• Nusa Tenggara Timur

Bahagia Anak Panti Asuhan di Kupang Dapat Beasiswa Ikatan Dinas dari Perguruan Tinggi

Imanuel Lodja | Jum'at, 09/09/2022 05:49 WIB
Bahagia Anak Panti Asuhan di Kupang Dapat Beasiswa Ikatan Dinas dari Perguruan Tinggi Ipda Yunus Labba selaku penanggungjawab Panti Asuhan Generasi Pengubah bersama ana-anak binaannya di panti asuhan yang terletak di Jalan HR Koroh Kilometer 8, Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.

KATANTT.COM--Tidak banyak anak panti asuhan di NTT yang bisa berkesempatan diterima kuliah di sejumlah kampus ikatan dinas dan mendapatkan beasiswa selama kuliah.

Enam anak panti asuhan Generasi Pengubah Kota Kupang berbangga karena diterima di tiga lembaga pendidikan tinggi dan mendapatkan beasiswa.

Dua anak panti asuhan ini diterima menjadi mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) Jakarta, dua-nya lagi di Politeknik Kelautan dan Perikanan serta dua lainnya di Sekolah Teologia Oekumene Jakarta. Semuanya mendapatkan beasiswa selama masa pendidikan.

Elviana Inda Mesango diterima di jurusan keperawatan UPH. Rekannya Yakomina Ullu juga di kampus yang sama namun pada jurusan pendidikan. Yusmiyati Lende dan Asriyanti Labba mendapat beasiswa dari Politeknik Kelautan dan Perikanan.

Yunus Labba selaku penanggungjawab panti asuhan Generasi Pengubah ini mengaku kalau ia gigih mencari peluang pendidikan bagi ratusan anak panti asuhan yang diasuhnya.

Di panti asuhan yang terletak di Jalan HR Koroh Kilometer 8, Kelurahan Belo, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang ini, Yunus Labba menampung 116 anak panti asuhan. Anak panti asuhan berusia mulai dari tiga tahun hingga dewasa.

Rata-rata anak panti asuhan berasal dari latar belakang keluarga tidak mampu, yatim piatu, anak terlantar, anak yatim dan anak piatu yang berasal dari Rote Ndao, Sumba, Alor dan Timor.

Bahkan ada 9 orang anak panti asuhan asal Kabupaten Alor yang merupakan korban badai Seroja yang kehilangan orang tua dam tempat tinggal karena hilang dihantam badai Seroja. Seluruh anak panti asuhan Generasi Pengubah wajib mendapatkan pendidikan formal.

Anak usia sekolah dasar disekolahkan di SD Belo, sementara anak panti usia SMP dan SMA disekolahkan di SMP dan SMA Generasi Unggul yang letaknya tidak jauh dari panti asuhan. Pendidikan karakter dan budi pekerti ditanamkan secara ketat di panti asuhan ini.

Yunus Labba yang juga anggota Polri dan bertugas di Direktorat Tahti Polda NTT langsung memberi contoh bagi anak panti asuhan. Setiap pagi Yunus Labba dan istri sudah bangun sekitar pukul 04.00 wita. Anak-anak panti pun menyesuaikan dan mereka mengawali hari baru dengan ibadah dan doa.

Selanjutnya anak-anak panti mulai beraktivitas mempersiapkan makan pagi dan perlengkapan sekolah. Yunus dan istri membekali seluruh anak panti yang ke sekolah dengan kotak makanan dan botol minuman karena anak SMP dan SMA Generasi Unggul menjalani pendidikan hingga sore hari.

Yunus Labba yang pernah menjadi chief security di Lippo Kupang berusaha mencari berbagai informasi soal beasiswa untuk perguruan tinggi. Saat itulah ia mendapatkan beberapa link pendaftaran kuliah dengan beasiswa.

Yunus kemudian mendaftarkan 6 anak panti asuhan yang saat itu duduk di bangku kelas III SMA. "Saya carikan sponsor dan saya bersyukur 6 anak panti asuhan tembus dan diterima di sejumlah perguruan tinggi. Semua anak panti ini merupakan keluarga tidak mampu," ujar Yunus saat ditemui di panti asuhannnya, Kamis (8/9/2022).

Anak-anak panti asuhan pun lulus murni karena tes masuk dilakukan secara online. Ia juga bersyukur karena anak-anak asuhannya mendapatkan beasiswa pendidikan dan biaya pemondokan karena selama masa pendidikan ditampung di asrama. "Saya hanya bayar biaya tes kesehatan dan biaya kontrak dengan pihak kampus," ujarnya.

Saat diterima, pihak kampus dan mahasiswa meneken kontrak yang menyatakan bahwa mahasiswa wajib menyelesaikan kuliah hingga akhir dan tidak diperkenankan mundur selama masa perkuliahan.

"Jadi mereka tanda tangan kontrak untuk tidak mundur dari pendidikan selama masa waktu yang ditentukan. Mereka pun nanti langsung siap kerja setelah selesai kuliah," ujarnya.

Yunus pun terus mencari sponsor dan beasiswa guna membiayai ratusan anak panti asuhan. "Dengan berbagai kekurangan yang ada, saya tetap bertekad anak-anak panti asuhan harus sekolah, makanya saya rajin cari sekolah dan perguruan tinggi yang bisa memberikan beasiswa," ujarnya.

Agar anak panti mendapatkan beasiswa, Yunus Labba pun memotivasi anak-anak panti asuhan agar tekun belajar dan harus berprestasi. "Rata-rata anak pant asuhan di sini masuk 10 besar di kelas mereka," tandas Yunus Labba.

Ia juga mengakui kalau anak-anak panti asuhan yang lolos di lembaga pendidkan tinggi dan mendapatkan beasiswa adalah anak berprestasi dan memiliki semangat untuk maju dan mandiri.

Yunus pun masih memikirkan peluang berikut bagi sejumlah anak panti asuhan yang saat ini menjalani masa Praktek Kerja Lapangan (PKL) agar juga mendapatkan beasiswa perguruan tinggi.

Elviana Inda Mesango yang saat ini tercatat sebagai mahasiswa UPH Jakarta juga bersyukur dengan kesempatan ini.
"Kami tidak menyangka bisa tembus di UPH dan dapat beasiswa," ujar Elviana yang sudah tinggal di panti asuhan tersebut karena berasal dari keluarga tidak mampu.

Ia bertekad memanfaatkan kesempatan tersebut sebaik mungkin dengan belajar dan berprestasi sehingga menjadi contoh bagi anak panti asuhan yang lain

FOLLOW US