• Nusa Tenggara Timur

Pengakuan Tulus Ipda Yunus Laba, Gugur Ikut Tes Pendidikan Perwira Tertolong Kapolda NTT

Imanuel Lodja | Jum'at, 13/10/2023 05:29 WIB
 Pengakuan Tulus Ipda Yunus Laba, Gugur Ikut Tes Pendidikan Perwira Tertolong Kapolda NTT Yunus Laba bersama istri dan anak-anak Panti Asuhan Generasi Pengubah

KATANTT.COM--Perjalanan karier penuh inspiratif diungkapkan Ipda Yunus Laba yang tidak pernah membayangkan akan menjadi seorang perwira Polri. Bagaimana tidak. Yunus Laba baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Inspektur Polisi (SIP) angkatan 52 tahun 2023 pada awal Oktober 2023 lalu.

Yunus Laba yang sebelumnya berdinas di Direktorat Tahti Polda NTT sudah dilantik menjadi perwira Polri setelah menyelesaikan pendidikan SIP selama tujuh bulan.

Pria kelahiran Alor 12 Januari 1984 ini beberapa kali mengikuti tes perwira Polri namun selalu gagal saat ujian psikologi. Pada tahun 2022 saat mengikuti tes SIP angkatan 51, ia kandas saat ujian psikologi. Demikian pula pada tahun 2023 juga memperoleh nilai dibawah standar yang ditentukan.
`
Pasca kandas di ujian psikologi dengan nilai 60, Yunus Laba pun memilih untuk konsentrasi mengurus 114 anak panti di panti asuhan generasi pengubah. Yunus pun bertekad untuk membangun dan mendirikan sekolah SD dan SMP di jalur 40 Kelurahan Sikumana, Kota Kupang.

Diakui kalau saat ujian psikologi saat tes SIP angkatan 52 tahun 2023, ia dihadapkan pada persoalan menyelesaikan masalah antara dua orang tokoh agama yang bertikai sehingga saling melapor di Polsek Kelapa Lima.

"Saat itu pas jadwal ujian psikologi, pikiran saya terbagi karena harus menyelesaikan masalah yang dialami dua orang pendeta terkait kasus penganiayaan sehingga saya tidak konsentrasi," ujarnya saat ditemui di panti asuhan, Kamis (12/10/2023).

Yunus pun tetap mengucap syukur atas kegagalannya tersebut dan ia pun memilih memikirkan untuk membangun sekolah bagi anak panti.

"Selama ini anak-anak panti saya titipkan di beberapa sekolah dengan harapan mereka dibebaskan dari berbagai biaya dan gratis sekolah tapi saya juga malu sehingga dengan segala kekurangan yang ada, saya berpikir untuk membangun sekolah lengkap dengan asrama. Sekolah ini pun bisa membantu anak-anak di sekitar jalur 40 yang jauh dari lokasi sekolah," tandasnya.

Gugur Ujian Psikologi

Namun ia mengabarkan ke Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma atas kegagalannya ini. "Bagaimana pun dan apapun hasilnya saya tetap laporkan kepada bapak Kapolda tentang hasil yang saya peroleh," ujar ayah empat orang anak ini.

Sebelumnya pada tahun 2019 lalu, Yunus Laba yang saat itu menjabat sebagai Kaur Ren Dit Tahti Polda NTT mendapat pin emas Kapolri atas prestasi mendirikan panti asuhan generasi pengubah untuk membantu anak-anak yatim piatu dan kurang mampu di lingkungan tempat tinggalnya yang saat itu berjumlah 51 orang.

Karena gugur dalam ujian psikologi, Yunus Laba pun tidak bisa lagi mengikuti tahapan selanjutnya yakni TKM dan ujian komputerisasi.

Namun secara diam-diam, rupanya Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma memantau aktivitas kemanusiaan yang dilakukan Yunus Laba menampung dan membina ratusan anak panti secara mandiri.

Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma pun tidak menutup mata atas kerelaan anak buahnya membina masyarakat kecil dan membantu anak yatim piatu dan anak terlantar melalui wadah panti asuhan.

Pengumuman Kelulusan

Saat pengumuman kelulusan akhir peserta seleksi SIP pada awal Maret 2023 lalu, Yunus Laba diminta oleh staf Kapolda dan anggota Biro SDM Polda NTT untuk datang mengikuti pengumuman akhir.

Kali ini ada sedikit harapan dari Yunus kalau-kalau PIN Emas yang diperolehnya dihargai dan bakal dipertimbangkan oleh pimpinan Polri.

Namun hingga akhir pengumuman kelulusan, suami dari Marselina Wunda Kali yang juga Ketua Yayasan El Roi Kanaan Kupang ini juga harus menelan kekecewaan.

Dari peserta reguler hingga 13 orang peserta yang lulus karena penghargaan dan kuota khusus, namanya pun tidak tertera dan otomatis dirinya menganggap kalau belum lulus.

Yunus pun langsung kembali ke rumah dan tetap mensyukuri hasil yang ada. Namun ia diminta untuk kembali ke Polda NTT.

"Saat itu saya ikut saja dan saya kembali ke Polda NTT. di lantai III Polda NTT saya kaget karena diminta bergabung dengan puluhan rekan yang dinyatakan lulus seleksi SIP. Saya hanya bisa diam dan hanya ikut-ikut saja," kenang Yunus Laba.

Beri Kuota Khusus

Rupanya, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo melalui Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma memberikan kuota khusus bagi Yunus Laba karena dedikasi nya mengurus ratusan anak panti asuhan. "Saya yakin sekali kalau saat itu bapak Kapolda benar-benar peduli pada saya sehingga saya bisa mendapatkan kuota khusus," tandasnya.

Namun ia tidak langsung bisa senang karena pihak panitia memintanya bersabar hingga adanya keputusan tertulis dari Mabes Polri. Keputusan soal kelulusan nya baru keluar pada pukul 23.00 Wita dan ia pun hanya bisa sujud syukur.

"Saat itu saya menangis dan terharu atas perhatian dan bantuan bapak Kapolda. Siapakah saya ini orang kecil namun mendapat perhatian dari bapak Kapolda NTT," ujar Yunus Laba.

Ia berusaha menjumpai Kapolda NTT, Irjen Pol Johni Asadoma sekedar menyampaikan terima kasih atas perhatian Kapolda NTT Irjen Pol Johni Asadoma dan jajaran Biro SDM sehingga masuk menjadi peserta pendidikan SIP angkatan 52 tahun 2023 dan menjadi komunitas Rahesa Aditya Diandra (polisi yang berbelas kasihan dan bijaksana).

Saat berangkat ke lembaga pendidikan, ia mengaku hanya membawa uang Rp 2,8 juta. Namun lagi-lagi ia bersyukur karena saat di lembaga pendidikan, ia menjadi pemimpin rohani bagi calon perwira yang beragama Kristen. Ia pun mendapatkan berkat yang tidak terduga dari kebaikan rekannya di lembaga pendidikan hingga menyelesaikan pendidikan hingga akhir.

"Saya hanya bisa renungkan karena saya tidak ada apa-apanya. Namun tangan Tuhan menolong saya melalui Kapolda NTT sehingga saya berkesempatan mengikuti pendidikan perwira ini dengan baik," tandasnya.

Ia juga berharap agar diberikan kesempatan tetap berada di Kupang mengurus anak panti dan mewujudkan mimpinya membangun sekolah bagi anak kurang mampu.

Menolong Sesama

Yunus Laba menyadari betul penting nya hidup saling membantu dan menolong. Masa kecilnya di Kupang yang susah menginspirasinya berbuat kebaikan bagi sesama.

Rabu (11/10/2023) malam, Yunus Laba dan keluarga menggelar doa bersama dengan anak panti, kerabat dan tetangga.
"Kami ingin mendoakan bapak Kapolda, jajaran Biro SDM dan semua pihak yang mendoakan dan mendukung kami hingga akhir pendidikan kami. Kami tidak bisa membalas kebaikan dan dukungan bapak Kapolda dan jajaran. Hanya melalui doa keluarga dan anak panti yang bisa kami lakukan," ujar Yunus Laba.

Yunus, anak dari pasangan Kornelis Beri Labba dan Bilha Labba Ullu sudah merasakan perjuangan hidup termasuk saat menyelesaikan pendidikan di SDN Sikumana 1, SMP Ki Hajar Dewantoro dan SMA negeri 6 Kupang. Ia pun pernah merasakan hidup di panti asuhan saat masih kecil.

Cara menolong sesama ditempuh dengan menampung 114 anak-anak di rumah sederhananya di Jalan HR Koroh Kilometer 8 Kelurahan Belo Kecamatan Maulafa Kota Kupang Provinsi NTT sejak tahun 2006.

Dari waktu ke waktu, anak yang diasuh makin banyak dan ia pun membentuk panti asuhan `Generasi Pengubah`. Panti asuhan yang dibangun sejak 2016 ini berada dibawah yayasan El Roi Kanaan Kupang.

Lahan yang cukup luas di sekeliling rumahnya perlahan-lahan dibangun atas bantuan berbagai pihak dan saat ini sudah menjadi panti asuhan yang menampung 114 orang anak.

Sejak awal, bintara lulusan tahun 2003 ini tidak merencanakan membangun panti asuhan. Namun saat menjalani pendidikan sebagai anggota Polri di lembaga pendidikan SPN Polda NTT, ia memang terinspirasi dengan perjuangan menjadi anggota Polri dan kesulitan hidup dimasa kecil. Ia pun memiliki tekad membantu sesama walau dengan biaya terbatas.

Yunus Laba, merupakan sosok dari keluarga yang kurang mampu. Sejak kecil ia terbiasa hidup mandiri untuk membiayai hidupnya. Untuk itu, setelah beberapa tahun menjadi anggota Polri tepatnya di tahun 2006, ia mulai menampung anak-anak terlantar dan anak kurang mampu di rumahnya. Ia pun mengaku selalu membawa dalam doa-nya.

Pada tahun 2006, Yunus menikah. Istrinya, Ny Marselina Wunda Bali menolak keberadaan belasan anak dirumah mereka karena hidup mereka pun masih serba kekurangan karena hanya mengandalkan gaji Yunus Laba sebagai anggota Polri.

Namun dalam perjalanan waktu, anak-anak panti makin banyak dan ia pun benar-benar kesulitan keuangan terutama untuk biaya makan anak-anak panti. Yunus pun bekerja sampingan diluar tugas sebagai anggota Polri yakni menjadi manager keamanan di sebuah pusat perbelanjaan.

Gaji dari pekerjaan sampingan ini bisa menopang kebutuhan dapur dan kebutuhan sekolah anak-anak panti.
Yunus dan istri pun mengelola panti asuhan ini secara swadaya. Perlahan-lahan beberapa rekannya mulai mengulurkan bantuan untuk anak-anak panti asuhan.

Berharap Ada Donatur

Saat ada donatur atau dermawan yang datang membantu, Yunus tidak malu menggambarkan kondisi panti asuhan dan kebutuhan anak-anak terutama bahan makanan dan pakaian serta kebutuhan sekolah.

Di panti asuhan tersebut, Yunus tidak sekedar menampung dan merawat anak-anak namun seluruh anak-anak wajib disekolahkan.

Ia juga giat mencari donatur sehingga anak-anak panti juga disekolahkan di sekolah favorit. Upaya ini membuahkan hasil. Beberapa anak panti bahkan mewakili provinsi NTT mengikuti olimpiade sains baik didalam maupun luar negeri.
Yunus mengaku akan merasa berdosa jika ada anak panti yang tidak bersekolah.

Dalam pengelolaan panti ini, Yunus pun selalu terbuka meminta masukan dari rekan-rekannya. Ia pun disarankan untuk mendaftarkan panti asuhannya sehingga mendapatkan legalitas dari pemerintah dan anak-anak panti pun berhak mendapatkan perhatian dari pemerintah.

Yunus pun tidak mau egois. Ia kemudian mengurus seluruh persyaratan sehingga pada tahun 2017, panti asuhannya mengantongi SK kementerian Hukum dan HAM dan mendapat ijin dari Dinas Sosial Kota Kupang.

ia mengaku dalam membina anak panti, terkadang ia kesulitan makanan dan minuman. Namun ia bersyukur karena banyak perhatian dan bantuan dari berbagai pihak baik secara perseorangan maupun perkumpulan dan lembaga.

Yunus memiliki mimpi besar bahwa panti asuhannya bisa menampung 300 anak panti, walaupun ia mengaku kesulitan bahan makanan dan pakaian serta biaya pendidikan bagi anak-anak panti.

Yunus bertekad semua anak panti bisa kuliah dan merasakan pendidikan sama seperti anak diluar panti asuhan. Dalam kesehariannya, anak-anak panti diwajibkan menjalankan ibadah dan doa sesuai waktu yang sudah ditetapkan. Sejak pukul 04.00 wita, anak panti sudah dibangunkan menjalankan ibadah dan aktivitas lain serta bersiap ke sekolah.

Wajib Berdoa

Istri-nya lah yang berperan menyiapkan sarapan pagi dan keperluan anak panti. Yunus sendiri bertugas mengantar anak panti ke sekolah. Sementara anak panti yang lain bisa berjalan kaki ke sekolah-sekolah yang tidak jauh dari panti.

Siang hari setelah pulang sekolah,anak-anak pun wajib berdoa dan usai makan siang, anak-anak panti diberi waktu istrahat. Selanjutnya pada petang hari anak panti mulai berbagi tugas dan peran. Sebagian ke kebun mencari pakan untuk ternak sapi dan babi, sebagian lagi bercocok tanam dan membersihkan halaman panti asuhan.

Malam hari dimanfaatkan Yunus dan istri nya untuk sharing dengan anak panti serta membantu mengerjakan PR dari sekolah. Yunus dan istri pun menerapkan disiplin dan aturan yang ketat bagi anak panti.

Anak panti wajib menaatinya yakni tidak boleh mengkonsumsi minuman keras, tidak boleh mencuri, tidak boleh merokok, tidak boleh berbohong dan tidak boleh pacaran. Pola ini diterapkan sehingga anak-anak panti benar-benar terbina dan mental dibentuk dengan baik.

Anak panti asuhan justru dibina menjadi anak yang harus cinta Tuhan yang memiliki moral yang baik. Yunus berharap, anak-anak panti tidak lagi hidup susah seperti saat ia menjalani masa kecilnya.

Ia memiliki target ada anak panti yang sukses dan bisa kuliah di luar negeri dan bisa kembali dan berguna bagi daerah, bangsa dan negara. Segala jalan pun dicari agar menolong anak-anak panti asuhan.

Sang istri yang awalnya menentang keberadaan anak panti pun mulai bisa menerima keadaan dan justru sang istri mendukung penuh dan bahkan turun langsung menyiapkan makan dan kebutuhan anak panti serta mengawasi PR dari sekolah sehingga anak panti menjadi anak berprestasi.

FOLLOW US