• Nusa Tenggara Timur

Computer Vison Syndrome: Akankah Pandemi Menyebabkan Masalah Mata?

Imanuel Lodja | Jum'at, 25/03/2022 09:38 WIB
Computer Vison Syndrome: Akankah Pandemi Menyebabkan Masalah Mata? dr. Ervan Suryanti Umbu Lapu

Oleh : dr. Ervan Suryanti Umbu Lapu (RSUD Umbu Rara Meha Waingapu)

Selama 2 tahun terakhir, sebagian besar waktu dihabiskan di depan layar digital seperti komputer, ponsel, dan tablet karena banyaknya kegiatan yang dilakukan secara online akibat dampak pandemik Covid-19. Baik kegiatan kantor, sekolah, perkuliahan, seminar online maupun mengakses media sosial semua dilakukan dengan menggunakan perangkat digital yang dapat menghabiskan waktu berjam-jam.

Orang-orang yang menghabiskan waktu dua jam atau lebih dan terus menerus di depan komputer atau perangkat digital setiap hari, akan membuat beban pada penglihatan yang akan sangat beresiko mengalami gangguan kesehatan pada mata.

Secara global prevalensi Computer Vision Syndrome sekitar 60 juta orang dan jumlah kasusnya meningkat setiap tahunnya. 70% dari orang yang menggunakan komputer mengalami keluhan terhadap penglihatan dan 90% anak di USA dalam aktivitas pembelajaran mekakai komputer di rumah dan di sekolah dengan frekuensi yang berlebihan.

Karena pandemi Covid 19 penggunaan perangkat digitalpun meningkat dengan pesat. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Niveditha & Dheepak (2020) yang bertujuan untuk menilai prevalensi, faktor risiko dan gejala sindrom penglihatan digital selama lockdown Covid-19 menunjukkan hasil bahwa waktu atau jam yang dihabiskan tentang penggunaan layar digital oleh responden meningkat secara signifikan serta keluhan yang dilaporkan adalah rasa tidak nyaman di kepala, disertai ketegangan mata dan mata terasa kering.

Sekumpulan gejala pada mata yang disebabkan oleh penggunaan komputer/layar digital dalam waktu yang lama disebut Computer Vision Sydrome. Patofisiologi tanda dan gejala computer vision syndrome termasuk akomodasi, permukaan okuler dan otot ekstraokuler.

Keluhan CVS yang tinbul dari masalah akomodasi antara lain penglihatan kabur teritama pada penglihatan dekat dan ganda. Keluhan yang muncul dari area kedua (permukaan ocular) meliputi kekeringan pada mata yang dapat menyebabkan sensasi terbakar atau pedas dan pengeluaran air mata yang berlebihan.

Sedangkan keluhan yang berasal dari area ketiga (otot ekstraokular) adalah nyeri kepala, nyeri leher dan bahu. Beberapa orang hanya mengalami gejala tersebut untuk sementara waktu, san akan menghilang ketika menghentikan pekerjaannya dengan komputer. Namun, Sebagian orang merasakan keluhan yang menetap. Jika gejala ini dibiarkan, maka gejalanya akan terus berulang dan mungkin semakin memburuk dengan penggunaan layar digital di masa mendatang.

Keluhan-keluhan tersebut mungkin bisa disebabkan karena pencayaan yang buruk, silau pada layar digital, jarak pandang yang tidak tepat, postur duduk yang buruk serta masalah penglihatan seperti rabun dekat, rabun jauh yang tidak dikoreksi.

Kombinasi dari berbagai penyebab diatas, ditambah dengan frekuensi menggunakan/menatap layar digital yang lebih lama semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan gejala visual saat menggunakan komputer atau perangkat digital.

Ramzan dalam studinya mengamati bahwa mayoritas pengguna perangkat digital mengalami keluhan diatas karena penggunaan komputer dalam waktu yang lama. Computer Vision Syndrome merupakan penyakit tidak menular yang meningkat serta memiliki kapasitas sebagai ancaman Kesehatan masyarakat jika tidak ada perhatian serius.

Pencegahan paling tepat adalah preventif dan kuratif. Maka dari itu, beberapa hal yang direkomendasikan agar diaplikasikan untuk menurunkan permasalahan tersebut, yaitu :

• Pencahayaan ruangan harus ditingkatkan, karena cahaya layar yang lebih terang daripada cahaya di sekitarnya menyebabkan kelelahan mata.

• Posisi layar computer diatur dengan menghindari silau dan menurunkan refleksi dari jendela atau lampu. Posisi mata terhadap layar disaranlan sedikit mengarah ke bawah, yang paling ideal dengan posisi 10-15 cm di bawah tatapan lurus. Posisi yang lebih rendah ini akan mengurangi paparan mata dengan udara dan mengurangi penguapan air mata.

• Jarak antara mata dan layar sebaiknya abtara 50-63 cm, hamper setara dengan Panjang lengan tangan orang dewasa. Dan dianjurkan pula untuk memperbesar tulisan.

• Istirahatkan mata saat menggunakan komputer atau layar digital dalam waktu yang lama. Mata diistirahatkan dengan aturan 20-20-20. Maksudnya adalah mengistirahatkan mata secara teratur setiap 20 menit dengan melihat sejauh 20 kaki (6 meter) selama 20 detik agar mata memiliki kesempatan untuk memfokuskan Kembali. Atau paling sedikit istirahatkan mata selama 15 menit setelah 2 jam penggunaan komputer sesuai dengan yang dianjurkan American Optometric Assotiation.

• Tingkatkan frekuensi kedipan mata, karena dapat membantu melembabkan mata dan mencegah mata kering dan iritasi.

• Gunakanlah kacamata dengan filter, serta gunakan coating blue-violet light pada layar computer untuk mengurangi pantulan cahaya dari layar komputer.

Penglihatan yang kurang baik membuat performa seseorang menjadi buruk yang berakibat pada penurunan produktivitas. Sehingga setiap pengguna perangkat digital harus lebih bijak dalam menggunakan fasilitas digital yang ada dan menerapkan bebeerapa hal yang telah disampaikan di atas. Sehingga dapat mengurangi kejadian Computer Vision Syndrome dan tetap dapat melalukan setiap aktivitasnya dengan baik.

 

FOLLOW US