• Nasional

PKS Bilang Kerugian Pertamina Tak Masuk Akal

Asrul | Selasa, 00/00/0000 00:00 WIB
PKS Bilang Kerugian Pertamina Tak Masuk Akal Wakil Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di DPR RI bidang Industri dan Pembangunan, Mulyanto.

Katantt.com - Anggota Komisi VII DPR Fraksi PKS, Mulyanto menilai kerugian yang dialami oleh PT Pertamina (Persero) pada semester-I tahun ini tidak masuk akal. Semestinya Pertamina untung. Kalaupun merugi, kerugiannya bisa ditekan, tidak harus sebesar Rp11,13 triliun.

Alasannya, impor minyak mentah terbilang murah di bawah USD20 per barel dan harga BBM juga tidak turun mesti harga minyak mentah dunia turun sangat drastis.

"Ketika harga minyak dunia anjlok dibawah USD20 per barel, harga BBM Pertamina tetap.  Semestinya Pertamina untung, apalagi saya dengar mereka impor sebanyak-banyaknya untuk mengisi tangki-tangki waktu harga murah. Kira-kira jual lalu untung besarkan, logika publik pasti begitu," kata Mulyanto saat Rapat Dengar Pendapat dengan Direksi Pertamina Persero di Gedung DPR Jakarta, Senin (31/8/2020). 

Mulyanto mengatakan bahwa, kerugian yang dialami oleh Pertamina menjadi tidak masuk akal mengingat bahan baku minyak diimpor dengan harga murah. Lain halnya jika rugi tersebut dikarenakan ada persoalan di hulunya.

"Ini perlu penjelasan karena strategi beli impor pada saat harga murah itu apakah dijalankan, saya tidak tahu. Karena itu yang paling mudah adalah BPK memeriksa sedetil-detilnya memeriksa laporan keuangan itu," katanya. 

Lebih lanjut politisi PKS tersebut mengatakan, apa yang terjadi di Pertamina menjadi gambaran adanya ketidakberesan pada jajaran direksi yang menjabat saat ini. Karena itu wajar apabila masyarakat menilai kerugian itu sebagai sebuah kemunduran kinerja Pertamina.

"Kenapa reaksi masyarakat begitu keras terhadap kerugian Pertamina itu, karena masyarakat menganggap terjadinya banyak kontradiksi. Apalagi Komut (Komisaris Pertamina Basuki Tjahya Purnama) menyatakan Pertamina tidur saja sudah untung, lalu tiba-tiba rugi. Itu yang menjadi publik bersikeras, itu menjadi penyebab utama," katanya.

Keywords :

FOLLOW US