• Nusa Tenggara Timur

Buka Konsultasi Publik RPB, Sekda Kota Kupang Ingatkan Ancaman Bencana Akibat Perubahan Iklim

Semy Andy Pah | Jum'at, 12/05/2023 06:51 WIB
Buka Konsultasi Publik RPB, Sekda Kota Kupang Ingatkan Ancaman Bencana Akibat Perubahan Iklim Sekda Kota Kupang, Fahrensy Funay saat membuka Konsultasi Publik rancangan awal RPB Kota Kupang yang diselenggarakan BPBD Kota Kupang di Swiss Bellcourt Hotel Kupang, Rabu (10/5/2023).

KATANTT.COM--Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang, melaksanakan Konsultasi Publik rancangan awal Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Kota Kupang. Konsultasi Publik RPB ini diprakarsai bersama Siap Siaga yang merupakan kemitraan Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia untuk kesiapsiagaan bencana.

Acara ini dibuka Sekretaris Daerah Kota Kupang, Fahrensy Priestley Funay, SE, MSi, dan dihadiri Koordinator Program Siap Siaga NTT, Silvia Fanggidae, Direktur Pengembang Strategi BNPB yang mengikuti secara daring, Ketua Forum PRB API Kota Kupang, Sylvester Ndaparoka, unsur Forkopimda, Staf Ahli Wali Kota Kupang, Perwakilan BPBD Provinsi NTT, Perwakilan Basarnas NTT, Perwakilan BMKG NTT, Perwakilan PMI Kota Kupang, Perwakilan Lembaga Usaha, Akademisi serta para Pimpinan Perangkat Daerah Kota Kupang terkait di di Swiss Bellcourt Hotel Kupang, Rabu (10/5/2023).

Sekda Kota Kupang, Fahrensy Funay menyampaikan apresiasi pada kegiatan ini dan mengucapkan terima kasih kepada Siap Siaga yang telah memfasilitasi agar pertemuan awal perencanaan ini dapat terselenggara dengan baik.

Menurut Fahrensy Priestley Funay masalah penanggulangan bencana tidak hanya menjadi urusan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, namun melibatkan banyak lembaga yang saling berkoordinasi. Karena itu kegiatan seperti ini perlu dilakukan untuk memberikan masukan-masukan dan pendapat terkait penanggulangan bencana.

“Melalui forum ini kita diharapkan mampu mengikuti secara baik dan memberikan gagasan penting terkait penanggulangan bencana. Kita tidak boleh menganggap remeh Kota Kupang tidak rawan bencana dilihat dari segi geografis, namun seiring perubahan iklim kita perlu waspada khususnya daerah pesisir pantai serta siklon tropis yang sering terjadi setiap tahunnya,” ungkap Fahrensy.

Ditambahkannya kehadiran BPBD bersama semua stakeholder yang peduli dengan kemanusiaan mampu memberikan pelatihan-pelatihan penyelamatan dan upaya preventif dalam menghadapi bencana. Untuk itu para peserta yang mengikuti kegiatan diharapkan menyimak secara baik dan menghasilkan rancangan-rancangan yang baik agar dapat meneruskan informasi yang diperoleh kepada masyarakat.

Sementara Koordinator Program Siap Siaga NTT, Silvia Fanggidae, dalam laporan panitia menyampaikan Program Siap Siaga dibentuk untuk penguatan sistem dan strategi penanggulangan bencana yang dilatarbelakangi oleh pengetahuan dan kesadaran masyarakat.

Menurut Silvi, hal ini dilakukan melalui riset tentang pentingnya upaya preventif terhadap bencana yang dapat merusak pembangunan suatu daerah yang dibangun dengan biaya cukup tinggi. Salah satu dukungan yang diberikan oleh Program Siap Siaga adalah melakukan kajian dan perencanaan terkait pengurangan resiko bencana.

Selain itu jelas Silvi lagi, melalui kegiatan ini akan dibahas rancangan awal penanggulangan bencana karena menurutnya masalah penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan oleh salah satu instansi terkait, namun harus melibatkan banyak pihak untuk membentuk jalur koordinasi bersama antara pemerintah dan stakeholder.

"Bencana sangat berpengaruh ke berbagai sektor, sehingga kolaborasi dan koordinasi adalah salah satu kata kunci terpenting dalam penanggulangan bencana yang sukses.

Karena itu kata Silvi, rencana penanggulangan bencana ini sangat penting untuk menjadi dasar bersama dari berbagai sektor, bahkan dari berbagai pihak untuk bersama pada satu tujuan mulia penanggulangant bencana sekaligus menyepakati pembagian tugas bersama.

FOLLOW US