• Nusa Tenggara Timur

Dihantam Gelombang, Kapal Pencari Teripang Tenggelam di Laut Amarasi Timur

Imanuel Lodja | Rabu, 26/07/2023 07:08 WIB
Dihantam Gelombang, Kapal Pencari Teripang Tenggelam di Laut Amarasi Timur Tujuh nelayan asal Sulawesi Tenggara yang selamat saat kapal yang mereka tumpangi diterjang gelombang dan tenggelam di perairan Amarasi Selatan pada Selasa (25/7/2023).

KATANTT.COM--Kapal Simpati berkapasitas 5 JT pencari teripang tenggelam/karam di perairan laut selatan Pantai Moni, Desa Pakubaun, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, pada Selasa (25/7/2023) pagi. Tujuh orang nelayan dan anak buah kapal (ABK) yang berasal dari Sulawesi ini berhasil selamat dan ditolong warga setempat.

Kapal digulung gelombang besar sehingga kemudi patah dan kapal pun karam. Mereka yang menumpang kapal tersebut yakni Salam (45) selaku pemilik kapal yang juga warga Desa Mapila, Kecamatan Kabaena Utara, Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara. Zulihdat (40), nelayan yang juga ABK warga DesaTondasi, kecamatan Tiwora Utara, kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara.

Sahrin (38), nahkoda kapal yang juga warga Desa Lengora Pantai, Kecamatan Kabaena Tengah, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Fajrin (25), nelayan yang juga ABK warga Desa Lora, kecamatan Mataoleo, kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

Sahban (23), Pipin (23) dan Tasrun Sahrul (33), ABK yang juga nelayan, asal Desa Lengura pantai, kecamatan Kabena Tengah, kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Ketujuh nelayan dan ABK ini ditolong oleh Petrus Lodo (41) dan Nice Nubatonis (41), warga Fatufuaf, Desa Enoran, kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang.

Para korban mengaku kalau sejak Jumat (7/7/2023) mereka berlayar dari dermaga Baipapa, Desa Lengora Pantai, Kecamatan Kabaina Tengan, Kabupaten Bombana, Provinsi Serlawesi Tenggara menuju Kabupaten Rote Ndao, NTT.
Pada Senin (10/7/2023) sekitar pukul 15.00 wita, kapal Simpati bersandar di Dermaga Papela, Desa Londalusi, Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao.

Lima hari kemudian atau pada Sabtu (15/7/2023) sekitar pukul 05.00 wita, kapal Simpati kembali berlayar dari dermaga Papela, Kabupaten Rote Ndao menuju Pulau Pasir. Pada Senin (17/7/2023) sekitar pukul 06.00 wita, kapal tiba di Pulau Pasir untuk mencari teripang.

Kemudian pada Sabtu (22/7/2023), sekitar pukul 22.00 wita, kapal Simpati kembali berlayar dari Pantai Pulau pasir menuju dermaga Papela, Kabupaten Rote Ndao. Namun dalam perjalanan menuju Dermaga Papela pada Senin (24/7/2023), sekitar pukul 16.00 wita, kemudi kapal mengalami masalah atau patah kemudi sehingga kapal terbawa arus ke laut selatan.

Pada Selasa (25/7/2023) sekitar pukul 05.00 wita di perairan laut selatan Pantai Noni, Desa Pakubaun, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang, kurang lebih 500 meter dari pesisir pantai, kapal diterjang gelombang yang tingginya sekitar 3 meter.

Hal ini mengakibatkan kapal tergulung dan terbawa arus gelombang sehingga kapal tenggelam. Karena kejadian tersebut, para ABK kapal dan menyelamatkan diri dengan cara berenang ke pesisir Pantai Manipon. Sebanyak 7 orang penumpang kapal berhasil menyelamatkan diri.

Sekitar pukul 08.00 wita, Petrus Lado dan Nice Nubatonis sedang menjaring ikan di pesisir Pantai Manipon.
Mereka mendengar para korban memanggil mereka, sehingga mereka mendatangi para korban. Lalu kedua warga ini menyelamatkan para korban kapal tenggelam ke daratan dan selanjutnya menghubungi pihak kepolisian Polsek Amarasi.

Polisi langsung mendatangi lokasi kejadian dan mengamankan korban. Dari hasil Interogasi, para korban kapal tenggelam ini mengaku berasal dari Provinsi Sulawesi Tenggara. "Penyebab tenggelamnya kapal Simpati pencari teripang karena kemudi kapal yang patah, angin kencang dan gelombang yang tinggi," ujar Kapolres Kupang, AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata, SIK, MH, saat dikonfirmasi Selasa (25/7/2023) malam.

Akibat kejadian tersebut, para korban mengalami kerugian material. "Diperkirakan kerugian yang dialami kurang lebih sekitar Rp 500 juta," tandas Kapolres Kupang, AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata.

FOLLOW US