• Nusa Tenggara Timur

Jenazah Tahanan yang Meninggal Dalam Sel Polsek Dimakamkan, Keluarga Apresiasi Kapolda NTT

Imanuel Lodja | Senin, 13/12/2021 19:37 WIB
Jenazah Tahanan yang Meninggal Dalam Sel Polsek Dimakamkan, Keluarga Apresiasi Kapolda NTT Kapolres Sumba Barat, AKBP FX Irwan Arianto dan puluhan anggota Polri berjalan kaki mengikuti acara pemakaman tahanan yang meninggal dalam sel Polsek katikutana.

katantt.com--Jenazah Arkin Anabira, tahanan yang tewas dalam sel Polsek Katikutana pada Kamis (9/12/2021) lalu dimakamkan, Senin (13/12/2021).

Arkin diduga menjadi korban kekerasan yang dilakukan oknum polisi saat ditangkap pada Rabu (8/12/2021) malam.

Di rumah duka, Kampung Galuwotu, Desa Malinjak, Kecamatan Katikutana Selatan, Sumba Tengah, kebaktian pemakaman dihadiri ratusan kerabat dan warga kampung.

Kapolres Sumba Barat, AKBP FX Irwan Arianto, Asisten 1 Pemkab Sumba Tengah, Adri Sabaora, Camat Katikutana Selatan, Simon Sabawali hadir dalam pemakaman ini.

Dalam sambutan keluarga, Anderias saat prosesi pemakaman, berharap polisi tetap mengungkap kasus meninggalnya Arkin dalam tahanan polisi.

Keluarga mempercayakan semua proses hukum bagi anggota polri yang diduga terlibat dalam penganiayaan yang mengakibatkan Arkin Anabira meninggal dunia dalam tahanan Polsek Katikutana.

Keluarga Apresiasi Kapolda NTT

Pihak keluarga mengapresiasi kerja Kapolda NTT dan Kapolres Sumba Barat yang telah mengambil langkah-langkah dalam mengusut kasus kematian Arkin. "Dengan telah ditahannya empat polisi adalah suatu langkah cepat yang diambil Kapolda NTT dan Kapolres Sumba Barat", jelas perwakilan keluarga, Anderias.

Keluarga secara khusus menyampaikan terimakasih kepada Kapolda NTT, Irjen Pol Lotharia Latif yang menaruh perhatian serius dalam penuntasan dan pengungkapan kasus tersebut.

"Kepada bapak Kapolda, keluarga sampaikan terimakasih karena memberi atensi khusus atas meninggalnya Arkin. Dan telah mengambil tindakan hukum bagi anggota polisi yang terlibat dalam penganiayaan yang berakibat meninggalnya Arkin. Kami sampaikan terimakasih pada Bapak Kapolda (NTT)," kata Anderias, perwakilan keluarga di hadapan ratusan kerabat dan pelayat.

Pihak keluarga juga mengharapkan agar kerabat dan seluruh warga tidak terprovokasi dengan berita-berita yang beredar di media sosial.

"Karena sekarang sudah dalam penanganan sehingga kita percayakan proses hukum terhadap kepolisian," tegasnya.

Kapolres Sumba Barat, AKBP FX Irwan Arianto meminta agar keluarga menyerahkan seluruh proses untuk mengungkap kasus penganiayaan tersebut kepada pihak kepolisian.

"Secara internal, saya sebagai Kapolres sudah mencopot dan melakukan penahanan terhadap anggota saya yang diduga terlibat dalam kasus penganiayaan yang berakibat meninggal Arkin," tegas Irwan.

Irwan mengakui terjadinya penganiayaan tersebut dan sudah langsung melakukan proses hukum terhadap anak buahnya yang diduga melakukan kekerasan terhadap Arkin. Karena setiap polisi harus mentaati aturan hukum.

Dia berharap keluarga bisa menahan diri dan tetap menciptakan situasi yang kondusif. "Saya sangat berharap pihak keluarga bisa menahan diri," ujarnya.

Irwan meyakinkan dihadapan keluarga dan pelayat yang hadir bahwa kasus kematian Arkin menjadi perhatian serius pimpinan polri. Sehingga proses penuntasan kasus tersebut akan dilakukan secara transparan.

Kapolres Sumba Barat ini mengajak semua pihak untuk sama-sama mengawasi seluruh proses hukum bagi anggotanya yang sedang berjalan saat ini.

"Keluarga bisa datang ke Polres (Sumba Barat) untuk melihat keempat anggota yang telah ditahan oleh propam", katanya.

Pada prosesi pemakaman tersebut juga, Asisten 1 Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, Adri Sabaora mengatakan bahwa peristiwa yang dialami Arki bisa menjadi pelajaran bagi semua pihak.

Kasus serupa kata Adri tidak perlu lagi terjadi di kemudian hari. "Saya berharap ini bisa jadi pelajaran bagi semua," tandasnya.

Usai ibadah pemakaman, jenazah lalu dibawa ke makam keluarga pada pukul 17.00 wita yang berjarak sekitar satu kilometer dari rumah duka tepatnya di depan rumah Andreas Maki Pawolung yang adalah rumah paman korban.

Ratusan pelayat dan keluarga Arki ikut mengantar jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.

Tangisan pun pecah saat peti jenazah diusung keluar dari dalam rumah duka yang berbentuk rumah panggung. Peti jenazah kemudian dibawa menggunakan mobil jenazah ke makam keluarga.

Ikut mengantar jenazah Kapolres Sumba Barat, AKBP FX Irwan Arianto dan puluhan anggota Polri.

Saat mengantar jenazah, Kapolres Sumba Barat AKBP Irwan Arianto ikut dengan berjalan kaki disamping mobil jenazah yang mengangkut peti jenazah Arkin.

Sebelumnya, seorang tersangka yakni Arkin Anabira warga Desa Malinjak, Kecamatan Katikutana Selatan, Sumba Tengah, NTT, meninggal dalam tahanan Polsek Katikutana.

Arkin meninggal pada Kamis (9/12/2021) setelah ditangkap oleh aparat kepolisian dari Polsek Katikutana dan Polres Sumba Barat, pada Rabu (8/12/2021) malam sekitar pukul 22.00 wita di rumah pamannya yakni Andreas Maki Pawolung.

Keluarga menduga Arkin meninggal akibat mendapat kekerasan dari polisi setelah ditangkap. Karena saat peti jenazah dibuka kondisi jenazah penuh luka lebam dan memar.

Keluarga juga mendapati luka tusuk di beberapa bagian tubuh, serta leher, kaki dan tangan patah.

FOLLOW US