• Nusa Tenggara Timur

Yetty Neno Minta Maaf Kepada Kades Nekbaun dan Keluarga

Djemi Amnifu | Rabu, 18/11/2020 11:25 WIB
Yetty Neno Minta Maaf Kepada Kades Nekbaun dan Keluarga Yetty Neno dan suami Bambang Saimin rekreasi ke Pantai Pandawa-Bali bersama Kepala Desa Nekbaun, Isak Amnifu dan istri untuk berobat di Rumah Sakit sanglah selama sebulan lebih.

katantt.com--Yetty Bambang Neno menyampaikan permintaan maaf atas perbuatan suaminya, Bambang Saimin dan saudara-saudaranya yang telah mempermalukan dan mencemarkan nama baik Kepala Desa Nekbaun Isak Amnifu dan keluarganya.

Permintaan maaf sekaligus klarifikasi ini supaya publik tahu kejadian penggebrekan yang penuh rekayasa di kediaman Kades Nekbaun, Isak Amnifu di Kampung Riumata, Desa Nekbaun Kecamatan Amarasi Barat, Kabupaten Kupang, Minggu (11/10) dini hari menjadi terang benderang.

Apalagi, kasus dugaan perzinahan yang dilaporkan suaminya, Bambang Saimin bersama saudara-saudaranya, Nani Neno, Lens Neno,Bobby Neno, Ory Neno dan Mel Neno di Polres Kupang tidak memenuhi unsur pidana.

"Atas nama pribadi dan keluarga, saya mohon maaf kepada kepala Desa Nekbaun, Isak Amnifu bersama anak-anak dan keluarga besar Amnifu. Akibat rekayasa penggebrekan telah mencemarkan nama baik Kepala Desa Nekbaun Isak Amnifu dan keluarga," kata Yetty Neno kepada wartawan, Rabu (18/11).

Yetty Neno memberikan kronologis hingga penggebrekan oleh suami dan saudara-saudaranya yang penuh rekayasa dengan niat jahat untuk mempermalukan Kades Nekbaun Isak Amnifu yang seolah-olah melakukan tindak pidana perzinahan bersama dirinya.

Ibu tiga orang anak ini merasa kecewa dengan perbuatan suami dan saudarannya yang tega mempermalukan dirinya dan Kades Nekbaun, Isak Amnifu dengan melakukan rekayasa sebuah penggebrekan.

"Peristiwa ini, telah direkam menggunakan handphone kemudian diposting ke media sosial oleh Mel Neno untuk mempermalukan, menista dan mencemarkan nama baik Kades Nekbaun Isak Amnifu," kata Yetty Neno.

Padahal kata Yetty, antara dirinya dengan Kades Nekbaun Isak Amnifu memiliki hubungan keluarga yang cukup dekat.

"Waktu istri beliau masih hidup dan berobat ke Rumah Sakit Sanglah di Denpasar, mereka nginap di rumah selama sebulan penuh. Istrinya jalani rawat jalan, jadi nginap di rumah di Denpasar," kata Yetty.

Jadi Yetty, merasa heran, saat menginap di rumah Kades Nekbaun, Isak Amnifu di kampung Riumata Desa Nekbaun justru direkayasa sedemikian rupa oleh suaminya bersama saudara-saudaranya.

Salah seorang anak Kades Nekbaun, Isak Amnifu semasa masih di Denpasar, dibantu olehnya bekerja bahkan tinggal juga di rumahnya.

Yetty menyebut keberadaannya di Kupang, untuk merayakan ulang tahun ibunya yang sudah renta sekaligus mengantar salah satu keluarga yang meninggal di Denpasar Bali. Kebetulan saudara yang meninggal di Bali ini berasal dari Desa Nekbaun dan juga saudaranya Kades Nekbaun Isak Amnifu.

Selama di Kupang, Yetty tinggal di rumah orangtuanya di Desa Niukbaun Kecamatan Amarasi Barat yang bertetangga dengan Desa Nekbaun.

"Setelah semua urusan selesai sampai dengan pemakaman, saya berencana pulang ke Denpasar-Bali. Jadi waktu itu saya mau ke Kupang untuk beli tiket," ujarnya.

Sabtu (10/10) pagi, Kades Nekbaun, Isak Amnifu sempat menelepon dirinya menanyakan rencana kepulangan ke Denpasar-Bali.

Pasalnya, keluarga ingin memberikan oleh-oleh sebagai ucapan terima kasih atas bantuan mengantar jenasah saudara yang meninggal di Bali.

"Pagi itu, kebetulan saya sudah siap mau ke Kupang beli tiket di Pitoby travel. Waktu bapak desa telepon, saya langsung ke rumah bapak desa dengan," ujarnya.

Yetty yang menggunakan mobil rental kemudian ke Riumata Desa Nekbaun menemui Kades Isak Amnifu, Di sana, Yetty mengajak Kades Nekbaun, Isak Amnifu ikut bersamanya ke Kupang untuk membeli tiket menggunakan mobil rental.

"Jadi kami, ada empat orang di mobil. Saya, bapak desa, anak nona bapak desa dan om sopir," kata Yetty.

Selang satu jam, kata Yetty, adiknya Bobby Neno yang bertugas di Brigif 21/Komodo menelepon menanyakan rencana kepulangannya ke Denpasar-Bali.

"Bobby, adik saya di Brigif telepon suruh saya jangan beli tiket karena sudah dia (Bobby Red) sudah beli tiket, jadi nanti diantar," kata Yetty mengutip perkataan Bobby via telepon.

Yetty yang berencana membeli dua tiket pesawat untuk dirinya dan anaknya akhirnya membatalkan rencana membeli dua tiket Kupang-Denpasar.

Hampir dua jam lebih, mereka menunggu di depan Pitoby travel namun adiknya Bobby tak kunjung mengantar tiket.

Saking lamanya, Yetty bersama bapak desa dan anaknya serta sopir travel pergi makan ke warung bakso 99 yang berada di sebelah Pitoby travel.

Setelah selesai makan pun, adiknya Bobby tidak muncul-muncul sehingga mereka memutsukan kembali ke Baun karena waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 wita.

"Kami terpaksa pulang, karena Bobby belum antar tiket. Tiba di lampu merah Polda saya minta om sopir singgah ke salon Scorpion. Saya dan anak nona bapak desa masuk ke salon sambil tunggu tiket yang akan di antar adik saya," katanya.

Setelah keluar dari salon pun kata Yetty, adiknya belum antar tiket meski sudah ditelepon oleh Bobby berkali-kali menanyakan posisinya sudah sampai mana.

Karena sudah jenuh menunggu, Yetty akhirnya memutuskan pulang ke rumah orang tuanya di Desa Niukbaun sekaligus mengantar pulang bapak desa dan anak nonanya.

Yetty mengaku merasa curiga dengan telepon yang berkali-kali dilakukan oleh adiknya (Bobby Neno) namun tak kunjung mengantar tiket.

Dalam perjalanan pulang dari Kupang sekitar pukul 16.00 wita, Yetty memutuskan mengantar duluan bapak desa bersama anak nonanya di Riumata baru kemudian sopir mengantarnya ke kampung Marena- Desa Niukbaun.

"Begitu tiba di Riumata, Bobby telepon lagi suruh ke hotel Aston untuk ambil tiket karena orangnya tunggu di sana.
Karena itu, saya suruh om sopir yang pergi balik Kupang untuk ambil tiket dan saya tunggu di Riumata," ujarnya.

Namun, saat sopir travel yang akan ambil tiket di Hotel Aston, ditelepon lagi oleh Bobby untuk ke bundaran PU (Patung Tirosa) karena orang yang pegang tiket tunggu di sana.

Begitu sopir sampai di bundaran PU jelas Yetty, ternyata handphonenya dirampas dan disuruh pulang dengan oleh suaminya dan saudara-saudaranya.

"Mereka suruh sopir telepon saya, tidak bisa antar tiket ke Riumata karena sudah malam dan besok harus ke Rote besuk mamanya yang lagi sakit," tutur Yetty.

Ternyata, kata Yetty, telepon dari sopir itu adalah atas perintah suaminya Bambang karena kemudian sopir disuruh mengantar mereka ke rumah bapak desa di Riumata.

Setelah mendapat pemberitahuan dari sopir via telepon tersebut, Yetty memutuskan menginap di rumah Kades Nekbaun sekamar dengan anak nonanya.

Sedangkan Kepala Desa, Isak Amnifu setelah tiba di Riumata langsung melayat ke rumah salah satu warga yang meninggal hingga larut malam.

"Jadi waktu bapak desa pulang, saya sudah tidur dengan anak nonanya di kamar. Sedangkan bapa desa yang pulang mete (melayat) tidur di kursi yang di ruang tamu sampai mereka datang gedor rumah," katanya.

Karena memang tidak ada hubungan apa-apa, kata Yetty, dirinya dengan Kepala Desa Nekbaun, Isak Amnifu kemudian mengikuti keinginan suami dan saudara-saudaranya untuk dibawa ke Polres Kupang di Baubau.

Menurut ibu tiga orang anak ini, semua keterangan sudah diberikan kepada polisi termasuk dua hasil visum. Visum pertama oleh dokter dari Rumah Sakit Bhayangkara Kupang.

Hasil visum pertama ini negatif sehingga keluarga tidak puas dan minta dilakukan visum kedua oleh dokter dari Brigif 21/Komodo.

"Visum kedua ini pun hasilnya pun negatif karena memang kami tidak melakukan apa-apa," ujar Yetty.

Akibat peristiwa ini, Yetty mempersilhkan Kepala Desa Nekbaun, Isak Amnifu untuk mengambil sikap. Apakah akan menempuh upaya hukum dengan melapor balik mereka yang melakukan rekayasa penggebrekan atau lewat hukum adat.

 

 

FOLLOW US