WNA China dan WNI Asal Sulawesi Jalani Pemeriksaan Intensif di Mapolres Rote Ndao

Imanuel Lodja | Senin, 05/05/2025 13:24 WIB

Penyidik Satuan Reskrim Polres Rote Ndao memeriksa intensif enam orang Warga Negara Asing (WNA) asal Cina dan lima orang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi. Enam WNA asal China dan lima WNI asal Sulawesi menjalani pemeriksaan intensif dari penyidik Satreskrim Polres Rote Ndao di Mako Polres Rote Ndao.

KATANTT.COM--Penyidik Satuan Reskrim Polres Rote Ndao memeriksa intensif enam orang Warga Negara Asing (WNA) asal Cina dan lima orang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi.

Pemeriksaan dilakukan di ruang Satreskrim Polres Rote Ndao sejak Minggu (4/5/2025) dan berlanjut pada Senin (5/5/2025). "Lima orang WNI masih kita ambil keterangan," ujar Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono saat dikonfirmasi pada Senin (5/5/2025).
 
Lima WNI asal Sulawesi Tenggara yang diperiksa dan diamankan di Polres Rote Ndao masing-masing Karno (35) ,Yosep (45), Terling (31), Sarisi (47) dan Sain (57). Kapolres juga memastikan proses hukum masih dilakukan. "Proses nya tetap berlanjut," tandasnya.
 
Selain pemeriksaan, polisi juga berkoordinasi dengan pihak Imigrasi Kupang untuk menjemput enam WNA tersebut. "Untuk smntara mereka masi diperiksa/BAP sama penyidik. Pihak Imigrasi nya sudah dihubungi untuk menjemput WNA namun sementara masih diperiksa dan diamankan oleh penyidik Polres Rote Ndao," tambah Mardiono.
 
Ke-11 orang yang terdiri dari enam orang Warga Negara Asing (WNA) asal Cina dan lima orang Warga Negara Indonesia (WNI) asal Sulawesi diamankan Polres Rote Ndao pada Minggu (4/5/2025). Salah satu dari WNA asal Cina ini merupakan seorang wanita. Sementara seluruh WNI adalah pria.
 
Mereka diamankan diatas sebuah kapal fiber warna putih tanpa identitas yang berlayar menuju pelabuhan Batutua, Kabupaten Rote Ndao.  Keberadaan kapal tanpa nama ini diketahui Bhabinkamtibmas Desa Batutua, Aipda Edy Suryadi.
 
Saat dilakukan pengecekan ternyata kapal tersebut memuat 11 orang penumpang yang terdiri dari enam orang WNA asal Cina dan lima orang WNI asal Propinsi Sulawesi Tenggara.
 
Kapal tersebut tidak bisa berlabuh di pelabuhan Batutua karena kondisi gelombang yang cukup besar dan sangat berbahaya bagi keselamatan penumpang maupun kapal.
 
Atas pertimbangan keselamatan kemanusiaan, kapal tersebut dikawal ke pelabuhan rakyat Oebou, Desa Oebou, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao.
 
Dari enam orang WNA asal Cina ini hanya satu orang yang fasih berbahasa Inggris sehingga memudahkan proses pemeriksaan. Sain (57), salah satu Anak Buah Kapal (ABK) mengaku kalau pada Rabu, 30 April 2025, mereka berlayar dari Sulawesi Tenggara  menggunakan Kapal Sirisi-Pasra 007.
 
Mereka berlayar dari Sulawesi Tenggara dengan tujuan negara Australia. Pada Jumat, 2 Mei 2025, kapal tersebut tiba di Perairan Australia.  Namun, polisi perbatasan Australia-Indonesia menemukan mereka dan mengusir mereka agar tidak masuk wilayah perairan Australia.
 
Seluruh penumpang (6 WNA dan 5 WNI) ditahan kemudian dilakukan pemeriksaan oleh polisi Perbatasan Australia. Kapal Sirisi-Pasra 007 kemudian dimusnahkan dengan cara dibakar oleh polisi perbatasan perairan Australia.
 
Polisi perbatasan Australia kemudian memberikan satu kapal fiber tanpa identitas dan bendera untuk ditumpangi oleh ke-11 penumpang agar kembali ke Indonesia.
 
Kapal fiber pemberian polisi perbatasan Australia kemudian berlayar hingga tiba di pelabuhan Batutua, Kabupaten Rote Ndao pada Minggu pagi.  "Ke-11 penumpang ini menggunakan kapal fiber yang merupakan kapal pemberian polisi perbatasan Australia," ujar Kapolres Rote Ndao pada Minggu (4/5/2025) malam.
 
Selain memberikan kapal, polisi perbatasan Australia juga membekali mereka dengan makanan dan minuman serta bahan bakar minyak (BBM) yang hanya cukup  untuk tiba di wilayah laut Indonesia.
 
Saat tiba di Rote Ndao, kapal gagal berlabuh di pelabuhan Batutua karena kondisi laut yang sangat ekstrim di Pelabuhan Batutua. "Kami putuskan kapal diarahkan untuk berlabuh di pelabuhan Oebou setelah dilakukan pengisian BBM  untuk tiba di pelabuhan Oebou," tambahnya. 
 
Begitu tiba di pelabuhan Oebou, Kecamatan Rote Barat Daya, 11 orang penumpang langsung dievakuasi  ke Polres Rote Ndao. "Kita juga amankan kapal yang merupakan barang bukti saat proses penyidikan nanti," tandas Mardiono.
 
Sejak Minggu malam, ke-11 penumpang  berada di Mapolres Rote Ndao untuk dilakukan pemeriksaan secara intensif oleh penyidik Satuan Reskrim Polres Rote Ndao.
 
"Dari enam orang WNA Cina, terdapat salah satu yang bisa berbahasa inggris sehingga menjadi translator bagi personel kami saat melakukan pengumpulan bahan dan keteramgan. Untuk lima orang WNI,  semuanya bisa berbahasa indonesia," ujar Mardiono.
 
Enam WNA asal China:
 
1. You Zhang
2. Shangeo Li
3. Yu Zhang
4. Jun Li 
5. Yan Ma (Wanita)
6. Yu Si Fu
TAGS : Polres Rote Ndao WNA China Australia