapat mengikat dan mengandangkan hewan pembawa rabies khususnya anjing agar bisa diidentifikasi.
"Yang paling dibutuhkan saat ini adalah kesadaran masyarakat, kalau mereka sayang binatangnya maka harus dirawat" kata Robby.

Disampaikan Robby, Flores adalah pulau yang endemik rabies, sehingga ancaman dari wabah rabies sangat tinggi.
"Daerah kami ini Flores pada umumnya selalu terancam rabies karena populasi anjing juga tinggi, karena orang Flores suka piara anjing," kata Robby.

Disampaikannya, populasi anjing di Kabupaten Sikka dari data yang diterimanya mencapai 55 ribu ekor anjing. "Di Sikka sendiri itu kami data saat vaksin itu terdapat 55 ribu tapi sebenarnya jumlahnya lebih dari itu," kata Robby.

Ia menerangkan, upaya lain untuk pencegahan yang sedang dilakukan adakah melakukan vaksin terhadap hewan anjing milik masyarakat. Sehingga dia berharap instruksi untuk warga bisa mengikat dan mengandangkan anjing bisa dipatuhi oleh masyarakat.

Untuk proses vaksinasi, Dinas Peternakan Sikka menyiapkan enam orang tenaga vaksinator. Untuk memaksimalkan atau mempercepat proses vaksinasi maka sedang diberikan pelatihan bagi petugas vaksinator lainnya. "Tapi kita juga lagi melatih tenaga vaksinator lainnya untuk bisa menambah tenaga vaksinator," jelasnya.

Robby menargetkan dari populasi 55 ribu ekor anjing, harus ada 70 persen anjing di Kabupateb Sikka yang harus divaksinasi. Sehingga pencegahan terhadap rabies bisa dilakukan dengan baik. Diakui Robby, sudah mendapat bantuan 3000 dosis vaksin anjing dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diterima secara bertahap. "Pertama sudah dapat 2000 dosis, yang kedua 1000 dosis, dan nanti akan dikirin lagi dari kementerian," ujarnya.

Ia berharap agar para pemilik hewan anjing yang mampu agar bisa melakukan vaksin secara mandiri. Karena jika semua harus disediakan oleh pemerintah maka anggaran tidak akan mencukupi. Karena satu dosis vaksin dibeli dengan harga 25 ribu rupiah. Temuan kasus rabies di Kabupaten Sikka tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel organ anjing yang mengigigit korban meninggal yang dinyatakan positif rabies.

FOLLOW US