• Nusa Tenggara Timur

Penambangan Pasir Ilegal di Pulau Sumba Merusak Pantai Mananga Aba

Imanuel Lodja | Senin, 17/01/2022 16:14 WIB
Penambangan Pasir Ilegal di Pulau Sumba Merusak Pantai Mananga Aba Sejumlah truk secara bebas sementara melakukan aktifitas penembangan pasir secara ilegal di Pantai Mananga Aba, yang berada di Desa Keruni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya.

KATANTT.COM--Aktifitas penambangan liar berupa penggalian pasir oleh puluhan truk, merusak Pantai Ramadana Mananga Aba, yang berada di Desa Keruni, Kecamatan Loura, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Penambangan pasair secara liar ini menyebabkan pantai yang terkenal sangat indah di wilayah itu menjadi abrasi.

Pegiat pariwisata sekaligus pemilik Mario Hotel, Aloysius Purwa, saat dihubungi Senin (17/1/2022) membenarkan hal itu.

Aloysius yang membangun hotelnya di dekat Pantai Mananga Aba, mengaku mendatangi dan melihat langsung lokasi pantai yang mulai berlubang.

"Sedih sekali melihat Pantai Ramadana Mananga Aba yang indah, sekarang menjadi bopeng karena tanahnya hampir habis dan puluhan truk masih mengambil pasir di sini," ungkap Aloysius.

Pengambilan pasir secara liar itu lanjut Aloysius, sudah terjadi selama berbulan-bulan lamanya. "Sayang sekali, anak dan cucu tidak akan menikmati keindahan pantai," kata Aloysius.

Dia berharap, pemerintah setempat bisa segera menertibkan para penambang pasir itu, sehingga tidak merusak keindahan alam setempat.

Terpisah Camat Loura Yengo Tada Kawi, membenarkan aktivitas penggalian pasir liar di wilayahnya.

Yengo pun, telah mengeluarkan surat bantuan pengamanan dan kerja bhakti kepada Kapolsek Loura, Danramil Laratama, Kepala Desa Ramadana, Kepala Desa Karuni serta masyarakat pemerhati lingkungan Pantai Mananga Aba.

"Suratnya baru kita keluarkan tadi, untuk besok kita kerja bhakti menutupi lubang-lubang bekas galian pasir dan menutup pintu masuk pengambilan pasir di Pantai Mananga Aba," ujar Yengo.

Ia mengakui, pengambilan pasir itu telah merusak Pantai Mananga Aba dan sekitarnya, yang selama ini daerah tujuan wisata para wisatawan nusantara maupun manca negara.

Yengo berharap, dengan adanya kerja bhakti menutupi bekas galian tersebut dan menutup pintu masuk bagi kendaraan pengangkut pasir, aktivitas liar itu bisa berhenti.

FOLLOW US