• Nusa Tenggara Timur

Buntut Tingginya Lakalantas Selama 2023, Kapolda NTT Evaluasi Peredaran Miras

Imanuel Lodja | Selasa, 02/01/2024 07:12 WIB
Buntut Tingginya Lakalantas Selama 2023, Kapolda NTT Evaluasi Peredaran Miras Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.

KATANTT.COM--Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang disebabkan faktor pengendara yang mengkonsumsi minuman keras (Miras) saat berkendara di wilayah NTT menjadi perhatian Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.

Saat bertemu wartawan di Polda NTT, Minggu (31/12/2023), jenderal bintang dua ini mengatakan kalau ia akan mengevaluasi peredaran miras di NTT. "Saya akan evaluasi berapa banyak miras yang masuk ke wilayah NTT, dari mana saja dan hal lainnya," ujar Kapolda NTT, Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga.

Persoalan miras ini akan dibawa dalam rapat bersama Forkopimda NTT dan pihak terkait lainnya.

Kapolda NTT Irjen Pol Daniel Tahi Monang Silitonga juga akan mengkoordinasikan terkait dengan kondisi jalan yang ekstrim di wilayah NTT sebagai salah satu penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas.

Orang nomor satu di jajaran Polda NTT ini menyatakan hal tersebut setelah mendengarkan paparan dan penjelasan dari Wadir Lantas Polda NTT, AKBP Yosep Krisbianto mengenai angka kecelakaan lalu lintas di wilayah NTT.

Wadir Lantas Polda NTT menyebutkan kalau angka kecelakaan lalu lintas di wilayah hukum Polda NTT di tahun 2023 mengalami kenaikan 114 kejadian atau naik 9 persen.

Penyebab tingginya angka kecelakaan lalu lintas ini karena faktor manusia, alam dan jalan.
"Kebanyakan kecelakaan lalu lintas di wilayah Polda NTT terbanyak karena faktor manusia karena pengendara dipengaruhi miras dan mengabaikan faktor kecepatan," jelas mantan Kapolres Belu ini.

Selain itu, jalan di wilayah NTT sangat berliku sehingga membutuhkan konsentrasi yang hati-hati dari pengendara.

Walau angka kecelakaan lalu lintas tinggi, mantan Kasat Lantas Polres Sumba Barat ini menyebutkan kalau korban meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas menurun.

Jumlah kecelakaan lalu lintas pada tahun 2022 sebanyak 1.293 kejadian dan naik 114 kejadian pada tahun 2023 atau sebanyak 1.407 kejadian. "trend naik 114 kejadian atau sebesar 9 persen," tambahnya.

Untuk korban meninggal dunia mengalami penurunan. Pada tahun 2022 ada 397 orang meninggal dunia karena kecelakaan lalu lintas dan turun menjadi 382 orang pada tahun 2023 atau turun 4 persen.

Korban luka berat pada tahun 2022 sebanyak 471 kejadian dan naik pada tahun 2023 menjadi 623 kejadian atau ada tambahan 152 kejadian atau naik 32 persen.

Sedangkan korban luka ringan pada tahun 2022 sebanyak 1.462 kejadian dan 1.624 kejadian pada tahun 2023 atau naik 162 kejadian atau sebesar 11 persen.

Untuk pelanggaran lalu lintas di tahun 2022 ada 8.577 kendaraan yang ditilang dan meningkat tajam pada tahun 2023 atau sebanyak 11.188 dengan trend kenaikan 2.611 pelanggaran atau naik 30 persen.

Kendaraan yang ditilang pada tahun 2022 sebanyak 15.867 dan pada tahun 2023 sebanyak 17.850 teguran, naik sebanyak 1.983 teguran atau naik 12 persen untuk kendaraan yang tidak ditilang dan hanya ditegur.

Dalam kurun waktu tahun 2023, ada 14 operasi kepolisian yang digelar terdiri dari 4 operasi terpusat, 3 operasi terpusat kewilayahan dan 7 operasi kewilayahan.

Empat operasi terpusat yakni operasi Ketupat Turangga, Asean Summit Turangga, operasi Mantap Brata Turangga dan operasi Lilin Turangga 2023.

Tiga operasi terpusat kewilayahan tahun 2023 yakni operasi keselamatan Turangga, Operasi Patuh Turangga dan Operasi Zebra Turangga 2023.

Sedangkan tujuh operasi kewilayahan tahun 2023 yakni operasi Semana Santa Turangga, operasi Illegal Fishing Turangga, Operasi Bina Kusuma Turangga, operasi Bina Waspada Turangga, operasi Bina Karuna Turangga, operasi Komodo 2 Turangga dan operasi Pekat Turangga tahun 2023.

Selama pelaksanaan operasi keselamatan, operasi patuh, operasi ketupat dan operasi zebra Turangga tahun 2023 ada 49 kecelakaan lalu lintas, naik 44 persen dibandingkan tahun 2022 yang hanya sebanyak 34 kejadian.

Jumlah korban meninggal selama pelaksanaan operasi keselamatan juga naik. Pada tahun 2022 sebanyak 9 orang korban meninggal dunia dan pada tahun 2023 naik menjadi 19 orang korban atau naik 111 persen.

Jumlah korban luka berat pada tahun 2022 sebanyak 5 orang dan pada tahun 2023 sebanyak 24 orang atau naik 19 kejadian atau 380 persen.

Korban luka ringan pada tahun 2022 sebanyak 66 orang dan naik 4 persen pada tahun 2023 atau sebanyak 58 orang.

Mabes Polri dan Polda NTT beserta jajarannya juga menyelenggarakan operasi kepolisian terpusat dengan sandi wilayah “Mantap Brata Turangga 2023-2024” yang didukung oleh TNI.

Termasuk instansi terkait dan mitra Kamtibmas lainnya dalam rangka pengamanan tahapan Pemilu 2024 selama 222 hari meliputi tahap pendaftaran, kampanye, masa tenang, pemungutan suara dan penghitungan suara, penetapan hasil pemilu, pengucapan sumpah janji/pelantikan anggota DPR, DPD dan DPRD serta pelantikan Presiden dan Wakil Presiden.

Operasi ini mengedepankan kegiatan preemtif dan preventif yang didukung kegiatan intelijen dan kegiatan penegakan hukum.

dalam kaitan dengan ini, ada 26.278 personel yang terlibat terdiri dari Polri sebanyak 7.010 personel yakni Polda NTT 824 personel, Polres jajaran 6.186 personel, anggota TNI 600 personel dan Linmas 18.668 personel.

Di NTT sendiri ada 4.008.475 orang pemilih terdiri dari laki-laki sebanyak 1.971.831 orang dan perempuan 2.036.644 orang.

FOLLOW US