• Nusa Tenggara Timur

YPTB Minta Pemerintah Indonesia Belajar dari Peru Tangani Tumpahan Minyak Montara

Imanuel Lodja | Jum'at, 26/08/2022 07:27 WIB
YPTB Minta Pemerintah Indonesia Belajar dari Peru Tangani Tumpahan Minyak Montara Ferdi Tanoni menunjukkan buku yang ditulisnya berjudul Skandal Laut Timor, Sebuah Barter Politik Ekonomi Canberra-Jakarta.

KATANTT.COM--Pemerintah Indonesia diminta belajar dari Pemerintah Peru dalam menangani kasus tumpahan minyak Montara hingga mencemari Laut Timor dan menyengsarakan ribuan rakyat dan nelayan di Nusa Tenggara Timur.

Saat ini Pemerintah Peru menuntut 66,86 triliun rupiah atas tumpahan minyak sebanyak 10.000 barel tersebut akibat bocornya pipa bawah laut. Dalam berkas gugatannya yakni Rp 44,58 triliun terhadap kerusakan lingkungan dan 22,29 triliun untuk kerugian sosial ekonominya.

"Sehubungan dengan apa yang terjadi di Peru saat ini, kami meminta Pemerintah Republik Indonesia untuk secara cepat melakukan tuntutan ganti rugi baik terhadap Pemerintah Australia maupun terhadap PTTEP yang telah mencemari Laut Timor dengan minyak paling tidak 80.000 barel," tandas Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Ferdi tanoni kepada pers di Kupang, Jumat (26/8/2022).

Selaku Pemegang Mandat Hak Ulayat Masyarakat Adat Laut Timor, Ferdi Tanoni menegaskan bahwa kasus tumpahan minyak Montara ini sudah berjalan selama 13 tahun lamanya, sementara tumpahan minyak di Peru baru terjadi 6 bulan yang lalu.

"Soal ganti rugi ini sangat menarik karena pada waktu itu hitungan kami dan para ahli memperkirakan kerugian lingkungan di Laut Timor dan Perairan Laut Sawu 400 triliun rupiah dan kerugian sosial ekonomi nya sekitar 100 triliun rupiah," jelas Ferdi Tanoni.

Menurut Ferdi Tanoni, ketika perundingan dengan PTTEP di Bangkok yang diwakilkan kepada Grinchai Hattagam, General Manager PTTEP Indonesia bersama the Montara Task Force sudah sangat jelas disampaikan secara terbuka dan angka yang disebutkan sangatlah masuk akal.

Bahkan jelas Ferdi Tanoni, Hakim Yates di Pengadilan Federal Australia pun sudah meminta PTTEP untuk merundingkan kerugian sosial ekonomi dan bisa disepakati. Namun demikian PTTEP Bangkok terus mencari jalan nya sendiri kemudian nyatakan banding.

"Masa itu sudah berlalu dan sekarang kami rakyat Provinsi Nusa Tenggara Timur terus berdoa dan menunggu hari-hari dimana kasus Montara ini harus diselesaikan, dengan penuh keyakinan kami tahu bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa Pencipta Langit dan Bumi ini selalu menang dan pasti akan menjawab doa kami," katanya.

"Kita bangsa Indonesia ini adalah sebuah bangsa yang besar dan bermartabat dan mereka dalam hal ini Pemerintah Australia dan PTTEP di Bangkok harus mengetahui. Adalah sebuah perbuatan yang sangat tidak elok jika mereka hanya melarikan diri untuk menghindari tanggung jawab mereka," sambung Ferdi Tanoni.

FOLLOW US