• Nusa Tenggara Timur

Dikira Tidur, IRT di TTS Ternyata Meninggal saat Anak Mau Menyusu

Imanuel Lodja | Selasa, 28/02/2023 08:36 WIB
 Dikira Tidur, IRT di TTS Ternyata Meninggal saat Anak Mau Menyusu Kapolsek Amanuban Barat, Iptu Jenedi Lian bersama anggota dan petugas kesehatan dari PKM UPT Batu Putih turun ke TKP guna melakukan visum jenazah luar terhadap jenazah Bernadete Derang, Senin (27/2/2023).

KATANTT.COM--Marthen Luter Betty (44), petani yang juga warga Siuflete RT 011/RW 006, Dusun C, desa Oebobo, kecamatan Batu Putih, Kabupaten Timor Tengah selatan (TTS), kaget saat menemukan istrinya, Bernadete Derang (35) sudah meninggal dunia pada Senin (27/2/2023) subuh.

Sekitar pukul 02.00 wita, Marthen terbangun mendengar tangisan anak keduanya, Jenilia Orpa Betty yang berusia satu tahun empat bulan. Saat itu sang anak menangis memanggil ibunya (korban) untuk menyusui.

Korban saat itu tidur bersama kedua anaknya Jinjer Kas Monitio Betty (10) dan si kecil Jenilia. Sedangkan Marthen Luter sedang tidur di ruang depan (ruang tamu). Marthen mendengar tangisan anak keduanya yang sedang meminta susu. Ia kemudian bangun dan masuk ke kamar tempat tidur korban dan mendapati istrinya/korban sedang tertidur pulas bersama anak pertamanya. Sedangkan anak keduanya menangis minta susu.

Marthen kemudian membangunkan korban dengan memanggil nama korban namun korban belum bangun. Marthen pun mengoyangkan kaki korban serta membangunkan korban dengan cara memiringkan tubuh korban namun korban tidak kunjung bangun. Marthen langsung mengendong anaknya yang kedua dan membangunkan anaknya yang pertama.

Ia menyuruh anaknya yang pertama memberitahukan kejadian tersebut kepada tetangganya, Seprianus Betty dan Bernadus Betty. Juga memberitahukan kejadian tersebut ke ketua RT. Setelah dicek, korban sudah meninggal dunia. Marthen melaporkan kejadian ini kepada pihak Polsek Amanuban Barat.

Suami korban juga sempat menelepon keluarga kandung istrinya di Flores. Marthen menelepon Mia Laba, adik istrinya dan ibu mertuanya Katerina Dateng. Namun kerabat korban di Flores tidak terima atas kematian korban.

Kapolsek Amanuban Barat, Iptu Jenedi Lian SH saat dikonfirmasi selasa (28/2/2023) mengaku kalau ia bersama anggota Polsek langsung ke TKP dan kemudian menghubungi petugas kesehatan dari PKM UPT Batu putih untuk melakukan visum jenazah luar.

Kepala UPT PKM Batu putih Belandina A. Nggadas, SST, MKes, bersama dokter Mercy V Langko bersama tenaga kesehatan PKM Batu Putih melakukan visum/pemeriksaan jenazah luar.

Mulut korban mengeluarkan cairan air liur dan jenazah telah kaku dan bagian punggung korban telah mengalami lebam mayat. "Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Korban diperkirakan telah meninggal di atas 8 jam, dan meninggal wajar," ujar Kapolsek Amanuban Barat, Iptu Jenedi Lian.

Dokter bersama tenaga kesehatan UPT PKM batu Putih dan Kapolsek Amanuban Barat menjelaskan kepada keluarga korban hasil pemeriksaan jenazah luar. Dijelaskan bahwa dari hasil pemeriksaan jenazah luar telah ditemukan bahwa korban meninggal dunia dengan wajar.

Namun apabila pihak keluarga masih tidak percaya, keluarga korban disarankan untuk melakukan otopsi mayat. Saat itu dokter menginformasikan bahwa proses outopsi merupakan proses yang rumit dan hal tersebut dikembalikan ke keluarga untuk menentukan.

Pihak keluarga di Siuflete menerima kematian korban namun masih menunggu perwakilan keluarga kandung korban dari Kupang untuk memutuskan apakah menerima kematian korban atau menempuh proses outopsi. Untuk sementara korban masih disemayamkan di rumah duka dan menunggu perwakilan keluarga kandung korban datang dari Kupang.

FOLLOW US